DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Serbia Aleksandar Vucic: Saya akan Dapat Nobel Perdamaian Jika Akui Kemerdekaan Kosovo

image
Arsip foto - KBRI Beograd mengadakan resepsi diplomatik dalam rangka memperingati HUT RI dan TNI yang ke-78, Kamis 5 Oktober 2023. (ANTARA/HO-KBRI Beograd)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, Jumat 19 Januari 2024 mengatakan, ia akan memperoleh hadiah Nobel Perdamaian bila mengakui kemerdekaan negara tetangganya, Kosovo.

Namun, Aleksandar Vucic lebih memilih menghargai aspirasi warga Serbia daripada mengakui kemerdekaan negara Kosovo.

"Jika saya mengakui Kosovo, saya pasti langsung mendapat hadiah Nobel Perdamaian, tapi mengapa saya memerlukannya dalam hidup saya?” katanya.

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Serbia vs Swiss, Laga Hidup Mati untuk Lolos Fase Grup ke Babak 16 Besar Piala Dunia

“Saya lebih memerlukan rasa hormat dari warga saya," tambahnya kepada station Pink TV ketika menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Sebagian besar populasi Kosovo adalah keturunan Albania dan hanya sedikit persentase etnis Serbia yang kebanyakan berdiam di sepanjang perbatasan dengan Serbia.

Kosovo menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 dan diakui sebagian besar negara anggota PBB, termasuk AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Turki.

Baca Juga: Link Streaming Pertandingan Serbia vs Swiss, Sabtu Dini Hari, Kick Off Pukul 02.00 WIB

Namun, Serbia masih menganggap Kosovo sebagai bagian dari wilayah mereka.

Mengomentari kritik terhadap Serbia yang dilontarkan oleh anggota parlemen Eropa, Vucic menyatakan bahwa ia dan Serbia sering menjadi sasaran karena kebijakannya menolak menerapkan sanksi kepada Rusia.

"Jika saya menerapkan sanksi kepada Rusia, saya bisa dinyatakan sebagai raja dan kaisar demokrasi," katanya.

Baca Juga: Sukses Singkirkan Serbia, Swiss Melenggang ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022 Qatar

Serbia yang sedang berusaha untuk menjadi anggota Uni Eropa, sering menjadi sasaran kritik karena mengembangkan hubungan dekat dengan Rusia dan China.

Pada Oktober 2023, China menandatangani perjanjian dagang dengan Serbia, menandai kesepakatan pertama Beijing dengan negara Eropa Tengah dan Timur.

Pemerintah Serbia juga menghadapi tekanan dari Uni Eropa dan AS agar segera mengakui kemerdekaan Kosovo dan menerapkan sanksi kepada Rusia.

Baca Juga: Bioskop Trans TV Killing Season, Mantan Tentara Serbia ingin Balas Dendam Kematian Keluarga dengan Berburu

Vucic menegaskan bahwa Serbia akan terus berinvestasi pada angkatan bersenjatanya dan mengembangkan industri dalam negeri, dan menggarisbawahi bahwa kawasan tersebut sedang mengalami tren peningkatan militer.

“Setiap orang mempersenjatai diri mereka sendiri, semua orang memperkuat industri militer mereka. Saya tidak melihat adanya bahaya bagi kita terhadap pengembangan senjata Kroasia, mereka juga memiliki hak untuk mempersenjatai diri mereka sendiri," ujarnya.

“Namun, kami juga telah banyak berinvestasi dan akan terus berinvestasi di bidang militer, sehingga kami dapat bertahan dan kami sangat menantikan pertumbuhan industri dalam negeri kami,” kata Vucic, menambahkan.

Baca Juga: Kalahkan Serbia, Jerman Catatkan Sejarah dengan Juara Dunia FIBA World Cup 2023

Pemerintah Serbia baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menerapkan kembali wajib militer, yang sempat ditangguhkan pada 2011. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait