DECEMBER 9, 2022
Nasional

Denny JA: Banyak Keuntungan Bila Pilpres 2024 Hanya Satu Putaran, Salah Satunya Mengurangi Ketegangan Politik

image
Pilpres 2024 satu putaran. (OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Akankah Pemilu Presiden 2024 ini berakhir satu putaran saja?

Inilah pertanyaan yang paling hot, yang paling seksi akhir-akhir ini.

Hasil survei dari aneka lembaga survei menyebut, elektabilitas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming raka sudah cukup tinggi sekali. 

Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Mayoritas Publik tidak Setuju dengan Prinsip Presiden sebagai Petugas Partai

Survei terakhir LSI Denny JA, yang data lapangannya tanggal 3 sampai 11 Januari 2024 menyebut, dukungan kepada Prabowo dan Gibran menaik lagi di angka 46,6 persen.

Ini berarti, pasangan tersebut hanya butuh 4 persen lagi tambahan dukungan untuk menembus the magic number: 50 persen. Ini angka untuk menang satu putaran saja.

Berbagai lembaga survei yang kredibel lainnya juga menunjukkan elektabilitas yang mirip.

Baca Juga: Inilah Kesaksian Elza Peldi Taher tentang Perjalanan Sukses Denny JA yang Berulang Tahun ke-61, 4 Januari 2024

Pilpres akan selesai hanya satu putaran, menurut  undang-undang Dasar 45 Pasal 6A ayat 3,  hanya jika salah satu pasangan menang lebih dari 50 persen.

Ditambah lagi, dukungannya minimal lebih dari 20 persen, yang tersebar di lebih separuh provinsi. Karena sekarang ini ada 38 provinsi, harus ada di 20 provinsi yang dukungan pada satu pasangan di atas 20 persen pula.

Mungkinkah Prabowo-Gibran mencapai posisi itu, untuk menang satu putaran saja?

Baca Juga: Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA Dipajang di Hotel Mahakam 24 Jakarta

Yang pertama kita ingat adalah catatan sejarah mengenai pemilu presiden di tahun 2009.

Ini datanya. Di tahun 2009 juga bertarung tiga pasang capres dan cawapres.

Ada Megawati dan Prabowo, SBY dan Budiono, serta Jusuf Kalla dan Wiranto.

Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Debat Ketiga tidak Berpengaruh Signifikan kepada Elektabilitas Calon Presiden

Waktu itu, SBY-Budiono, yang juga nomor urut dua,  menang satu putaran saja.

Saya tahu persis lekak-lekuk tentang ini karena saya sendiri yang memimpin kampanye Gerakan Sosial Pilpres Satu Putaran Saja. Jejak digitalnya bisa ditelusuri.

Waktu itu, saya kobarkan kampanye gerakan itu, membuat iklan di TV, di radio, di koran. Saya mainkan pula aneka diskusi mengapa kita perlu Pilpres selesai Satu Putaran Saja.

Baca Juga: Denny JA: Serang Prabowo yang Pernah Berjasa Kepadanya dengan Data yang Salah? Anies Baswedan Blunder

Alhamdulillah, kala itu saya pun diserang dari kanan dan kiri, dari depan dan belakang. Habis-habisan saya dihujat di warung kopi, dikritik sampai stasiun TV.

Waktu itu, orang banyak tak percaya Pilpres bisa berlangsung dan selesai satu putaran saja. Kemudian terjadilah. Memang Pilpres 2009 selesai satu putaran saja  untuk kemenangan SBY-Boediono.

Saya pun diberi penghargaan oleh PWI Jakarta sebagai “Newsmaker of the Election 2009”.

Baca Juga: Denny JA Luncurkan 4 Buku Lukisan Artificial Intelligence

Itu karena gerakan Satu Putaran Saja yang saya pimpin dianggap menjadi pusat berita.

Isu itu menyedot banyak sekali perhatian. Sekaligus isu satu putaran saja menghilangkan dan menenggelamkan banyak sekali berita penting lain.

Mengapa saya berani mengampanyekan SBY menang satu putaran saja di Pilpres 2009?

Baca Juga: Denny JA: Jokowi Masih Sangat Populer dan Efek Elektoralnya Tinggi, Prabowo-Gibran Peroleh Berkahnya

Itu karena saya memegang data survei saya sendiri, LSI Denny JA.

Data menunjukkan secara konsisten. Memang SBY dan Boediono, sebulan sebelum hari pemungutan suara, elektabilitasnya konsisten di atas 50 persen.

Aman bagi saya membuat prediksi, yang digembar-gemborkan, SBY-Boediono akan menang satu putaran saja.

Baca Juga: Denny JA: Ilusi Melengserkan Jokowi, Hanya Untuk Diskusi yang Tak Bersambung dengan Realitas Politik

Memang Prabowo-Gibran saat ini elektabilitasnya belum mencapai 50 persen.

Dukungan pada mereka hanya 46,6 persen. Tapi dilihat dari trennya, pelan-pelan elektabilitas mereka menuju ke sana.

Memang jika Pilpres berlangsung selesai hanya satu putaran saja, ada tiga keuntungannya.

Baca Juga: Quotes Politik Denny JA: Menang Pilpres Harus Paham Kultur Politik Indonesia

Pertama, begitu banyak dana yang dihemat karena tak perlu lagi putaran kedua. Biaya putaran kedua itu sekitar 14 triliun rupiah.

Dana sebesar ini bisa digunakan untuk meningkat kualitas pendidikan. Dana itu juga bisa digunakan untuk lebih memberikan gizi kepada banyak keluarga yang kurang mampu.

Keuntungan kedua, jika Pilpres selesai hanya satu putaran, kita bisa menurangi ketegangan politik selama 4,5 bulan.

Baca Juga: Mahkamah Konsitusi Tolak Uji Formil Syarat Usia Calon Presiden dan Wakil Presiden Denny Indrayana Dkk

Pencoblosan suara putaran pertama tanggal 14 Februari 2024. Itulah hari terakhir ketegangan politik pemilu. Tapi jika pilpres dua putaran, hari terakhir pencoblosannya mundur 4,5 bulan lagi, ke tanggal 26 Juni 2024.

Gaduh politik akan lebih kencang lagi. Polarisasi akan semakin membelah masyarakat. Aneka berita yang panas sampai hoaks akan lebih heboh lagi.

Itu semua akan hilang jika kita berhasil membuat Pilpres selesai hanya satu putaran.

Baca Juga: Denny JA: Pasangan Capres dan Cawapres Terasosiasi Jokowi Paling Diuntungkan

Ketiga, transisi pemerintahan akan lebih matang disiapkan. Ini karena sudah lebih pasti siapa pasangan capres dan cawapres yang akan terpilih lebih awal.

Itulah tiga keuntungan jika pilpres selesai putaran saja. Tapi mungkinkah Gibran dan Prabowo di 2024 ini mengulangi kisah sukses SBY-Boediono di 2009?

Masih ada rentang waktu sebulan lagi bagi Prabowo dan Gibran untuk menambah dukungannya. Tambahan 4 persen lagi! ***

Berita Terkait