DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengenal Lebih Dekat dengan Masjid Jami Al Makmur Cikini

image
Masjid Jami Al Makmur adalah potret moderasi beragama dan persahabatan terletak di Cikini, Jakarta Pusat

 

ORBITINDONESIA.COM – Bila ke daerah Cikini tidak lengkap kalau tidak ke Masjid Jami Al Makmur.

Masjid Jami Al Makmur terletak daerah Cikini persis di samping rumah sakit PGI Cikni dan diantara gedung perkantoran dan apartemen.

Masjid Jami Al Makmur yang berada di daerah Cikini, yang konon dibangun oleh maestro pelukis Indonesia bernama Syarif Bustaman yang dikenal dengan nama Raden Saleh.

Baca Juga: Tata Cara, Doa dan Niat Sholat Tarawih Berjamaah di Bulan Suci Ramadhan Bersama Keluarga di Rumah

Informasi yang beredar masjid ini berdiri tahun 1890 yang dimiliki oleh Raden Saleh saat menyunting seorang gadis asal Bogor.

Namun ditahun yang sama, Raden Saleh menjual tanah bersama masjid ini kepada Sayed Abdullah bin Alatas kemudian beralih kepada Yayasan Emma Ziekenhuis.

Yayasan Emma Ziekenhuis ini adalah sekelompok misionaris Kristen milik Belanda yang bergerak di bidang rumah sakit dan pelayanan sosial.

Baca Juga: Hendra Susanto Badan Pemeriksa Keuangan RI Imbau Gen Z Ikut Teladani Tokoh Pahlawan Nasional Sumatera Barat

Pada tahun 1947, Yayasan Emma berencana ingin membongkar masjid tersebut untuk dibangun rumah sakit nonprofit dan aktivitas misionaris namun mendapat penolakan dari warga setempat hingga memicu aksi perlawanan.

Karena saat diserahkan kepada masyarakat oleh Raden Saleh tidak langsung disertfikat sedangkan Yayasan Emma langsung dibuatkan sertfikat.

Keanehan ini sendiri terungkap saat masyarakat akan merenovasi bangunan masjid karena makin bertambah Jemaah di masjid tersebut

Baca Juga: Sikat Gigi Saat Puasa di Bulan Suci Ramadhan: Bikin Batal atau Nggak, Begini Hukumnya!

Permasalahan ini hingga memasaksa Pemprov DKI Jakarta dan pengurus masjid berunding dan bisa diselesaikan pada tahun 1991.

Bila melihat tampilan Masjid Jami Al Makmur memiliki paduan gaya kebudayaan dan telah menjadi cagar budaya oleh Pemprov DKI Jakarta tahun 1993 dengan paduan budaya Tiongkok dan Betawi.

Ini bisa dilihat dari bentuk atap masjid yang melengkung selain itu pintu dan jendela masjid mirip dengan pintu di rumah adat Betawi.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin Ajak Masyarakat Indonesia Petik Pelajaran dari Tokoh Pahlawan Nasional Buya Hamka

Walau alami pemugarann, namun bentuk asli bangunan masjid tetap dipertahankan termasuk Menara masjid.

Masjid ini menjadi tempat favorit warga untuk beristirahat sejenak dari rutinitas di siang hari selepas mengikuti salat Dzuhur berjamaah, bahkan tidak sedikit warga atau karyawan kantor sekitar bersantai menikmati semilir angin sejuk di serambi masjid.

Kehadiran Masjid Jami Al Makmur menjadi simbol moderasi beragama dan persahabatan.

Hal ini terlihat dimana Masjid Jami Al Makmur bersebelahan persis dengan rumah sakit tertua di Jakarta yang dikelola oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ***

 

Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News

Berita Terkait