DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Berkaca dari Kasus Balita Obesitas, Peran Penting Siapa saja yang Perlu dalam Edukasi Kegemukan pada Anak

image
Berkaca dari viral balita obesitas, kenali peran siapa saja yng harus membantu dalam penanggulangannya.

ORBITINDONESIA.COM- Tahukah kamu? obesitas pada balita disebabkan karena anak sering mengkonsumsi makanan yang mengandung gula secara berlebih.

Selain itu terjadinya obesitas pada anak yang memakan over gula dan terus menerus tanpa kontrol dari orang tua.

Dilihat dari kasus yang mencuat ke publik, hadirnya Muhammad Kenzi Alfaro yang baru berumur 16 bulan dengan berat capai 27 kg alami obesitas.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Daftar Pemain Serial Loki Season 2 yang Diprediksi akan Muncul, Salah Satunya Kang The Conqueror

Diperlukan edukasi yang bersifat menyeluruh dan konsisten terhadap orang tua dan guru yang merupakan agent of change untuk mencegah kegemukan pada anak-anak.

"Orang tua dan guru pasti didengarkan oleh anak-anak. Orang tua bisa mengatur pola makan, tidur, dan aktivitas anak-anak di rumah." ujar Prof. Hardinsyah selaku Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Lingkungan keluarga dan sekolah memiliki peran penting dalam membantu menekan angka kegemukan pada anak-anak usia SD hingga SMA.

Baca Juga: Sinopsis Lengkap Now You See Me 2: The Four Horsemen Dikhianati Orang Terdekat, Tayang di Bioskop Trans TV

"Sedangkan guru yang mengingatkan karena mereka disegani oleh siswa-siswanya. Jangan lupa bahwa anak-anak sejak usia SMP sudah mulai bisa mengelola uang jajan mereka sendiri,"lanjutnya.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Seperti diketahui Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut bahwa jumlah penderita diabetes anak di Indonesia mencapai 1.645 pasien per Januari 2023.

Kasus diabetes melitus tipe 1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sepanjang periode 2010 hingga 2023 dengan mengacu laporan dari 13 kota di Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Lengkap Man On Fire, Ketika Menyelamatkan Jadi Obsesi Membunuh Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini

Karena itu, lanjut Hardinsyah, orang tua dan guru yang teredukasi dengan baik akan dapat membantu menahan bahkan menekan laju angka obesitas pada anak-anak.

Hardinsyah menyebutkan beberapa upaya yang bisa dilakukan orang tua kepada anak adalah giat melakukan aktivitas fisik, meminimalisasi lemak jahat pada makanan, membatasi minuman bergula manis, serta tidur yang cukup.

"Dari sisi makanan, mulai membiasakan mengkonsumsi pangan hewani seperti sayuran hijau, kacang-kacangan termasuk tempe. Dari sisi gaya hidup, generasi muda saat ini semakin hari semakin berkurang waktu tidurnya karena semakin banyak yang ditonton. Kurang tidur juga menyebabkan kegemukan karena nafsu makan meningkat," jelasnya.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Baca Juga: Mom, Inilah Tips Mudah dan Tetap Sehat Siapkan Bekal untuk Anak Ala Ahli Gizi

Kegemukan, lanjutnya, adalah permasalahan kompleks yang tidak hanya cukup dengan membatasi kalori, namun juga mencermati pola tidur dan tingkat stres pada anak-anak.

"Berbagai penelitian global menyatakan anak-anak generasi Z lebih gampang stres bila dibandingkan generasi sebelumnya. Maka anak-anak butuh lingkungan rumah dan sekolah jauh dari stres," katanya.

Hardinsyah menilai Pemerintah juga ikut berperan dengan mengandalkan persebaran informasi lewat media massa secara terstruktur untuk menggaungkan pentingnya gizi ke segala lapisan masyarakat.

Baca Juga: Samsung Galaxy A13 dan Galaxy A14 Mana yang Lebih Oke Buat Gaming, Cek Perbedaan Harga dan Spesifikasi

Inovasi dan intervensi, katanya, menjadi kata kunci untuk menurunkan angka kegemukan pada anak-anak.

Ia lantas mengambil contoh negara Singapura yang sukses menerapkan program latihan khusus bagi anak-anak yang memiliki kelebihan berat badan di sekolah.

"Singapura yang punya program bagi siapa yang berat badannya berlebih maka dia harus pulang lebih sore. Di situ orang tua menyetujui dan tanda tangan. Maka, satu jam di akhir pelajaran, khusus bagi anak-anak yang kelebihan berat diberikan latihan fisik. Meskipun secara psikologi mungkin ada konflik karena orang nggak boleh dipisah-pisah, tetapi Pemerintah di sana melakukan itu dan berhasil," paparnya.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Baca Juga: Viral! Kenzi Balita Obesitas dengan Berat Hampir 27 Kg Asal Bekasi Kini Jalani Rawat Jalan Intensif

Di lain sisi, PERGIZI PANGAN Indonesia, kata Hardinsyah, memiliki webinar yang sejak tiga tahun terakhir selalu konsisten memberikan edukasi kepada ratusan peserta.

Pihaknya juga berkolaborasi dengan tim penggerak PKK di beberapa provinsi yang bisa melibatkan 2.000 orang ibu-ibu.

"Ini tentu bagus sekali dan harus lebih dibumikan agar mencapai tingkat Posyandu, RT, dan RW. Di sinilah peran Pemerintah menjadi penting karena memiliki infrastruktur seperti Puskesmas, kader-kader di Posyandu, atau pendamping di BKKBN yang bisa memberikan intervensi," tutupnya.***

Dapatkan informasi terbaru lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait