DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Merasa Cemas Memasuki Usia 25, Ini Tanda Kamu Mengalami Quarter Life Crisis dan Apa yang Harus Dilakukan

image
Ilustrasi wanita yang sedang mengalami masa quarter life crisis.

ORBITINDONESIA.COM – Quarter life crisis atau yang dikenal sebagai krisis seperempat abad merupakan periode ketidakpastian dan pertanyaan yang biasanya terjadi ketika orang merasa terjebak, tidak terinspirasi, dan kecewa selama usia pertengahan 20-an hingga awal 30-an.

Akhir-akhir ini, quarter life crisis banyak dikeluhkan di media sosial oleh orang-orang kelahiran tahun 90-an yang sudah mulai memasuki fase ini.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Banyak di antaranya mengaku bahwa fase quarter life crisis membuat mereka merasa cemas.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila Tanggal Berapa, Apakah Jadi Hari Libur Nasional, Simak Penjelasannya di Sini

Hal itu karena kehidupan yang dialaminya saat ini tidak sesuai ekspektasi dan cenderung menghadapi banyak kesulitan.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Pada fase ini, satu-persatu kesulitan muncul dimana pada usia dua puluhan, orang-orang akan mulai keluar dari zona nyaman.

Yaitu mulai lepas dari tanggung jawab orangtua dan mulai belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Baca Juga: Hore, Tanggal 1 Sampai 4 Juni 2023 Jadi Libur Nasional dan Cuti Bersama! Bisa Liburan Panjang Akhir Pekan

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Dilansir dari forbes.com, berikut pengertian lebih jelasnya tentang quarter life crisis yang sedang banyak dibicarakan mereka yang tengah memasuki usia pertengahan dua puluhan hingga usia tiga puluhan.

Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan semacam ini?

“Apa yang aku lakukan dengan hidupku?”

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

“Apakah aku akan tetap seperti selama sisa hidupku nantinya?”

“Apa gunanya semua ini?”

Baca Juga: Profil Lengkap Ahmad Munjizun, Pidatonya Viral sebagai Penerima Gelar Doktor NC State University Asal Lombok

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Pernahkah kamu mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaanmu, menjual semua harta benda milik kamu dan pindah ke negara lain?

Apakah kamu merasa tidak puas dengan hidup dan merasa terjebak dan tidak yakin bagaimana cara menemukan jalan keluar?

Jika demikian, kamu mungkin mengalami krisis seperempat kehidupan atau quarter life crisis.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Konsep mengalami krisis di usia pertengahan hingga akhir dua puluhan bukanlah hal baru, ini adalah sesuatu yang telah dialami oleh kaum muda dalam berbagai tingkatan selama beberapa dekade.

Baca Juga: 20 Tahun Dilarang hingga Ditentang Susi Pudjiastuti, Inilah Alasan Jokowi Buka Eskpor Pasir Laut

Apa yang terjadi?

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Meskipun ada definisi yang sangat berbeda untuk "krisis seperempat kehidupan," inilah definisi menurut Wikipedia: "Krisis yang melibatkan kecemasan atas arah dan kualitas hidup seseorang yang paling sering dialami dalam periode mulai dari usia awal dua puluhan hingga usia pertengahan tiga puluhan,”.

Sulit untuk memberikan definisi yang jelas tentang apa itu krisis seperempat kehidupan karena itu berbeda untuk setiap individu dan dapat terjadi pada usia yang berbeda untuk orang dewasa juga.

Tidak ada "gejala" universal atau diagnosis yang sama untuk semua orang.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: Foto Anies Baswedan tidak Ada Lagi di Satu Papan Reklame Politik PKS di Kota Depok

Tetapi satu hal yang pasti: jika kamu yakin sedang mengalami krisis, maka kamu mungkin mengalaminya.

Meskipun gagasan tentang krisis mungkin terasa menakutkan, jika kamu mengenali apa yang terjadi sekarang dan mengatasi perasaan kamu, kamu tidak hanya akan merasa lebih bahagia dan lebih percaya diri pada diri sendiri dan keputusan yang kamu buat.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Bagaimana bisa saya sampai di sini?

Meskipun kedengarannya aneh, tapi krisis ini merupakan hal yang baik karena ini adalah kesempatan kamu untuk merenungkan pilihan yang telah kamu buat dalam hidup.

Baca Juga: FIFA Matchday: 19.30 WIB Kick Off Timnas Indonesia Melawan Argentina

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Kamu akan memeriksa apakah pilihan yang kamu buat sejalan dengan dirimu saat ini.

Saat anak-anak ditanya, “Kamu ingin jadi apa kalau sudah besar?” akan ada tekanan yang luar biasa untuk mendapatkan jawaban.

Begitu juga lingkungan sekitar mengharapkan kamu untuk mengetahui apa yang ingin kamu lakukan dengan sisa hidupmu yang bahkan kamu sendiri pun belum memiliki kesempatan mengenal diri sendiri dengan cukup baik.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Melalui proses membuat keputusan sendiri, mengerjakan berbagai pekerjaan, menjalin hubungan yang berbeda, bergerak dan bepergian, kamu akan benar-benar mengetahui siapa diri kamu secara pribadi.

Baca Juga: FIFA Matchday: Inilah Alasan PSSI yang Hanya Menjual 60 Ribu Tiket Laga Timnas Indonesia Melawan Argentina

Setelah kamu memahami siapa diri kamu dan apa yang kamu hargai serta bagaimana kamu ingin menjalani hidup, kamu akan dapat mulai membuat keputusan tentang, "Apa yang ingin aku lakukan saat dewasa?".

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Sayangnya masyarakat kita masih berpikir jadul, itulah sebabnya begitu banyak anak muda merasa tersesat dan tidak yakin bagaimana menciptakan kehidupan yang mereka inginkan.

Apa yang harus saya lakukan?

Biasanya begitu seseorang menyadari bahwa mereka sedang mengalami krisis, mereka akan mulai "memperbaiki" masalah dengan berhenti dari pekerjaan mereka, mengakhiri hubungan atau pindah ke kota lain.

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Baca Juga: KODE KERAS! Hary Tanoesoedibjo, Jajaran Perindo, dan MNC Group Merapat ke Ganjar Pranowo

Tetapi ini bukan waktunya untuk melakukan perubahan drastis, ini saatnya untuk memperlambat dan menekan tombol jeda sehingga kamu dapat merenungkan dan lebih memahami bagaimana kamu bisa sampai ke posisi saat ini.

Kamu bisa melakukan hal ini:

Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat

1. Pelajari diri sendiri secara real time

Untuk lebih memahami diri sendiri dan mengapa kamu merasa tidak bahagia, kamu harus belajar bagaimana menjadi lebih sadar.

Mindfulness hanyalah meluangkan waktu sejenak untuk berhenti dan menyadari pikiran, perasaan, sensasi tubuh, dan lingkungan kamu secara real time.

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan

Baca Juga: Peter Hari: Kekuatan yang Dahsyat di Balik Pertemuan Antar Penyintas Gagal Ginjal

Melalui proses belajar bagaimana mengidentifikasi pikiran dan perasaan, pada saat itulah kamu dapat mulai lebih memahami motivasi, pola berpikir, dan apa yang mendorong perilaku kamu.

Jadikan ini sebagai kebiasaan sehari-hari dengan meluangkan waktu untuk memeriksa diri sendiri dan amati pikiran dan perasaan kamu beberapa kali sehari.

Baca Juga: Syafrin Liputo: DKI Jakarta Bebas Kendaraan Bermotor Malam Natal dan Tahun Baru di Jalan Sudirman-MH Thamrin

Periksa diri kamu dan tanyakan, "Bagaimana perasaan saya?" dan mulailah menuliskan apa yang kamu perhatikan sehingga kamu dapat melihat pola apa pun.

Baca Juga: Sinopsis Film Final Girl: Abigail Breslin, Gadis Pemberani dalam Pertarungan yang Mematikan Tayang di Trans TV

2. Kembali ke Awal

Baca Juga: Taman Mini Indonesia Indah Gelar Konser Musik untuk Natal dan Tahun Baru

Pikirkan dan yakinkan diri sendiri tentang dunia di sekitar kamu yang berasal dari suatu tempat, pikirkan tentang apa yang orangtua dan pengasuh kamu katakan kepada kamu saat tumbuh dewasa, renungkan apa yang kamu lihat sebagai seorang anak dan bagaimana hal itu mempengaruhi cara kamu mengatasi diri sendiri.

Ini adalah kesempatan kamu untuk melihat hidupmu dengan harapan yang realistis dan menentukan bagaimana kamu akan berada di dalamnya terlepas dari semua yang telah kamu pelajari.

3. Memahami dirimu sekarang

Baca Juga: Dinas Kesehatan: Pengidap COVID 19 di Jakarta Mencapai 200 Kasus per Hari

Sekarang setelah Kamu memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dari mana pemikiran dan keyakinan itu berasal, mulailah memikirkan, berdasarkan pengalamanmu sendiri sebagai orang dewasa, apa yang kamu hargai dan bagaimana kamu ingin menjalani hidup.

Baca Juga: Sinopsis The Dark Knight Rises: Pertempuran yang Gelap dan Penuh Pengorbanan dari Superhero Batman

Identifikasi apa artinya menjadi sukses, apa artinya bagi kamu untuk hidup bahagia dan sehat.

Baca Juga: Relawan Santri Muda Garut Dukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD

Tidak masalah jika kamu memikirkan apa yang membuatmu bahagia ketika kamu masih kecil, tidak membuatmu bahagia sekarang.

4. Berhenti menghakimi dan bersikap baik pada diri sendiri

Sepanjang seluruh proses ini, penting bagi kamu untuk melepaskan penilaian apapun yang kamu miliki untuk diri sendiri atau orang-orang di sekitar kamu.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikut Kirab Budaya Nitilaku UGM  Yogyakarta

Baca Juga: Mengenal Sejarah dan Tujuan Hari Sklerosis Ganda Sedunia: Tingkatkan Kesadaran Penyakit yang Serang Saraf Otak

Melihat ke masa lalu bukanlah tentang menyalahkan orangtua atau pengasuh kamu dan ini bukan tentang menyalahkan atau mengkritik diri sendiri atas pilihan yang telah kamu buat.

Sangat sedikit orang yang tahu persis apa yang ingin mereka lakukan dengan sisa hidup mereka ketika mereka masih muda.

Baca Juga: Buruh Rokok di Kudus Deklrasi Dukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Proses belajar tentang diri kamu berlangsung seumur hidup dan tidak ada yang tahu persis apa yang mereka lakukan, jadi terimalah dirimu dan berbaik hatilah pada diri sendiri.

Baca Juga: Mengenal Sejarah dan Tujuan Hari Sklerosis Ganda Sedunia: Tingkatkan Kesadaran Penyakit yang Serang Saraf Otak

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Baca Juga: Pesantren Lirboyo Kediri Dukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

Tidak ada jawaban konkret untuk pertanyaan ini, itulah mengapa sangat membuat frustasi!

Penting untuk diingat bahwa melewati krisis seperempat kehidupan bukanlah perlombaan, ini adalah proses.

Ketika kamu tidak bahagia dengan hidupmu dan tidak yakin apa yang akan membuat kamu bahagia, itu tidak nyaman.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Neng Dara Affiah: Umat Islam tidak Punya Alasan Menolak Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

Ketidaknyamanan itu akan membuat kamu berpikir bahwa kamu perlu "memutuskan semuanya secepat mungkin" tetapi jangan membuat keputusan apapun hanya untuk merasa lebih baik pada saat itu.

Baca Juga: Raih Skor Menembak Tertinggi, Ibnu Chuldun Disamai Oleh Elite Lapas Perempuan Jakarta

Alih-alih berfokus pada "kapan ini akan berakhir!", fokus pada pertumbuhan pribadi kamu.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Hak Asasi Manusia dan Pembaruan Islam Terus Berkembang

Setiap tiga bulan, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang telah kamu pelajari tentang diri kamu, apa yang kamu suka dan tidak suka, perubahan apa yang telah kamu buat dan bagaimana perasaan kamu setiap hari.

Hal ini akan membantumu tetap fokus pada tujuan akhir kamu, yaitu merasa lebih baik dan merasa sedang bergerak ke arah yang benar.

Sebelum kamu menyadarinya, Kamu akan melihat ke atas dan menyadari bahwa seluruh hidup kamu telah berubah.

Baca Juga: Perkumpulan Penulis SATUPENA Hadirkan Neng Dara Affifah dalam Diskusi Hak Asasi Manusia dan Pembaruan Islam

Baca Juga: Mobil TNI AL Mogok di Jalur Busway saat Hujan Bikin Macet, Warganet: Nyusahin Rakyat

Meskipun saat ini kamu mungkin merasa tidak akan pernah menemukan jalan keluar dari krisis ini, kamu akan menemukannya.

Jika kamu merasa ada masalah, fokus untuk memahami diri sendiri dan apa yang kamu inginkan untuk hidup kamu, maka kamu akan sampai ke sisi lain dari krisis ini dan menuai keuntungan.

Baca Juga: Kampanye di Pelabuhan Perikanan, Nelayan Minta Gibran Bikin Aturan yang Memudahkan Penjualan Ikan

Jadi, apakah kamu sedang memasuki fase ini? Jika iya lakukan hal yang telah dijelaskan di atas untuk mengatasi krisis yang sedang kamu alami.***

Kamu bisa mendapatkan beragam informasi dan artikel lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait