DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Muslim Syiah di Bumi Indonesia dan Dukungannya Pada NKRI

image
Makan bubur suro salah satu tradisi Ramadhan yang dilakukan masyarakat Palembang. Ada jejak lama Muslim Syiah di Indonesia.

ORBITINDONESIA.COM - Kaum Muslim Syiah bukanlah orang asing atau “pendatang baru” di bumi Indonesia. Sejak tahun 800-an masehi, mazhab Syiah sudah masuk ke Nusantara.

Jejak-jejak peninggalan Muslim Syiah sangat banyak dan kuat. Antara lain:

Tarian Ma’atenu di Maluku tengah yang gerakannya persis sama dengan tarian dalam tradisi Muslim Syiah untuk memperingati tragedi Karbala.

Baca Juga: Berbagai Cara Islam Merespon Masyarakat Informasi

Upacara Mahoyak Tabuik (mengiringi keranda) yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu dan Padang Pariaman. Upacara terebut digelar setiap tanggal 10 Muharram untuk memperingati hari duka di Karbala.

Upacara tradisional “Satu Suro” di Jawa Tengah. Suro berasal dari kata Asyuro, artinya 10 Muharram.

Adanya semacam larangan tak tertulis dan kebiasaaan masyarakat untuk tidak membuat acara-acara gembira pada bulan suro adalah simbol keikutsertaan masyarakat atas duka cita pembantaian keluarga Nabi di Karbala.

Syiah tidak pernah menjadi musuh NKRI. Alih-alih menjadi musuh, justru jadi pendukung NKRI yang sangat kuat.

Baca Juga: Israel Tidak Punya Hak untuk Hidup di Palestina yang Dikuasainya Lewat Kekerasan

Syiah tidak mempunyai ideologi mengganti dasar Negara Pancasila, tidak pernah menjadi teroris ataupun pengebom bunuh diri.

Syiah meyakini bahwa Pancasila adalah akad kebangsaan yang harus ditaati sebagai komitmen berbangsa dan bernegara.

Faktanya, justru kelompok-kelompok yang secara terbuka memperlihatkan kebencian kepada Syiah adalah kelompok yang menginginkan penggantian ideologi Pancasila.

Mereka melakukan terorisme baik di dalam maupun di luar negeri, yang tentunya semua itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan komitmen kebangsaan.***

 

Berita Terkait