Israel Gempur Gaza: Gencatan Senjata Trump Dipertaruhkan

ORBITINDONESIA.COM – Israel melancarkan serangan besar di Gaza, menewaskan 70 orang, meski seruan gencatan senjata dari Trump menggema. Apakah perdamaian masih mungkin?

Serangan Israel di Gaza kembali memanas, menewaskan puluhan warga sipil di tengah upaya gencatan senjata oleh Presiden AS Donald Trump. Konflik ini memicu krisis kemanusiaan dengan sekitar satu juta orang mengungsi ke wilayah selatan yang penuh sesak. Sementara itu, fasilitas medis di Gaza berjuang keras di tengah kekurangan bahan bakar dan kerusakan infrastruktur.

Serangan terbaru Israel di Gaza menunjukkan eskalasi kekerasan yang terus berlanjut. Meski Hamas menyatakan kesediaan untuk gencatan senjata, serangan udara di berbagai wilayah Gaza, termasuk kamp pengungsian, menimbulkan korban anak-anak dan merusak fasilitas umum. Proposal gencatan senjata Trump yang melibatkan pertukaran tawanan tampaknya sulit terwujud tanpa kejelasan komitmen dari kedua belah pihak.

Kegagalan implementasi gencatan senjata ini menunjukkan betapa rapuhnya proses perdamaian di kawasan tersebut. Trump, dengan usahanya untuk menjadi penengah, menghadapi tantangan besar untuk memastikan bahwa kedua pihak menghormati kesepakatan yang telah diusulkan. Namun, tanpa keterlibatan aktif dari komunitas internasional, perdamaian di Gaza akan tetap menjadi ilusi.

Ketidakpastian mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas menimbulkan pertanyaan tentang masa depan perdamaian di Gaza. Akankah ada solusi jangka panjang yang dapat menghentikan kekerasan? Atau konflik ini akan terus menjadi lingkaran setan yang memakan korban jiwa tak berdosa? Masyarakat internasional perlu bertindak lebih tegas untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina.

(Orbit dari berbagai sumber, 6 Oktober 2025)