ORBITINDONESIA.COM - Ita Martadinata Haryono (1980) adalah seorang siswi SMA berasal dari kalangan etnis Tionghoa yang beragama Buddha, yang menjadi salah satu korban pemerkosaan pada 15/16 Mei 1998.
Ita Martadinata dibunuh pada 9 Oktober 1998, 4 hari sebelum keberangkatannya ke New York, Amerika Serikat, guna memberi kesaksian testimoni di hadapan Kongres PBB, pembela Hak Asasi Internasional.
Sebelum dibunuh, diduga pelaku sempat memerkosa Ita Martadinata di dalam rumah/ kamarnya sendiri, darahnya ditemukan berceceran di lantai dan tembok rumah.
Jenazahnya sendiri ditemukan telanjang dan lehernya hampir putus (digorok dengan pisau tua), kemudian (maaf) di duburnya terdapat kayu yang ditancapkan, di kamarnya darah sudah menggenang banyak di lantai.
Sejak kejadian itu baik korban, orang tua korban dan komunitas Tionghoa langsung Tutup Mulut. Kasus ini pun ditutup kepolisian dan dianggap sebagai kasus kriminal biasa.
Kenapa Ita dihabisi dengan sebegitu sadisnya? itu karena Ita adalah relawan untuk kemanusiaan dan hak asasi manusia yang melakukan investigasi terhadap perkosaan para gadis dan perempuan Tionghoa dalam kerusuhan Mei 1998.
Ita aktif dalam aktifitas konseling terhadap para korban kerusuhan Mei 1998, Ita meyakini bahwa pemerkosaan dalam tragedi kerusuhan Mei 1998 adalah bentuk teror politik yang mengeksploitasi seksualitas perempuan Tionghoa.
Baca Juga: Begini Respons PKS Mengetahui Kelakuan Bukhori Yusuf Injak Istri Muda yang Hamil Hingga Pendarahan
Ita juga meyakini berbagai kasus pemerkosaan terhadap para perempuan Tionghoa saat itu bukanlah pemerkosaan biasa, akan tetapi pemerkosaan tersebut dilakukan oleh sekelompok orang yang terlatih.
Ita saat itu bersama ibunya Wiwin Haryono akan berangkat ke Amerika Serikat dengan empat korban Kerusuhan Mei 1998 lainnya untuk memberikan kesaksian kepada Kongres Amerika Serikat tentang tragedi kerusuhan Mei 1998.
Rencana keberangkatan Ita untuk bersaksi di PBB dianggap mengotori nama Indonesia di mata dunia internasional, sehingga Ita dihabisi dengan kejam.
Satu minggu sebelum berangkat ke Amerika Serikat untuk memberi kesaksian terkait kekejaman pemerintahan Orde Baru dalam tragedi kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Ita yang saat itu masih kelas 2 SMA menjalani aktivitasnya seperti biasa.
Baca Juga: Piala Asia 2023: Lawan Timnas Indonesia, Irak Tambah Amunisi dari Pemain Keturunan
Selesai jam sekolah, Ita langsung pulang ke rumah. Sampai di rumahnya gadis yang masih belia itu naik ke lantai dua menuju kamarnya. Ternyata di kamar itu sudah menunggu seorang laki-laki yang kemudian membunuhnya dengan sangat sadis.
Artikel Terkait
Gosip Politik Soal Suami Puan dan BTS
Ramai Dibicarakan di Sosial Media, Apa itu ChatGPT yang Disebut Bisa Disalahgunakan untuk Menipu Pasangan?
Media Thailand Bocorkan Direktur Teknik PSSI yang Baru Gantikan Indra Sjafri
NGERI, Ini Rekomendasi 6 Film Slasher yang Cocok untuk Uji Nyali Anda, Penakut Dilarang Nonton
Ramai Politisi PKS Bukhori Yusuf KDRT ke Istri Muda, Islah Bahrawi Bikin Sindiran Telak: Seolah Paling Agamis
Piala Dunia U20 2023: Argentina dan Amerika Serikat Kompak Raih Tiga Poin
Sinopsis Film Hotel Mumbai: Ketegangan Mematikan yang Mengguncang Hati, Diangkat dari Kisah Nyata Aksi Teroris
Survei Litbang Kompas: Sandiaga Uno Cawapres Tertinggi Elektabilitasnya