DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

In Memoriam: Tjahjo Kumolo, Digital Leader dan Teman yang Loyal

image
Tjahjo Kumolo.

ORBITINDONESIA - “Birokrasi di Indonesia harus disiapkan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Karena teknologi berubah cepat, sehingga harus cepat pula individu dan organisasi birokrasi menyesuaikan diri.”

“Ini era siapapun di dunia birokrasi, terutama pimpinannya untuk menguasai digital talent, dan menjadi digital leader. Digital transformation adalah kunci untuk berhasil di zaman ini.”

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah: Partai Golkar Godok Raffi Ahmad, Pengamat Teguh Yuwono Bilang Menarik

Itulah pesan yang saya susun dari memori, yang disampaikan Tjahyo Kumolo, selaku Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 

Baca Juga: Piala Presiden: Persib Bandung Diunggulkan Menang Melawan PSS Sleman

Ia menyampaikan itu di pekan keempat bulan Juni 2022.  Narasi  itu ia nyatakan ketika membuka Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I (Diklatpim I) Angkatan L di Lembaga Administrasi Negara.

Baca Juga: Kabar Duka, Jaksa Agung Muda Pidana Umum Fadil Zumhana Meninggal

Saya mendengar info ini hanya dari percakapan orang lain dan berita media. Ini hanya beberapa hari dari kabar wafatnya Tjahyo Kumolo, 1 Juli 2022.

Di tahun 2002-2004, saya sangat rutin berjumpa dengan Tjahyo Kumolo. Penyebabnya, itu era saya sangat intens berjumpa dengan Taufik Kiemas.

Waktu itu, Tjahyo Kumolo dikenal sebagai tangan kanan, orang kepercayaan Taufik Kiemas.

Baca Juga: Pilkada Kota Semarang: Hevearita Gunaryanti Rahayu Diperintah Megawati Maju Bertarung

Baca Juga: Tjahjo Kumolo Meninggal, PDI Perjuangan Berduka

“Mas Denny, diminta Bapak secepatnya merapat.” Itulah teks atau telefon langsung yang acap saya terima dari Tjahyo Kumolo.

Tahulah saya. Secepatnya saya menyiapkan diri berjumpa Taufik Kiemas, entah di Teuku Umar, atau tempat manapun yang ditunjuk.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Didik J Rachbini: Gagasan Pasangkan Anies Baswedan dan Ahok adalah Eksperimen Berani

Di tahun 2002, saya baru saja pulang dari Amerika Serikat menyelesaikan Ph.D di bidang compative politics.  Walau saya tinggal di Amerika Serikat sekitar 7 tahun (2 tahun di Pittsburgh, 5 tahun di Columbus), namun saya tetap rutin menulis kolom di Kompas dari sana.

Taufik Kiemas, menurut pengakuannya, acapkali melihat kolom saya itu. Taufik dikenal sebagai tokoh yang menyenangi anak- anak muda yang ia anggap potensial.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Inda Citraninda Noerhadi: Sejarah Seni Rupa Indonesia Seolah Hanya Milik Pria

Baca Juga: Pilkada Depok: PKS dan Golkar Sepakat Gotong Royong Usung Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq

Favoritism Taufik ke saya bertambah karena kita sama sama “Wong Kito Galo.”

Walau di depan banyak orang,  Pak Taufik, begitu saya memanggilnya, jika berbicara dengan saya lebih memilih menggunakan bahasa Palembang.

Tjahyo Kumolo acapkali ikut membantu informasi kapan saya harus menemui Taufik Kiemas.  Saya pun beberapa kali ikut rombongan Presiden Megawati melawat ke manca negara.

Baca Juga: InJourney Airports Siapkan 13 Bandara untuk Embarkasi dan Debarkasi Layani Angkutan Haji 2024

Pernah saya ikut Taufik Kiemas dan rombangan Presiden Megawati ke Italia, Mesir, sampai Korea Utara.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Kunjungi Uni Emirat Arab, Prabowo Subianto Turut Menyambut

Kehadiran saya dalam rombongan resmi sering menjadi pertanyaan. Saya tak memiliki jabatan resmi apa-apa.

Baca Juga: Bagus Ahmad Rizaldi: Klub Presiden untuk Wujudkan Angan Seabad Negeri, Belajar dari Tradisi Politik di AS

Selintingan saya mendengar orang bergunjing. Kok Denny JA ikut rombongan Presiden ke luar negeri ya? Mereka sendiri yang menjawab: Denny JA sedang dikader Pak Taufik Kiemas.

Dalam aneka momentum perjalanan yang Taufik tak ikut acara resmi kenegaraan, Taufik mengajak saya bercakap mengenai banyak hal.

Tjahyo Kumolo pernah ikut pula mengatur kunjungan Taufik Kiemas ke rumah saya. Waktu itu, anak saya yang kedua, akan cukur rambut 40 harian. Pak Taufik sendiri yang meminta; “Den, kagek anak kau cukur rambut, aku bae yo yang cukur rambutnyo.”

Baca Juga: Belgia, Denmark, dan Spanyol Menyambut Resolusi tentang Keanggotaan Palestina di Majelis Umum PBB

Baca Juga: Membaca Pengalaman dari Pusaran Kematian

Tak lama setelah itu, peran Tjahyo Kumolo untuk mengontak saya diganti oleh Mohamad Yamin.

Saya masih teringat ucapan Tjahyo Kumolo mengenai Taufik Kiemas. Juga ucapan Taufik Kiemas mengenai Tjahyo Kumolo.

Baca Juga: Mesir, Arab Saudi, dan Irak Sambut Resolusi Majelis Umum PBB tentang Keanggotaan Palestina

“Di PDIP itu, Megawati memang Ketua Umum Partai. Tapi Taufik Kiemas itu Bapak Partai.”  Memang Taufik Kiemas yang sangat lincah sekali reaching out, merangkul banyak tokoh untuk bersama menyatukan kekuatan.

Taufik Kiemas pun memberi kesan yang bagus kepada Tjahyo Kumolo. Ketika saya bertanya, “Pak Taufik, ngapo sekarang Yamin yang kontak aku, bukan Tjahyo lagi?”

Baca Juga: Piala AFC: Top, PSM Makassar Lolos ke Semifinal dengan Status Juara Grup

Baca Juga: Andi Sulaiman Bersama Relawan Mengantar Formulir Bakal Calon Gubernur Kalimantan Utara ke DPC PPP

Kata Taufik; “Tjahyo sekarang sudah tambah sibuk. Dio kawan yang setia. Dio perlu jabatan lebih tinggi.”

Setelah itu kita tahu. Tjahyo kumolo pun menjadi Sekretrais Jenderal PDI Perjuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Selamat jalan, kawan. Selamat jalan Tjahyo Kumolo. ***

Baca Juga: Puluhan Siswi SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Asrama Sekolah Karena Tak Tahan Dirundung Senior

1 Juli 2022

Denny JA, kolomnis

Berita Terkait