Luntur Bersama: Momen Budaya Populer dan Fragmentasi Digital
ORBITINDONESIA.COM – Di tengah derasnya arus digitalisasi, kenangan akan momen budaya populer seperti Dragon Ball Z dan Sheila on 7 semakin pudar, menyisakan nostalgia dalam setiap percakapan.
Di masa lalu, masyarakat mudah menemukan momen budaya kolektif yang menyatukan. Fenomena ini disebut modal sosial, di mana pengalaman budaya menjadi jembatan komunikasi. Kini, muncul pertanyaan apakah kita masih bisa merasakan momen serupa di era digital yang semakin terfragmentasi.
Pergeseran ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Para pengamat media mencatat bahwa era digital menyebabkan masyarakat terpecah ke dalam subkultur kecil dengan minat khusus. Akibatnya, momen budaya universal semakin sulit ditemukan. Namun, ini membuka ruang bagi pertumbuhan komunitas baru di berbagai ranah, seperti musik dan film.
Menurut Dr. Devie Rahmawati dari Universitas Indonesia, peralihan dari budaya massal menuju budaya komunitas adalah tanda pluralisme. Jika dahulu orang berbagi referensi bersama, kini mereka merayakan keunikan masing-masing. Ini mencerminkan ekspresi diri yang lebih beragam dalam masyarakat.
Unggahan Malaka Project memicu refleksi: Mampukah kita menemukan kembali momen budaya kolektif yang menyatukan, atau harus menerima dunia yang semakin terfragmentasi? Realitas ini mengajak kita merayakan keragaman di tengah perubahan sosial yang dinamis.
(Orbit dari berbagai sumber, 31 Agustus 2025)