Fans Marvel Boikot "Captain America: Brave New World" Karena Karakter Sabra, si Agen Mossad

ORBITINDONESIA.COM - Banyak fans Marvel menyerukan memboikot film Captain America: Brave New World terkait konflik Israel-Palestina dan genosida oleh Zionis Israel di Gaza.

Kontroversi dan boikot terhadap Captain America: Brave New World itu terkait karakter Sabra atau Ruth Bat-Seraph dan hubungannya dengan isu Israel-Palestina.

Sabra adalah karakter dalam komik Marvel yang pertama muncul pada tahun 1980-an, dikenal sebagai agen intelijen Mossad Israel. Dalam film Captain America: Brave New World, ia diperankan oleh aktris Israel, Shira Haas.

Marvel mengumumkan bahwa mereka mengubah latar belakang Sabra: bukan lagi agen Mossad, melainkan “pejabat tinggi pemerintah AS”.  Marvel juga mengurangi atau menghapus referensi identitas Israel/Mossad dari trailer dan materi promosi film.      

Aktivis pro-Palestina, termasuk gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions), menyerukan agar publik memboikot film tersebut karena keberadaan karakter Sabra dianggap mendukung narasi pro-Israel.

Beberapa protes dilakukan di acara pemutaran perdana film di Los Angeles, dengan slogan seperti “Sabra harus pergi”, “Disney mendukung genosida”, dan sejenisnya.

Pro-Palestina berargumen bahwa meski karakter telah “direwrite”, nama, asal, dan keterkaitannya tetap membawa beban simbolik yang dianggap mendukung Israel dalam konteks konflik yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, pendukung Sabra / identitas Israel mengkritik bahwa Marvel menghapus bagian identitas karakter sebagai agen Mossad dianggap sebagai penghapusan bagian penting dari latar karakter, yang mereka lihat sebagai bentuk tekanan atau kekhawatiran atas sensitivitas politik.

Marvel menyatakan bahwa mereka mengambil “pendekatan baru” terhadap karakter Sabra agar cocok untuk layar dan penonton saat ini.

Perubahan itu termasuk melepaskan status agen Mossad, dan menjadikan karakternya sebagai pejabat pemerintah AS. Namun karakter tetap dianggap berasal dari latar belakang Israel dalam beberapa laporan.

Kenapa ini memicu kontroversi dan boikot? Nama “Sabra” dan identitas Mossad membawa beban historis dan simbolik yang sensitif bagi banyak orang, terutama yang mendukung Palestina. Nama “Sabra” juga dikaitkan dengan pembantaian di kamp pengungsi Sabra dan Shatila (1982) oleh milisi di Lebanon.

Banyak yang melihat bahwa memasukkan karakter pahlawan super yang dalam komik berfungsi sebagai bagian dari narasi Israel vs. Palestina bukanlah hal netral. Ada tuduhan bahwa ini bisa menjadi sarana “soft propaganda”.

Konflik Israel-Palestina yang sedang aktif menambah sensitivitas terhadap representasi karakter semacam itu. Penggemar, aktivis, dan komunitas media melihat bahwa film dengan karakter ini dirilis di masa ketika isu tersebut sedang sangat memanas, sehingga efeknya jadi lebih besar.

Meskipun Marvel mengubah identitas Sabra, banyak yang berpendapat bahwa perubahan ini terlalu dangkal dan tetap meninggalkan jejak asal serta identitasnya, sehingga tidak meredam kritik atau protes.

Boikot atau seruan boikot terhadap Captain America: Brave New World adalah contoh bagaimana hiburan populer (film superhero) tidak bisa dilepaskan dari konteks politik dan budaya global. Keputusan Marvel dalam mengadaptasi karakter seperti Sabra menunjukkan bahwa representasi fiksi sangat rentan terhadap tekanan publik dan geopolitik.

Film ini menjadi semacam cermin dari bagaimana kekuatan budaya dan simbolik dapat dilihat sebagai bagian dari perdebatan yang lebih besar tentang identitas, keadilan, konflik, dan peran media dalam konflik masa kini.***