DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Lonjakan Kasus Obesitas Meningkat di Indonesia: Tantangan Kesehatan Masyarakat

image
Ilustrasi jenis makanan yang menimbulkan obesitas sebagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

ORBITINDONESIA.COM - Obesitas telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang meningkat secara signifikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam sebuah laporan baru-baru ini, terungkap bahwa jumlah kasus obesitas di negara ini mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan, menempatkan kesehatan masyarakat pada risiko yang lebih tinggi.

Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 30% penduduk Indonesia saat ini mengalami masalah obesitas. Angka ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, ketika prevalensi obesitas hanya sekitar 20%.

Baca Juga: Al Hilal Juara Liga Saudi, Cristiano Ronaldo Masih Berpeluang Raih Trofi Pencetak Gol Terbanyak

Baca Juga: Inilah Perbedaan Threads dan Twitter yang Wajib Kamu Tahu sebelum Download Aplikasi Media Sosial yang Viral

Penyebab utama lonjakan ini antara lain perubahan pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan gaya hidup modern yang cenderung tidak sehat.

Obesitas merupakan faktor risiko serius untuk berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Masyarakat yang menghadapi masalah obesitas juga lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental seperti depresi dan rendahnya tingkat percaya diri.

Baca Juga: Kaesang Bagikan Kabar Suka Cita: Istrinya Hamil

Implikasinya terhadap sistem kesehatan juga tidak dapat diabaikan, dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan yang terkait dengan obesitas.

Salah satu faktor yang terkait dengan peningkatan dramatis ini adalah perubahan pola makan yang buruk.

Baca Juga: Sidang WIPO ke-64 di Jenewa, Menkumham Yasonna H Laoly: Indonesia Dukung Pemajuan Kekayaan Intelektual Global

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (8): Mencari Kakek di Hutan Kalimantan

Masyarakat Indonesia telah beralih ke konsumsi makanan yang tidak sehat, terutama makanan olahan yang kaya akan lemak jenuh, gula, dan garam. Kebiasaan makan cepat saji dan mengandalkan makanan siap saji juga semakin umum, menggantikan makanan tradisional yang lebih sehat.

Kurangnya aktivitas fisik juga menjadi penyebab obesitas yang signifikan. Gaya hidup modern, yang didominasi oleh teknologi dan mobilitas yang rendah, telah mengurangi kesempatan untuk bergerak dan berolahraga.

Banyak orang Indonesia menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer atau gadget, sehingga kurangnya aktivitas fisik menjadi masalah serius.

Baca Juga: Solois dan Anggota Grup Band One Direction, Niall Horan: Terima kasih Jakarta!

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum, p.A., menjelaskan pola makan menjadi salah satu faktor penyebab obesitas. Pemberian makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih, seperti kental manis saat ini banyak ditemukan di masyarakat.

Baca Juga: Viral, Seorang Ayah di Tangerang Menyimpan Jasad Bayi di Kulkas, Alasannya Bikin Menyayat Hati

“Seperti contoh pemberian pemberian kental manis pada anak akan berakibat anak menjadi gemuk dan di dalam waktu yang singkat akan terkena obesitas kemudian berbagai penyakit muncul. Kebanyakan konsumsi gula ujung-ujungnya bisa meningkatkan kadar gula darah, kolesterol yang naik, dan nantinya akan muncul penyakit metabolik,” jelas Agnes.

Baca Juga: Liga Champions Asia: Yokohama Marinos Menang Melawan Al Ain di Leg Pertama Final

Agnes menegaskan bahwa kental manis bukan merupakan susu karena proses evaporasi pada bahan susu yang membuat proteinnya berkurang dan yang tersisa hanya gula saja.

“Bahaya kental manis ini karena dari empat sendok makan kental manis itu kadar gulanya tinggi sekali bisa sampai 19 gram. Padahal kebutuhan tambahan gula sehari pada anak maksimal hanya 6 sendok teh. Anak seharusnya sudah tidak diperbolehkan makan makanan lain yang mengandung gula, ujar Agnes.

Baca Juga: Perbedaan One Piece Live Action dengan versi Manga Eiichiro Oda dan yang akan tayang di Streaming Netflix

Baca Juga: Hendrajit: Membaca Benang Merah Dalam Buku Novel Steve Berry dan Dan Brown

Salah satu langkah kunci dalam pencegahan obesitas adalah mempromosikan pola makan sehat. Makanan bergizi dan seimbang harus menjadi bagian integral dari pola makan anak-anak.

Ini berarti memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein rendah lemak, dan susu rendah lemak. Selain itu, menghindari makanan olahan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan natrium juga penting.

Orang tua dan pendidik memiliki peran yang signifikan dalam membantu anak-anak memilih makanan yang sehat dan memberikan contoh yang baik melalui pola makan mereka sendiri.

Baca Juga: Liga Inggris: Manchester City Dekati Gelar Juara

Selain itu, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan juga sangat penting. Sekolah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menyediakan makanan sehat dan fasilitas yang mendorong aktivitas fisik.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Konser Dewa 19, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi Setuju Renovasi JIS

Kebijakan yang mendukung penyediaan makanan sehat di kantin sekolah, larangan iklan makanan tidak sehat yang ditujukan pada anak-anak, dan menyediakan akses mudah ke taman dan fasilitas olahraga adalah beberapa contoh tindakan yang dapat diambil untuk mempromosikan pola hidup sehat.

Baca Juga: Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin: Globalisasi dan Perang Asimetris

Menyadari pentingnya pencegahan obesitas sejak usia dini, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan anak-anak tumbuh dengan pola makan yang sehat dan gaya hidup aktif.

Dengan melibatkan orang tua, pendidik, masyarakat, dan pemerintah, kita dapat melawan epidemi obesitas dan memberikan masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.***

Berita Terkait