Debat 996: Apakah Budaya Kerja Ekstrem Solusi bagi Startup Eropa?

ORBITINDONESIA.COM – Perdebatan sengit di LinkedIn mengguncang startup Eropa ketika venture capitalists mendorong budaya kerja 996 yang dikenal ekstrem.

Budaya kerja 996, yang populer di China, mengharuskan karyawan bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama enam hari seminggu. Ini telah memicu protes di berbagai kalangan, termasuk di Eropa yang menolak model kerja ini. Para pekerja teknologi di Eropa bahkan menolak tawaran pekerjaan dari perusahaan yang menerapkan budaya kerja tersebut.

Tekanan untuk mengadopsi 996 datang dari persepsi bahwa Eropa tertinggal dari AS dan China dalam industri teknologi. Namun, Suranga Chandratillake dari Balderton Capital menyatakan bahwa anggapan ini ketinggalan zaman, mengingat Eropa telah menghasilkan perusahaan bernilai lebih dari $10 miliar. Meski demikian, data menunjukkan bahwa sejak 2015, startup Eropa kehilangan hampir $375 miliar dalam pendanaan tahap pertumbuhan.

Beberapa pendiri startup dan VCs mengkritik obsesi terhadap overwork, menyebutnya sebagai 'fetishisasi kerja berlebihan'. Sarah Wernér dari Husmus berpendapat bahwa 'hustle-culture' bukan solusi, melainkan pendanaan yang agresif. Ada kekhawatiran bahwa budaya 996 akan menghalangi pendanaan bagi startup tahap awal yang menghargai kesehatan mental pekerja.

Di tengah dorongan untuk lebih banyak kerja keras, penting untuk mempertimbangkan kesejahteraan pekerja dan mempertanyakan apakah pendekatan ini berkelanjutan. Mungkin saatnya Eropa mencari solusi yang menyeimbangkan inovasi dengan kesejahteraan karyawan, menantang kita untuk mempertimbangkan: Apa harga sebenarnya dari kesuksesan?

(Orbit dari berbagai sumber, 30 Agustus 2025)