DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Etika Global dan Etika Profetik Perlu Segera Membumi di Negeri Ini

image
Buku Etika Global dan Nilai-Nilai Humanistik Etika Islam.

ORBITINDONESIA.COM - Etika Global dan Nilai-nilai Humanistik Etika Islam, sangat bagus dipapar Dr. H Sholihan M.Ag. dengan Pengantar Prof. Dr. Habib Chirzin, yang diterbitkan oleh RaSAIl, Media Group, tahun 2023.

Buku setebal 148 halaman ini memuat Etika Global dan Masa Depan Umat Manusia.

Dalam bab berikutnya (bab 3) Kontribusi Nilai-nilai Humanistik Etika Islam dan (bab 4) memapar kontribusi nilai-nilai humanistik etika Islam terhadap etika global.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: SEA Games 2023: Gagal Bawa Kamboja ke Semifinal, Keisuke Honda Mundur

Buku yang ditulis dan disusun oleh dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang ini relevan dengan gairah membangun semangat kebangkitan kesadaran serta pemahaman spiritual.

Ini digagas GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) bersama Posko Negarawan, yang telah melahirkan Forum Negarawan untuk semakin melaju membangun peradaban dunia, agar lebih baik dan lebih beradab.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Ini sesuai dengan gagasan para pemuka dan tokoh nasional Sri Susuhunan Paku Buwono XII, Gus Dur, Prof. Dr. Habib Chirzin dan Sri Eko Sriyanto Galgendu serta tokoh nasional lainnya.

Sholihan mengungkap latar belakang dan proses kemunculan Etika Global yang dideklarasikan pada 1993 pada Konferensi Parlemen Agama-agama sedunia di Chicago, yang bertepatan dengan momentum satu abad Parlemen Agama-agama Dunia yang berdiri pada 1883 di tempat yang sama.

Baca Juga: Monash University Bikin MoU dengan Pemprov Jawa Barat Terkait Revitalisasi Sungai Citarum

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Momentum ini, kata Habib Chirzin menandai awal dari konferensi dialog antar agama-agama di dunia.

Dan sebelum Deklarasi Etika Global ini telah dilakukan serangkaian konsultasi, diantaranya di New Delhi, India (1993), di Balgore, India dan di Chicago (September 1993) dengan peserta sekitar 6.000 orang dari berbagai negara dan bangsa di dunia.

Prof. Hans Kung yang mengemukakan Deklarasi Menuju Etika Global yang kemudian diadopsi oleh Parlemen Agama-agama Sedunia.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Selaras dengan ide dan gagasan Etika Global ini, Habib Chirzin sebagai aktivis kaliber dunia pun ikut menulis tentang "Parlemen Agama-agama Sedunia dan Etika Global."

Baca Juga: Bioskop Trans TV Colossal Ketika Anne Hathaway Punya Ikatan Batin dan Mistis dengan Raksasa di Korea

Mengacu pemikiran Nurcholish Majid yang tertuang dalam makalah kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, tentang"Beberapa Renungan Tentang Kehidupan Keagamaan Untuk Generasi Mendatang" ia menawarkan suatu model kehidupan keagamaan yang masuk dalam wacana modernisme.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Indikator dari sejumlah isu yang mengemuka dalam gagasan pemikiran Nurcholish Majid itu, meliputi pluralisme, toleransi, deabsolutisme kebenaran dari suatu teks dan dekonstruksi pemahaman keagamaan.

Sebagai gerakan kultural-intelektual -- posmodernisme -- memang sudah muncul pada 1960 hingga semakin populer dalam dunia seni lukis Indonesia pada 1980-an.

Dalam pemikiran tokoh Islam, istilah posmodernisme banyak diekspresikan oleh Muhammad Arkoun dan Hassan Hanafi. Dalam versi Alwi Shihab, modernisme tampil dalam sejarah sebagai kekuatan progresif yang menjanjikan pembebasan manusia dari belenggu keterbelakangan dan irrasionalitas.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: The Outpost, Film Perang Amerika yang serang Afghanistan dengan Dalih Bertahan dari Pemberontak

Posmodernisme sedemikian cepat merambah semua bidang kehidupan, termasuk bidang keagamaan.

Dan sesuai dengan watak epistemologis posmodernisme yang ingin merangkul berbagai macam narasi yang ada, agama-agama dalam perspektif postmodern dicoba diangkat -- baik sebagai kecenderungan dari sejarah kontemporer maupun sebagai bagian dari legitimasi epistemologis dalam upaya mencari kebenaran.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Sebagai kecenderungan sejarah, postmodernisme telah menunjukkan adanya berbagai krisis yang ditimbulkan oleh gerakan modernisme, karena melupakan dimensi spiritual yang terdapat pada semua agama.

Pada akhirnya, Etika Global dan Masa Depan Umat Manusia menjadi semakin relevan. Etika Global adalah prinsip-prinsip etika seperti yang dideklarasikan Parlemen Agama-agama Dunia di Chicago, AS, 28 Agustus hingga 4 September 1993.

 

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Jakarta, 8 Mei 2023

Oleh: Jacob Ereste. ***

Berita Terkait