DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

AITIMI Apresiasi Keberpihakan Pemerintah Terhadap Pengembangan Industri Dalam Negeri

image
Ilustrasi AITIMI tentang keberpihakan pada industri dalam negeri.

ORBITINDONESIA.COM - AITIMI atau Asosiasi Industri Teknologi Informasi Merek Indonesia mengapresiasi keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan industri dalam negeri di Indonesia.

AITIMI mengatakan implementasi belanja pemerintah untuk menggunakan produk lokal sangat besar. Selain itu, keberpihakan pemerintah juga berpengaruh besar terhadap naiknya penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam banyak hal, termasuk perdagangan barang dan jasa.

"Pengusaha Nasional Merek Indonesia sangat berterima kasih karena efeknya besar soal TKDN dan implementasi belanja pemerintah ini untuk produk lokal," kata Sekjen AITIMI Danny Harjono, dalam diskusi "Dampak Berantai Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri" di Jakarta, 8 Mei 2023.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Kemenko Marves: Pemerintah Ingin Beri Keadilan Pada Industri Dalam Negeri Hadapi Persaingan Global

Danny mengatakan, salah satu sektor yang bisa berkontribusi dalam peningkatan kandungan dalam negeri terutama  dalam perdagangan barang dan jasa adalah pengadaan baterai dan plastik molding.

"Yang bisa kita lakukan adalah pengadaan baterai mengingat Indonesia adalah penghasil 60 sampai 70 persen nikel di dunia. Jadi ini bisa untuk laptop dan plastik molding. Kita pasti bisa, lalu kenapa kita harus impor?" katanya.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Selain itu, hal yang tidak kalah penting menurut Danny adalah penguatan merek Indonesia sebagai salah satu industri dalam negeri yang harus terus dipertahankan. Menurutnya, merek lebih dari sekedar nama produk tetapi juga melambangkan  identitas sebuah bangsa.

Baca Juga: Kemensetneg: Persiapan KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo Capai 90 Persen

"Yang kami pikirkan dari teman-teman industri merek Indonesia, merek kita harus dihargai sebagai satu aset bangsa dan aset nasional. Kalau kita sebut satu merek IT atau industri otomotif misalnya, langsung kita terkonotasi ini produk dari negara Korea, China dan Amerika. Jadi merek itu sendiri memiliki nilai," ungkap Danny.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Dalam rangka penguatan merek Indonesia tersebut, Danny meminta perlindungan pemerintah. Ini, mengingat mereka harus berhadapan dengan merek-merek raksasa dari negara lain yang menguasi pangsa pasar dunia.

"Industri besar atau semikonduktor dikuasai oleh negara atau produsen tertentu saja di dunia. Nah kita ini baru mulai. Jadi kalau kami produsen merek Indonesia tidak diproteksi pada awal-awal, maka cita-cita untuk membuat industri sesungguhnya akan sulit," katanya.

Baca Juga: Begini Kondisi Karyawati AD Setelah Bos Perusahaan di Cikarang Sering Minta Jatah Kencan Demi Kontrak Kerja

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Danny menambahkan pihaknya saat ini hanya membutuhkan kepercayaan dari pemerintah mengenai tata kelola merek di Indonesia. Ia menyebut beberapa negara yang industri mereknya berkembang pesat karena besarnya kepercayaan negara terhadap industri-industri tersebut.

"Merek-merek internasional itu tadinya siapa sih? Mereka juga hanyalah pemain lokal di negara masing-masing. Namun, karena di-back up, dilindungi dan didorong oleh pemerintahnya masing-masing, jadinya tumbuh menjadi raksasa," kata Danny.

"Kita tahu Taiwan, China, Amerika atau Jepang juga melakukan hal yang sama sampai akhirnya mereka jadi raksasa semuanya. Nah sudah selayaknya kita bisa mulai melakukan itu," pungkasnya.***

Berita Terkait