DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Puisi Mengenang 1.000 Hari Kepergian Ibu Sudjiatmi Notomiharjo, Ibunda Presiden Joko Widodo

image
Presiden Jokowi dan Ibu Sudjiatmi Notomiharjo. (Ist)

 

ORBITINDONESIA - Anakku...

Siapa kini yang akan menjagamu...?

Baca Juga: 14 Klub Sepak Bola Papan Atas di Asia Tenggara Siap Bertanding di Kualifikasi ASEAN Club Championship Juli

Ibu harus pergi...

Waktuku telah tiba.

Siapa lagi yang akan menguatkanmu saat kau dicerca dihina dgn keji?

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Anthony Leong: Ahok Punya Energi dan Modal Sosial Besar untuk Bertarung

Ibu takkan lupa fitnah yang sungguh brutal kepada keluarga kita...

Sangat menyakitkan!!

 

Baca Juga: Piala Asia Putri U17: China Menang Melawan Thailand

Alhamdulillah, Gusti Allah menjaga kita anakku...

Jangan pikirkan ibumu ini.

Kuhabiskan usiaku dalam kemiskinan dan kulahirkan engkau dalam kesederhanaan.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Bantah Melobi Kursi Kabinet Ketika Kunjungan Rombongan PAN Temui Presiden Jokowi

Ibu kuat...Nak.

 

Tak pernah kubermimpi kau akan menjadi Presiden...

Baca Juga: Anggota DPR RI Dedi Mulyadi Sebut Penyanyi Mahalini Dinikahi Rizky Febian Sesuai Syariat Islam

Tak cukup langit dan bumi bagiku untuk menyatakan kesyukuranku untuk itu.

Ibu bahkan tak paham apa pekerjaan seorang Presiden itu.

Pasti berat ya nak?

Baca Juga: Pilkada Solo: Kaesang Pangarep Bikin Target Menangkan Calon yang Diusung PSI

Baca Juga: Transfomers Rise of the Beasts: Inilah 10 Fakta Unik Autobots Hot Rod yang Kini menjadi Rodimus Prime

Begitu banyak orang yang harus kau urusi.

Tak usah kau pedulikan Ibu ini anakku.

Baca Juga: Liga 1: Pertandingan Bali United Melawan Persib Bandung Dipindah ke Training Center Tanpa Penonton

Cukup sudah kebahagiaanku melihatmu tak berubah menjadi manusia sombong.

 

Mungkin kamu tahu begitu banyak orang datang padaku dengan maksud menjadikanku Ibu yang bisa mengaturmu untuk kepentingannya.

Baca Juga: Di World Water Forum di Bali, Sandiaga Uno: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Siapkan Indonesia Pavilion

Ibu memohon maaf sebab Ibu tetap menerima mereka.

Tak mungkin Ibu tolak mereka yang sudah bersusah payah datang ke Solo dari berbagai tempat yang jauh. Itu bukan karakter keluarga kita!

 

Baca Juga: Yang Tercecer Di Era Kemerdekaan (7): Wahidin dan Rel Kereta Api Kematian

Tapi tak pernah kusampaikan kepadamu keinginan mereka itu sebab Ibu paham itu sangat tak layak.

Ibu tak mau mengganggumu. Lagi pula Ibu tak paham maksud mereka.

Bagi Ibu, kamu sehat dan bisa menjadi Presiden yang baik saja sudah lebih dari cukup.

Baca Juga: Liga Conference Europa: Olympiakos Lolos ke Final Melawan Fiorentina

Jaga dirimu anakku.

Masih tersisa waktu tiga tahun bagimu untuk menyelesaikan masa tugasmu. Masih lama!!

Itu kesedihan Ibu.

Baca Juga: Liga Eropa: Bayer Leverkusen Lolos ke Final Melawan Atalanta

 

Ibu tak bisa menemanimu lagi anakku.

Gusti Allah telah memanggilku...

Baca Juga: Presiden FIFA Gianni Infantino Berpesan kepada Indonesia: Banggalah dengan Timnas

Tapi Ibu telah memohon kepada Gusti Allah untuk menjagamu lebih baik dari Ibu.

Percayalah Anakku!!

Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di PT Platinum Ceramics Industry

Baca Juga: Sepak Bola Indonesia Gagal Tembus Olimpiade Paris

Gusti Allah tahu bagaimana keluarga kita menjaga hati kita.

Kutuliskan kesederhanaan dengan baik dalam hatimu, jantungmu.

Kuminumkan air susu terbaik kepadamu selama kau kusapih.

Baca Juga: Media Irlandia: Sejumlah Negara Uni Eropa Pertimbangkan Akui Negara Palestina pada 21 Mei 2024

Air susu dari seorang Ibu yang tak meminta banyak kepada Gusti Allah kecuali kebaikan alam kepadamu, keluarga kita.

 

Anakku, menunduklah ke bumi ketika kau dihina.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Akui Bom AS Digunakan Israel untuk Bunuh Warga Sipil di Gaza Palestina

Lalu menengadahlah. Tak ada lagi Ibumu yang mencium keningmu kini.

Tapi Ibu ada disitu memegang pundakmu,

mengusap kepalamu.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Era Digital Tak Cuma Hadirkan Tantangan, Tetapi Juga Peluang Baru Bagi Dunia Perbukuan

Ibu yakin kau bersedih sebab kamu mencintai Ibumu.

Kamu harus tahu betapa Ibu merasa terhormat dipilih oleh Gusti Allah melahirkanmu dan merawatmu.

 

Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Buku di Era Digital, Dengan Pembicara Bagus M. Adam dan Jonminofri

Melihatmu menjadi Presiden hanya pelengkap bagiku. Sungguh.

Terkadang ingin kutarik kau dalam dekapan Ibu saat kamu dihinakan...

Ibu tak peduli mereka menuding sekasar apapun kepada Ibu.

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (6): Samin Terkapar di Anyer Sampai Panarukan

Keselamatanmu yang utama bagi Ibu.

Gusti Allah telah memberiku demikian banyak kebaikan, pada keluarga kita.

Dan kamu, Joko Widodo, adalah bentuk kebaikan itu.

Baca Juga: Melawan Guinea, Pelatih Shin Tae Yong Cemaskan Pertahanan Indonesia

Ibu pamit anakku...

Jaga dirimu dan rakyatmu...

.

Baca Juga: Liga Champions: Real Madrid Melaju ke Final Melawan Borussia Dortmund

(Sudjiatmi Notomiharjo).

 

(Dikutip dari FB Buya Rumra I)***

Berita Terkait