DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

China, Private dan Kekuatan Investasi AS

image
iPhone XR dan kekuatan investasi AS.

ORBITINDONESIA - Mungkin anda kaget kalau saya katakan bahwa total investasi AS di China diperkirakan mencapai USD 6 trilion atau 6 kali dari PDB. Itu berlangsung dari tahun 2000 sampai tahun 2021.

Tahun 2021 saja masih COVID di China, investasi AS di China mencapai USD 180 miliar Itu setara dengan total investasi Indonesia ( swasta dan negara).

Tapi harus dicatat, investasi AS itu bukan AS sebagai negara. Tetapi private atau korporate AS. Saya ambil contoh aja. Pabrik Apple / Iphone di Zhengzhou, provinsi Henan.

Baca Juga: Amerika Tawarkan Data Rahasia ke Israel untuk Temukan Pemimpin Hamas Tanpa Harus Menyerang Rafah

Baca Juga: Dikabarkan Henry Cavill tidak Perankan Superman Lagi, Sutradara James Gunn: Ini belum Waktunya

Komplek Pabrik sangat luas. Di sini bekerja sekitar 350.000 orang. Sama dengan jumlah penduduk kota di Sumatera. Atau sama dengan jumlah penduduk di Brunei Mereka menyebut Iphone City.

Pabrik Iphone semacam ini ada 12 di China. Kebayang kan berapa juta orang bekerja di pabrik apple itu, dan berapa juta orang mendapatkan kemakmuran dari adanya multiplier effect atas berdirinya pabrik itu. Total Marcap Iphone sebelum COVID mencapai di atas USD 1 trilion.

Baca Juga: Hamas: Seorang Sandera Warga Inggris Tewas Terkena Bom Israel

Siapa pemegang saham Iphone? Vanguard Group Inc dan BlackRock Inc. Siapa nama dibalik orang itu? Lary Pink dan Jack Bogle.

Dua orang ini mengelola asset diatas USD 20 trilion. Itu sama dengan semua PDB seluruh negara ASIA. Anda tahu berapa banyak orang sekelas mereka? ada sekitar kurang lebih 50 orang.

Baca Juga: Kemenag Usul Biaya Perjalanan Ibadah Haji 2023 Sebesar Rp69 Juta Per Orang, Ongkos Naik

Baca Juga: Bebaskan Palestina: Ratusan Orang dari Berbagai Kalangan di Jepang Ikuti The Intifada March

Di China ada 10 besar perusahaan AS beroperasi, di samping Apple ada juga Boeing, Caterpillar, GM, Mincrosoft, Nike, Ford, Microsoft , CEVRON, JP Morgan, dan Citicorp. Itu sebabnya Trumps hanya satu periode.

Saat Gary Cohn yang mantan CEO Goldman, mengundurkan diri sebagai penasehat ekonomi Trumps “He's over. There is no way he can stay in power for a second term as president.” Kata teman di AS. Gary Cohn protes karena Trumps umumkan perang dagang dengan China.

Mengapa para konglomerat AS nyaman saja di China. Ya karena mereka mendapatkan return di atas bunga bank, atau dua kali bila dibandingkan investasi mereka di AS atau Eropa.

Baca Juga: MotoGP Prancis: Disiarkan Langsung Oleh Trans7 Minggu Malam Ini

Terus kenapa mereka tidak ikut mempengaruhi politik kekuasaan di China? ya karena pertama, mereka hanya bisa pengaruhi lewat media. Sementara media massa elektronik, internet dan media konvensional di kendalikan China.

Baca Juga: Tottenham Hotspur Kena Comeback, Manchester City Jaga Jarak dengan Arsenal

Rakyat tidak bisa terprovokasi dalam persepsi kapitalism. Kedua. China mengendalikan kurs dan mata uang. Jadi China engga bisa diteror kurs akibat pasar bebas. Makanya rezim sangat kuat.

Baca Juga: Al Hilal Juara Liga Saudi, Cristiano Ronaldo Masih Berpeluang Raih Trofi Pencetak Gol Terbanyak

Namun China bisa menjamin stabilitas kurs dan valas selalu tersedia sesuai kebutuhan. Ya investor nyaman. Untuk apa terbuka dan bebas seperti Indonesia tapi valas sulit dan kurs volatile.

Ok lanjut pada pertanyaan berikutnya. Sekian lama Perang Rusia dan Ukrania, Apakah Rusia bangkrut karena di embargo ekonominya oleh AS dan mitranya? Justru Rusia semakin menguat ekonominya.

Surplus neraca berjalan Rusia - lebih dari tiga kali lipat tahun-ke-tahun dalam tujuh bulan pertama tahun 2022, ke rekor $166,6 miliar, karena pendapatan melonjak sementara sanksi menyebabkan impor anjlok.

Baca Juga: Kaesang Bagikan Kabar Suka Cita: Istrinya Hamil

Baca Juga: TERUNGKAP! Karakter di Anime Tokyo Revengers yang bisa Melakukan Time Travel selain Takemichi

Industri domestik tumbuh. Upah dan uang pensiun dinaikan untuk mendorong belanja domestik sehingga inflasi terjaga. Mengapa? karena serangan Rusia ke Ukrania adalah agenda Miliarder AS untuk menaikan saham TNC oil company, mining dan food mereka.

Nah salah satu donatur tetap Oxford itu adalah 'Steve' Schwarzman, pendiri dari Blackstone Group yang bermitra dengan Lary Pink, Blackrock.

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (8): Mencari Kakek di Hutan Kalimantan

Dan Oxford menunjuk Anies sebagai Anggota Dewan Pengarah dan Pendiri Institute for ASEAN Studies sebagai bagian dari Oxford School of Global and Area Studies. Artinya, Anies sudah masuk dalam Boston connection.

Ya wajar saja. Karena visi Anies sesuai dengan visi para donatur besar untuk perubahan peradaban dunia yang terbuka lewat demokratisasi kehidupan sosial, politik, budaya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Agendakan Kunjungan ke Destinasi Wisata Bunaken dan Pantai Malalayang di Manado

Baca Juga: Solois dan Anggota Grup Band One Direction, Niall Horan: Terima kasih Jakarta!

Mari lawan kapitalisme lewat kebersamaan dan gotong royong. Setidaknya kita bisa jadikan kapitalisme seperti China dan Rusia yang diarahkan untuk kemakmuran rakyat. Itu karena mereka tidak deal dengan miliarder private, tapi deal dengan Konstitusi.

Yaitu menjadikan negara wahana investasi yang ramah untuk kebersamaan, bukan untuk segelintir orang. Mungkinkah?

Tapi kalau siapapun yang terpilih terpasung kepada oligarki modal, maka kemungkinan itu tidak akan pernah ada. Rakyat dan bangsa ini sedang dihabisi...

Baca Juga: Liga Champions Asia: Yokohama Marinos Menang Melawan Al Ain di Leg Pertama Final

Seharusnya sudah saatnya kita memikirkan untuk merestorasi konstitusi agar tidak lagi terlalu terbuka dan lebih kokoh ke dalam menjamin persatuan.

(Oleh: EJB). ***

Berita Terkait