Efek Kebijakan H-1B Baru: Intuitive Hentikan Rekrutmen
ORBITINDONESIA.COM – Intuitive, raksasa medtech global, menghentikan sementara penawaran kerja bagi kandidat yang memerlukan visa H-1B. Kebijakan baru Gedung Putih tentang biaya $100,000 untuk aplikasi H-1B menjadi penyebab utama.
Intuitive, dengan lebih dari 13,000 karyawan di seluruh dunia, kini harus menangguhkan sementara penawaran kepada kandidat yang memerlukan sponsorship visa H-1B. Langkah ini mengikuti pengumuman kebijakan baru dari Gedung Putih yang memperkenalkan biaya tinggi untuk aplikasi visa H-1B. Kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi startup dengan dana terbatas, tetapi juga perusahaan besar seperti Intuitive.
Intuitive, yang berbasis di Sunnyvale, California, memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $150 miliar dan menghasilkan pendapatan lebih dari $8 miliar tahun lalu. Dikenal dengan robot da Vinci-nya, perusahaan ini telah mensponsori lebih dari 1,500 petisi H-1B sejak 2009. Pengumuman kebijakan baru oleh Presiden Donald Trump pada 19 September lalu, telah menyebabkan kebingungan di banyak perusahaan di Amerika Serikat. Hal ini memicu kepanikan di akhir pekan ketika tim HR dan imigrasi berlomba memberi tahu karyawan di luar negeri untuk kembali dalam waktu 24 jam sebelum kebijakan berlaku.
Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan teknologi yang bergantung pada talenta global. Dengan biaya aplikasi yang begitu tinggi, perusahaan mungkin harus berpikir ulang tentang strategi rekrutmen mereka. Intuitive, meski tidak kekurangan dana, tetap harus berhati-hati dalam merespons kebijakan ini. Apakah kebijakan baru ini akan membatasi inovasi di sektor teknologi? Atau justru memacu kreativitas untuk mencari solusi baru?
Keputusan Intuitive menghentikan sementara penawaran bagi pemegang visa H-1B menggarisbawahi dampak dari kebijakan imigrasi baru AS. Kebijakan ini mengharuskan perusahaan untuk meninjau ulang kebijakan dan strategi rekrutmen mereka. Dalam situasi ini, bagaimana perusahaan dapat terus bersaing dan berinovasi? Hanya waktu yang akan menjawab, sementara dunia menunggu dampak lebih lanjut dari kebijakan ini.
(Orbit dari berbagai sumber, 28 September 2025)