DECEMBER 9, 2022
Nasional

Sebulan Menuju Kemenangan Prabowo-Gibran Terbuka Lebar, Inilah Analisis Denny JA   

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Sebulan lalu, kemungkinan Prabowo-Gibran menang satu putaran, itu hanya harapan para pendukung pasangan itu, karena belum didukung oleh data obyektif.

Tapi kini, sebulan sebelum hari pencoblosan 14 Februari 2024, kemungkinan Prabowo-Gibran menang satu putaran mulai terbuka lebar.

Pilpres satu putaran atau dua putaran kini kemungkinannya sama kuat karena elektabilitas Prabowo-Gibran terus menaik, dan "hanya” perlu empat persen lagi untuk menembus the magic number: 50 persen.

Baca Juga: Ekspresi Data Denny JA: Debat Ketiga tidak Berpengaruh Signifikan kepada Elektabilitas Calon Presiden

Saat ini di survei awal tahun Januari 2024, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 46.6 persen. terdapat kenaikan sebesar 5.4 persen dari survei awal Desember 2023.

Jika mampu untuk mempertahankan tren kenaikan yang diperoleh sebesar empat persen, maka terbuka peluang untuk pilpres satu putaran.

Jika pilpres berlangsung dua putaran, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud terus bersaing ketat, dengan selisih di bawah margin of error, dan saat ini Ganjar-Mahfud kembali melampaui Anies-Muhaimin.

Baca Juga: Denny JA: Serang Prabowo yang Pernah Berjasa Kepadanya dengan Data yang Salah? Anies Baswedan Blunder

Demikian temuan dari hasil riset terbaru LSI Denny JA kali ini.

LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1200 responden, margin of error survei ini sebesar 2.9 persen.

Survei dilakukan pada tanggal 3-11 Januari 2024.

Baca Juga: Denny JA Luncurkan 4 Buku Lukisan Artificial Intelligence

Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.

Bagian 1: Posisi Capres-Cawapres

Hasil survei simulasi kertas suara pemilu pilpres awal Januari 2024, Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka unggul telak dengan margin diatas 21 persen. Posisi kedua adalah Ganjar Pranowo–Mahfud MD. Posisi ketiga Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar.

Baca Juga: Denny JA: Jokowi Masih Sangat Populer dan Efek Elektoralnya Tinggi, Prabowo-Gibran Peroleh Berkahnya

Prabowo–Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 46.6 persen. Posisi kedua Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sebesar 24.8 persen. Posisi ketiga Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 22.8 persen. Sebesar 5.3 persen menyatakan belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab. Adapun suara tidak sah sebesar 0.5 persen.

Dilihat secara tren, elektabilitas Prabowo–Gibran semakin menaik. Ganjar-Mahfud kembali menyalip Anies-Muhaimin.

Di survei akhir Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 43.3 persen, survei terbaru di awal Januari 2024 elektabilitasnya menjadi 46.6 persen.

Baca Juga: Denny JA: Ilusi Melengserkan Jokowi, Hanya Untuk Diskusi yang Tak Bersambung dengan Realitas Politik

Ganjar-Mahfud di Akhir Desember 2023 elektabilitasnya sebesar 22.9 persen kini di awal Januari 2024 menjadi 24.8 persen.

Anies-Muhaimin yang di akhir Desember 2023 sebesar 25.3 persen, kini di awal Januari 2024 menjadi 22.8 persen.

Terbukanya peluang Prabowo-Gibran menang satu putaran karena hanya butuh empat persen saja. Survei di awal Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 41.2 persen.

Baca Juga: Quotes Politik Denny JA: Menang Pilpres Harus Paham Kultur Politik Indonesia

Survei di akhir Desember 2023 elektabilitasnya naik menjadi 43.3 persen. Dan, survei di awal Januari 2024 elektabilitasnya sebesar 46.6 persen. Jika dilihat dari Awal Desember 2023 ke Awal Januari 2024 ada kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 5.4 persen.

Bagian 2: Sebaran Dukungan Tiga Pasang Capres-Cawapres

Prabowo-Gibran mendominasi menang di berbagai segmen pemilih. Pasangan ini hanya kalah di segmen pemilih non-muslim (Ganjar- Mahfud yang menang), kalah juga di segmen pemilih terpelajar (Anies- Muhaimin yang menang).

Baca Juga: Denny JA: Pasangan Capres dan Cawapres Terasosiasi Jokowi Paling Diuntungkan

Ada beberapa segmen pemilih lainnya yang pasangan Prabowo- Gibran juga kalah. Tapi mayoritas segmen pemilih sudah didominasi oleh Prabowo-Gibran.

Kategori ekonomi (pendapatan), Prabowo-Gibran unggul di semua segmen ekonomi:

Di segmen pendapatan di bawah Rp 2 juta/bulan, elektabilitas Prabowo–Gibran sebesar 46.7 psersen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 29.6 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 17.6 persen.

Baca Juga: Denny JA: Banyak Keuntungan Bila Pilpres 2024 Hanya Satu Putaran, Salah Satunya Mengurangi Ketegangan Politik

Di segmen pendapatan Rp 2-4 juta/bulan, elektabilitas Prabowo–Gibran sebesar 47.0 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 26.5 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 20.9 persen.

Di segmen pendapatan di atas Rp 4 juta/bulan elektabilitas Prabowo–Gibran tertinggi dengan perolehan sebesar 45.2 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin di urutan kedua dengan 28.3 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 20.4 persen.

Kategori pendidikan, Prabowo-Gibran unggul di segemen menengah dan bawah:

Baca Juga: LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo -Gibran 46,6 Persen, Pilpres Cukup Satu Putaran?

Pendidikan menengah yaitu yang berpendidikan tamat SMP dan SMA sederajat. Pendidikan bawah yaitu yang berpendidikan tidak tamat/tamat SD sederajat.

Pada pemilih dengan pendidikan atas atau tamat D3 keatas keunggulan ada di Anies-Muhaimin.

Segmen pendidikan tamat SD ke bawah elektabilitas Prabowo–Gibran sebesar 51.3 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 23.6 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 18.3 persen.

Segmen pendidikan tamat SMP sederajat elektabilitas Prabowo–Gibran sebesar 46.1 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 29.5 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 21.0 persen.

Segmen pendidikan tamat SMA sederajat elektabilitas Prabowo–Gibran sebesar 44.1 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 25.7 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 23.7 persen.

Segmen pendidikan tamat diploma (D3) ke atas, elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 37.7%. Elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 34.9 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 20.8 persen.

Kategori jenis kelamin, Prabowo-Gibran unggul di semua segmen:

Elektabilitas Prabowo–Gibran di segmen laki-laki sebesar 46.3 persen dan di segmen perempuan sebesar 46.8 persen.

Kategori pemeluk agama, Prabowo-Gibran unggul di pemeluk Islam:

Di pemeluk Islam, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 47.4 persen. Pemeluk agama non-Islam elektabilitas terbesar diraih Ganjar–Mahfud dengan elektabilitas sebesar 53.5 persen.

Data lebih detail tentang dukungan kategori agama dan jenis kelamin dapat di lihat di bahan paparan yang disertakan dalam bahan ini.

Kategori usia, Prabowo-Gibran unggul di semua segmen:

Dukungan terbesar kepada Prabowo-Gibran segmen usia di bawah 30 tahun sudah melewati 50 persen.

Di segmen usia 30 tahun ke bawah elektabilitas Prabowo–Gibran sebesar 56.3 persen. Elektabilitas Ganjar–Mahfud sebesar 21.0 persen. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 20.2 persen.

Segmen usia 30-39 tahun elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 48.4 persen. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 23.6 persen. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 21.5 persen.

Segmen usia 40-49 tahun elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 43.4 persen. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 25.8 persen. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 25.3 persen.

Segmen usia senja (di atas 50 tahun), elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 43.2 persen. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 26.8 persen. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 22.7 persen.

Kategori pemilih partai politik, Prabowo-Gibran unggul di lima partai:

Dukungan dari Gerindra (dukungan pemilih Gerindra sebesar 88.5 persen), Golkar (63.3 persen), PAN (71.6 persen), PPP (37.3 persen), Demokrat (49.1 persen).

Anies–Muhaimin unggul di tiga pemilih partai yaitu PKS (78.5 persen), PKB (45.6 persen), dan Nasdem (70.5 persen).

Ganjar–Mahfud unggul di satu pemilih partai yaitu PDIP dengan dukungan di pemilih PDIP sebesar 76.0 persen.

Bagaimana dukungan dari kategori teritori dan suku?

Lima dari enam teritori yang unggul adalah Prabowo-Gibran. Mereka unggul di Sumatra dengan elektabilitas sebesar 49.1 persen, Jawa (43.6 persen), Kalimantan (59.1 persen), Sulawesi (56.4 persen), dan Maluku-Papua (54 persen).

Ganjar-Mahfud unggul di satu teritori yaitu Bali-NTB-NTT dengan elektabilitas sebesar 47.1 persen.

Dari sisi kesukuan, Prabowo-Gibran unggul di Jawa dengan 42.3 persen, Sunda (51.6 persen), Melayu (44.4 persen), Madura (47.0 persen), Bugis (51.0 persen), Batak (62.7 persen), dan suku lainnya (51.9 persen). 

Anies-Muhaimin unggul di Betawi (68.2 persen) dan Minang (67.2 persen).

Bagaimana dari sisi media sosial?

Prabowo-Gibran unggul baik yang mempunyai media sosial maupun yang tidak mempunyai media sosial.

Di pemilih yang mempunyai media sosial, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 45.2 persen. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 24.8 persen. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 24.6 persen.

Di pemilih yang tidak mempunyai akun media sosial elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 49.2 persen. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 24.6 persen. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 19.2 persen.

Di pemilih yang menggunakan medsos, di semua saluran Prabowo-Gibran unggul. sebagai contoh di pengguna WhatsApp dan Facebook, misalnya.

Di pengguna WhatsApp, Prabowo-Gibran elektabilitasnya sebesar 44.1 persen. Ganjar-Mahfud elektabilitasnya sebesar 27 persen. Anies-Muhaimin elektabilitasnya sebesar 22.6 persen. 

Di pengguna Facebook, Prabowo-Gibran elektabilitasnya sebesar 47 persen. Anies-Muhaimin sebesar 32.8 persen. Ganjar-Mahfud sebesar 27.0 persen.

Bagian 3: Debat Tidak Banyak Berpengaruh

Masyarakat yang menonton debat sebanyak 46.9 persen (debat cawapres tanggal 22 Desember 2023). Dari yang menonton debat, sebanyak 70.5 persen menonton sebagian saja, sebesar 29.3 persen menonton secara utuh. Sehingga yang menonton debat secara utuh hanya 13.7 persen populasi.

Ketika ditanyakan apakah dengan menonton debat dapat merubah pilihan, sebanyak 74.6 persen menyatakan tidak merubah pilihan. Yang menyatakan pilihannya berubah sebesar 18.5 persen.

Jika di dilakukan crosstab data antara yang pilihannya berubah (18.5 persen) dengan yang menonton debat secara utuh (13.7 persen), berarti total yang mengubah pilihannya hanya 2.5 persen.

Pemilih yang mengubah pilihan setelah menonton debat (2.5 persen), terbagi kepada tiga kelompok. Pertama adalah dari yang memilih menjadi tak memilih pasangan capres-cawapres. Kedua, dari yang tidak memilih menjadi memilih pasangan capres cawapres. Ketiga, dari yang memilih pasangan capres-cawapres A, B, C saling pindah posisi dukungan.

Perilaku pemilih soal debat pertama hingga yang ketiga cukup konsisten, hanya berbeda dalam margin of error. Terlepas siapapun yang dipersepsikan menang debat, sangat kecil sekali pengaruhnya pada perubahan elektabilitas pasangan capres.

Bagian 4: Mengapa Prabowo-Gibran Meningkat Menuju Satu Putaran?:

Setidaknya ada tiga hal yang membuat Prabowo-Gibran menaik menuju satu putaran.

Pertama, bertambahnya dukungan dari pemilih milenial kepada pasangan Prabowo-Gibran. Penampilan Gibran yang semakin menyakinkan ditambah re-branding Prabowo dengan gemoy menambah daya tariknya di kalangan muda.

Elektabilitas Prabowo-Gibran pada survei bulan September 2023 di kalangan pemilih muda (usia 30 tahun ke bawah) sebesar 49.5 persen. Saat ini di survei Awal Januari angkanya mencapai 56.3 persen.

Kedua, bertambahnya dukungan wong cilik (penghasilan Rp 2 juta ke bawah). Program populis Prabowo-Gibran sangat disukai (Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, makan siang dan susu gratis)

Dukungan dari wong cilik terbaca dalam data survei. Pada bulan September 2023 elektabilitas Prabowo-Gibran di segmen ini sebesar 39.5 persen. Saat ini di survei Awal Januari 2024, elektabilitasnya bertambah  semakin kuat di elektabilitas sebesar 46.7 persen.

Ketiga, semakin banyak yang puas dengan kinerja Jokowi pindah ke Prabowo-Gibran. Publik semakin menangkap sinyal Jokowi tegas mendukung Prabowo-Gibran.

Pemilih puas Jokowi yang mendukung Prabowo-Gibran semakin meningkat. Di bulan November 2023 pemilih puas Jokowi yang mendukung Prabowo-Gibran sebesar 42.4 persen. Saat ini di survei Awal Januari 2024, angkanya meningkat mencapai 50.5 persen.

Bagian 5: Satu Putaran atau Dua Putara?:

Peluang satu putaran dengan dua putaran saat ini 50 berbanding 50. Hal ini karena secara tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus meningkat.

Data survei  LSI Denny JA dari awal Desember 2023 sebesar 41.2 persen, akhir Desember 2023 naik ke 43.3 persen, lalu awal Januari 2024 saat ini elektabilitasnya 46.6 persen. Dalam waktu kurang lebih satu bulan ada kenaikan 5.6 persen. Jika tren ini terus berlanjut maka bisa mencapai the magic number.

Untuk menang satu putaran, Prabowo-Gibran hanya perlu tambahan 4 persen. Tapi, baik pasangan Anies atau Ganjar untuk lolos putaran kedua (33.3 persen) butuh tambahan dukungan di atas 8 persen.

Tambahan prosentase yang dibutuhkan Prabowo- Gibran untuk menang satu putaran (4 persen) jauh lebih kecil dibandingkan prosentase yang dibutuhkan pasangan Ganjar- Mahfud dan Anies-Muhaimin, untuk sekedar lolos ke putaran kedua (di atas 8 persen).

Tapi memang dukungan Prabowo-Gibran belum mencapai 50 persen. Berbeda dengan SBY-Boediono di tahun 2009. Pada saat itu founder LSI Denny JA, yakni Denny JA, memimpin gerakan satu putaran di tahun 2009, dukungan SBY Boediono di survei nasional sebulan sebelum pencoblosan sudah di atas 50 persen.

Atas kiprahnya sukses memimpin Gerakan Satu Putaran saja pada Pilpres 2009,  Denny JA dianugerahi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya sebagai “Newsmaker of the Election 2009”

Kesimpulan:

Pertama, pilpres satu putaran atau dua putaran kini kemungkinannya sama kuat karena elektabilitas Prabowo-Gibran terus menaik, dan perlu 4 persen lagi untuk menembus the magic numbers: 50 persen

Kedua, jika pilpres berlangsung berlangsung dua putaran, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud terus bersaing ketat, dengan selisih di bawah margin of error dan saat ini Ganjar-Mahfud kembali melampaui Anies-Muhaimin.

Ketiga, debat capres-cawapres yang sudah berlangsung tiga kali hanya mempengaruhi perubahan elektabilitas kecil sekali, total hanya di bawah 3 persen.

Keempat, elektabilitas Prabowo-Gibran terus menaik akibat semakin naiknya dukungan kalangan milenial, wong cilik dan mereka yang puas dengan Jokowi.

Kelima, tambahan suara yang dibutuhkan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran (4 persen) lebih kecil dibandingkan tambahan persentase yang dibutuhkan pasangan Anies atau pasangan Ganjar untuk mendapatkan tiket ke putaran kedua (di atas 8 persen).

Awal tahun baru 2024, sebulan sebelum hari pencoblosan 14 Februari 2024, membawa kabar baru pula. Bahwa jika tak ada blunder yang besar dari pihak Prabowo-Gibran, dan tak ada manuver yang sangat dahsyat dari pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, peluang Prabowo-Gibran menang satu putaran terbuka lebar.***

Data lebih detail dapat dibuka melalui link:

https://drive.google.com/file/d/1mQ-sDF9UqCgpkGkBMsNO-cSYvbvTPyYn/view?usp=drivesdk

 

Berita Terkait