Spirit Airlines Ajukan Kebangkrutan Lagi: Tantangan dan Peluang

ORBITINDONESIA.COM – Spirit Airlines kembali mengajukan perlindungan kebangkrutan hanya beberapa bulan setelah keluar dari reorganisasi Chapter 11, menyoroti tantangan berkelanjutan dalam industri penerbangan berbiaya rendah.

Spirit Airlines, maskapai penerbangan berbiaya rendah, mengumumkan langkah itu setelah menghadapi kondisi pasar yang merugikan dan permintaan yang lemah untuk perjalanan liburan domestik. Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap penerbangan, dan meskipun Spirit telah berusaha mengurangi utang dan meningkatkan modal, tantangan baru terus muncul.

Sejak pandemi, biaya operasional yang meningkat dan utang yang menumpuk telah memaksa Spirit mencari perlindungan kebangkrutan. Meskipun sudah melakukan restrukturisasi utang dan mendapatkan pembiayaan baru, Spirit terus berjuang dengan permintaan yang lemah dan ketidakpastian operasi. Upaya untuk memotong biaya termasuk rencana merumahkan sejumlah pilot dan menjual sebagian aset.

Pengajuan kebangkrutan ini tidak hanya mencerminkan tantangan yang dihadapi Spirit tetapi juga tekanan yang dirasakan maskapai berbiaya rendah lainnya. Dengan maskapai besar yang menawarkan opsi perjalanan murah, Spirit harus berinovasi untuk menarik pasar yang lebih upscale. Kegagalan akuisisi oleh JetBlue dan Frontier menunjukkan bahwa tantangan tetap ada di tengah persaingan sengit.

Spirit Airlines harus menghadapi realitas baru industri penerbangan. Dengan terus menyesuaikan strategi dan mengelola sumber daya dengan bijaksana, ada peluang untuk bangkit. Pertanyaannya adalah, apakah mereka bisa memanfaatkan peluang ini sebelum terlambat?.

(Orbit dari berbagai sumber, 31 Agustus 2025)