Netanyahu dan Kontroversi Pengakuan Palestina di PBB

ORBITINDONESIA.COM – Di hadapan Sidang Umum PBB ke-80, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan bahwa mengakui negara Palestina adalah 'kegilaan'. Pernyataan ini disampaikan di tengah ketegangan konflik di Gaza.

Isu pengakuan negara Palestina telah menjadi topik panas di kancah internasional. Beberapa negara besar seperti Prancis dan Inggris mulai mempertimbangkan langkah tersebut. Netanyahu, dalam pidatonya, menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh 'kutukan poros teror Iran'.

Netanyahu berfokus pada operasi Israel melawan Hamas, Hezbollah, dan Houthi. Sementara itu, Hamas menanggapi pidato Netanyahu sebagai rangkaian 'kebohongan dan kontradiksi'. Dukungan dari balkon di PBB kontras dengan kursi-kursi kosong di bawah yang ditinggalkan oleh para delegasi.

Pernyataan Netanyahu tampaknya ditujukan untuk menarik perhatian pendukung Trump di Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari respons mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan potensi kesepakatan di Gaza. Apakah langkah ini merupakan strategi politik atau murni kebijakan luar negeri?

Pidato Netanyahu di PBB menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang masa depan konflik Israel-Palestina. Akankah dunia internasional tetap terpecah dalam isu ini atau akan ada titik temu yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan? (Orbit dari berbagai sumber, 28 September 2025)