DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kuliti Pembangunan Sektor Maritim Era Jokowi, Posisi Ganjar Pranowo Kian Nyambung dengan Anies Baswedan

image
Krista Riyanto, pegiat media.

 

Oleh Krista Riyanto*

ORBITINDONESIA.COM – Posisi politik Anies Baswedan sudah lama berseberagan dengan Joko Widodo akrab disapa Jokowi.

Baca Juga: Kemenhub: Bus Pariwisata Pembawa Siswa SMK yang Kecelakaan di Ciater Subang Tercatat Tak Miliki Izin Angkutan

Dengan jargon perubahan, Anies Baswedan mengambil posisi mengubah arah kebijakan dan pembangunan era pemerirntahan Jokowi bila terpilih menjadi presiden.

Posisi politik Ganjar Pranowo sekarang ini mulai terlihat berbeda dibanding awal-awal pencalonan yang hanya “mengikuti” selaras dengan Jokowi.

Posisi politik Ganjar yang mengikuti selaras lurus dengan Jokowi kurang greget dalam menarik dukungan, karena posisi demikian sudah menjadi branding bulat kubu Prabowo Subianto.

Baca Juga: Kapolda Jawa Barat: Korban Meninggal Dalam Kecelakaan Bus Pariwisata di Ciater Subang Berjumlah 11 Orang

Terkini, Ganjar Pranowo mulai mengambil sedikit posisi kritis kepada rezim Jokowi.

Dimulai dengan mengunjungi kediaman mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudiastuti di Pangandaran, Jawa Barat, Ganjar Pranowo mulai kritis kepada program pembangunan dan kebijakan sektor maritim pemerintahan Jokowi.

Ganjar Pranowo merasakan tidak ada perubahan signifikan di sektor ekonomi maritim selama 10 tahun terakhir, karena kebijakan dan programnya tidak berjalan serius.

Baca Juga: Bus Rombongan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan di Ciater, Subang, 9 Tewas Puluhan Luka-luka

"Ya gak niat pak. Mau pakai alasan apa lagi? masih land based," kata Ganjar dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu 8 November 2023.

Di situ Ganjar bercerita tentang minimnya infrastruktur yang dibangun pemerintah di sektor maritim.

"Kenapa fasilitas kesehatannya bangun Puskesmas? Kenapa bikin jalan tapi gak buat transportasi laut? Sehingga yang terjadi, waktu saya di DPR, itu temen-temen dari Maluku itu diminta ada otonomi khusus untuk wilayah kepulauan," ujarnya.

Baca Juga: Pilkada Depok 2024: Sudah Resmi, Supian Suri Jadi Calon Wali Kota yang Diusung PDI Perjuangan

Kritik Ganjar tersebut semakin meneguhkan posisi politiknya sekarang ini.

Ia tidak sekadar menjadi calon yang mengekor kepada Jokowi, namun ia ingin  menjadi “produk baru” dari proses politik nasional yang punya warna sendiri.

Ganjar menunjukkan independensinya meskipun ia dan Jokowi sama-sama dilahirkan dari rahim partai yang sama, PDI Perjuangan (PDIP).

Ia juga mulai memetakan dukungan dari kelompok sebelah yang selama ini berseberangan dengan Jokowi dan koalisinya, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat- PSI dan kekuatan lain yang pro status quo.

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah: Partai Golkar Godok Raffi Ahmad, Pengamat Teguh Yuwono Bilang Menarik

Kekuatan pendukung anti Jokowi yang selama ini digenggam sendiri oleh Anies Baswedan bukan kecil jumlahnya.

Bila Ganjar bisa menarik atau setidaknya mengambil sedikit irisan dengan kekuatan yang digenggam Anies Baswedan ini, ia bisa menambah ceruk suaranya.

Dan, strategi ini menjadi pengubah arah pertarungan dari tiga kekuatan Prabowo vs Ganjar vs Anies.

Baca Juga: Kabar Duka, Jaksa Agung Muda Pidana Umum Fadil Zumhana Meninggal

Dengan mengambil posisi sedikit kritis kepada Jokowi, Ganjar bisa mengambil irisan dari kelompok anti Jokowi.

Dan, ini akan menjadikan posisi Prabowo yang nyata-nyata pro Jokowi akan di sudut tunggal yang dikepung oleh Ganjar dan Anies.

Posisi demikian akan menguntungkan kubu Ganjar dan Anies bila salah satu di antara mereka tidak lolos ke putaran kedua Pilpres 2024.

Baca Juga: Pilkada Kota Semarang: Hevearita Gunaryanti Rahayu Diperintah Megawati Maju Bertarung

Bila posisi demikian berlanjut, siapa pun yang maju ke putaran kedua, baik Ganjar atau Anies akan saling dukung satu sama lain.

Migrasi dukungan suara akan berjalan alami baik dari kubu Ganjar maupun Anies.

Bila Ganjar yang mau ke putaran kedua, besar kemungkinan ia akan meraih dukungan dari suara Partai Nasdem, PKB, dan militan Anies Baswedan.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Didik J Rachbini: Gagasan Pasangkan Anies Baswedan dan Ahok adalah Eksperimen Berani

Suara PKS tidak bisa diharap karena mereka selama ini kurang harmonis dengan kelompok nasionalis Banteng.

Tetapi, PKS juga tidak nyaman merapat ke Prabowo, karena di sana sudah menunggu rival mereka, Partai Gelora.

Besar kemungkinan, PKS akan dengan rendah hati merapat ke Ganjar mengkuti tokoh sentral mereka, Anies Baswedan.

Baca Juga: Pilkada Depok: PKS dan Golkar Sepakat Gotong Royong Usung Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq

Situasi akan berubah jika kemudian yang maju ke putaran kedua adalah Ganjar dan Anies, sedangkan Prabowo tersingkir di putaran pertama.

Kubu Prabowo akan tercerai berai. Gerindra, Golkar, PSI, dan elemen lain sulit untuk merapat ke Ganjar mengingat mereka telah “mencuri Gibran dari kandang Banteng.

Untuk merapat ke kubu Anies, tidak semua pendukung Prabowo terutama Demokrat akan berjalan lancar.

Demokrat justru berpeluang merapat ke kubu Ganjar mengingat mereka ingin memecah kebekuan hubungan antara Megawati dan SBY.

Baca Juga: InJourney Airports Siapkan 13 Bandara untuk Embarkasi dan Debarkasi Layani Angkutan Haji 2024

Jika Demokrat merapat ke Ganjar, akan terjadi sejarah manis; cairnya kebekuan Megawati-SBY yang sudah berlansung 20-an tahun lamanya.

Sedangkan pendukung Prabowo lain, hanya PAN dan Golkar yang berpotensi merapat ke Anies karena mereka selama ini megambil posisi “ambil untung”.

PSI dan Gelora akan menjadi pihak yang sulit ke mana-mana. Mau merapat ke Anies tidak bisa karena di sana ada faktor Anies dan PKS, sedangkan merapat ke Ganjar, PSI jelas sulit karena mereka sudah mengambil posisi bermusuhan dengan PDI Perjuangan.

Baca Juga: Bagus Ahmad Rizaldi: Klub Presiden untuk Wujudkan Angan Seabad Negeri, Belajar dari Tradisi Politik di AS

Dan, bila putaran kedua Pilpres menghadirkan pertarungan kubu Ganjar vs Anies, prosesnya tidak lagi keras, karena mereka sudah sama-sama “86”. ***

*Krista Riyanto ialah pegiat media.

Berita Terkait