Jim O'Neill: Pemimpin Baru CDC di Tengah Kontroversi

ORBITINDONESIA.COM – Jim O'Neill, seorang tokoh penting di Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, telah dipilih untuk memimpin Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sebagai direktur sementara, menurut laporan dari Washington Post dan dikonfirmasi oleh Axios.

Penunjukan O'Neill datang setelah pekan yang penuh gejolak di lembaga federal tersebut. Pemecatan direktur CDC sebelumnya, Susan Monarez oleh pemerintahan Trump, memicu gelombang pengunduran diri dan aksi mogok di kantor pusat global CDC di Atlanta. Meski dipecat, Monarez menolak meninggalkan posisinya, dan puluhan staf serta pemimpin CDC melakukan walkout sebagai respon atas kekacauan internal tersebut.

Penunjukan O'Neill dapat membuka jalan bagi Sekretaris Kesehatan Robert F. Kennedy Jr. untuk menetapkan agendanya di CDC. O'Neill, yang sebelumnya memegang beberapa peran dalam pemerintahan George W. Bush, dikenal memiliki kedekatan dengan sekutu Trump, Peter Thiel, dan telah bekerja bersama Kennedy sejak November lalu. Selama pandemi COVID, ia secara terbuka mengkritik CDC dan mendukung perawatan yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah, seperti ivermectin. Namun, ia menyatakan kepada anggota parlemen bahwa dirinya 'sangat pro-vaksin' sebelum konfirmasinya sebagai orang kedua Kennedy pada Juni lalu.

Keputusan untuk menunjuk O'Neill bisa jadi merupakan langkah strategis untuk menyelaraskan kepemimpinan CDC dengan visi pemerintahan Kennedy. Namun, kritik terhadap pendekatan O'Neill selama pandemi menimbulkan pertanyaan tentang arah kebijakan kesehatan publik di masa depan. Bagaimana cara kepemimpinannya di CDC akan mempengaruhi kepercayaan publik terhadap lembaga ini masih menjadi tanda tanya besar.

Penunjukan Jim O'Neill sebagai direktur sementara CDC menandai babak baru dalam sejarah lembaga tersebut. Di tengah kontroversi dan perubahan kebijakan, publik berharap akan adanya transparansi dan komitmen nyata terhadap kesehatan masyarakat. Pertanyaan yang muncul adalah apakah O'Neill dapat mengembalikan kepercayaan dan kredibilitas CDC di mata publik atau justru memperdalam ketidakpercayaan yang ada. (Orbit dari berbagai sumber, 30 Agustus 2025)