DECEMBER 9, 2022
Puisi

Denny JA tentang Puisi Menyelamatkanku

image
(OrbitIndonesia/kiriman Denny JA)

Ayah, Ibu, dan Dua Adiknya Melompat dari Gedung Tinggi, Bunuh Diri

“Setiap hari dengan pahat,

kubentuk takdirku sendiri.

Baca Juga: MotoGP Prancis: Disiarkan Langsung Oleh Trans7 Minggu Malam Ini

Aku adalah tukang kayu bagi hidupku.

Telah kuniatkan memahat hidup yang bermakna.”

 

Baca Juga: Al Hilal Juara Liga Saudi, Cristiano Ronaldo Masih Berpeluang Raih Trofi Pencetak Gol Terbanyak

Ini renungan Jalaluddin Rumi.

Seperti cat yang tebal puisi Rumi.

Kukuaskan cat itu,

Baca Juga: Kaesang Bagikan Kabar Suka Cita: Istrinya Hamil

memberi warna jantungku, mengisi paruku,

mengaliri darahku,

melukis hatiku.

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (8): Mencari Kakek di Hutan Kalimantan

 

Saat itu aku lemah.

Hidupku hampa.

Baca Juga: Solois dan Anggota Grup Band One Direction, Niall Horan: Terima kasih Jakarta!

Nasibku merana.

Temanku hanya air mata.

Kuperlu makna.

Baca Juga: Liga Champions Asia: Yokohama Marinos Menang Melawan Al Ain di Leg Pertama Final

Puisi datang, mengisi dada.

 

Kisah ini kuceritakan kepada Pak Polisi.

Baca Juga: Hendrajit: Membaca Benang Merah Dalam Buku Novel Steve Berry dan Dan Brown

Lima jam aku diinterogasi.

Ingin tahu pak polisi.

Mengapa Ayah, Ibu dan dua adikku bunuh diri.

Baca Juga: Liga Inggris: Manchester City Dekati Gelar Juara

Mengapa mereka melompat dari gedung yang tinggi.

 

Kata polisi, di lift itu,

Baca Juga: Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin: Globalisasi dan Perang Asimetris

Ayah mencium adik dan ibu.

Di lift itu, semua handphone dikumpulkan ibu.

Mereka naik ke lantai itu,

Baca Juga: Google Cloud Sediakan Platform Pelatihan Daring Bagi yang Ingin Asah Keterampilan di Bidang Teknologi

dengan tujuan yang satu.

 

Mereka nampak baik-baik saja.

Baca Juga: Dokter Farid Kurniawan Jelaskan Hal-hal yang Mesti Disiapkan Penderita Diabetes Sebelum Berangkat Haji

Seperti keluarga yang bahagia.

Bahagia untuk mati bersama.

 

Baca Juga: Laporan Terbaru Counterpoint: Pengiriman Ponsel 5G di Indonesia Tumbuh 77 Persen di Q1 2024

Lalu, terdengar bunyi keras sekali.

Suara yang jatuh dari tempat yang tinggi.

 

Baca Juga: Media Israel: Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis, Gaza Selatan

Ya, Tuhan, empat tubuh terkapar, mati.

Empat tubuh jatuh dari atas, mati.

Empat tubuh melompat sendiri, mati. (1)

Baca Juga: Media Israel: Pemimpin Hamas mungkin ada di terowongan Khan Younis

 

Kubaca berita.

Begitu banyak analisa.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid Apresiasi Majelis Umum PBB Dukung Keanggotaan Penuh Palestina

Itu karena kesulitan ekonomi.

Bukan, itu karena hilangnya jaring sosial sebagai pengaman.

Bukan, itu karena negara tak sediakan fasilitas bagi   warga, warga yang merana.

Baca Juga: Pilkada Lampung: Ahmad Muzani Ajak Seluruh Kader Gerindra Menangkan Rahmat Mirzani Djausal Jadi Gubernur

 

Kukatakan kepada polisi.

Banyak keluarga yang lebih sedih.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas: Sebanyak 41 Ribu Jamaah Lansia Tunaikan Ibadah Haji Tahun 2024

Tak terbilang  keluarga yang lebih perih.

Bukan itu penyebabnya.

 

Baca Juga: Musisi Asal Kanada, Elijah Woods Bawakan Lagu Taylor Swift Ketika Tampil di Jakarta, Sabtu Malam

Ayah dan Ibu hanya kehilangan harapan.

Makna tak lagi ditemukan.

Dua adikku diyakinkan.

Baca Juga: Guru Besar Unand, Elfindri: Nilai Ekonomi Kebudayaan

Ada hidup yang berbeda di balik awan.

 

Polisi bertanya menyelidiki?

Baca Juga: Keberangkatan Kloter Pertama Jamaah Haji Indonesia, 388 Jamaah Jakarta dari Embarkasi Pondok Gede

Mengapa kamu tak ikut mati?

Kujawab, aku diselematkan oleh puisi.

Polisi semakin tak mengerti.

Baca Juga: Suasana Tanah Datar Mencekam, SAR Padang Gerak Cepat Bantu Korban Banjir Lahar Dingin di Sumatra Barat

 

Tengah malam, aku berdoa.

Untuk dua adikku, ibu dan Ayah.

Baca Juga: Kemenhub: Bus Pariwisata Pembawa Siswa SMK yang Kecelakaan di Ciater Subang Tercatat Tak Miliki Izin Angkutan

Deras mengalir ini air mata.

kurenungkan hikmah.

 

Baca Juga: Kapolda Jawa Barat: Korban Meninggal Dalam Kecelakaan Bus Pariwisata di Ciater Subang Berjumlah 11 Orang

Kembali kubaca puisi Rumi.

“Jika datang mala petaka,

jika datang derita padamu,

Baca Juga: Bus Rombongan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan di Ciater, Subang, 9 Tewas Puluhan Luka-luka

sambutlah ia sebagai tamu yang agung.”

 

“Sangat mungkin ia sengaja dikirim Tuhan padamu,

Baca Juga: Pilkada Depok 2024: Sudah Resmi, Supian Suri Jadi Calon Wali Kota yang Diusung PDI Perjuangan

untuk pertumbuhanmu.

Pencerahan datang padamu,

acapkali lewat luka.” ***

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah: Partai Golkar Godok Raffi Ahmad, Pengamat Teguh Yuwono Bilang Menarik

 

 

Berita Terkait