DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bedah Buku Gagasan Denny JA tentang Jembatan Antaragama

image
Pemikiran Denny JA tentang jembatan antaragama dibedah dalam diskusi di Pekanbaru, Riau.

 

ORBITINDONESIA.COM - Ada yang unik dalam diskusi buku Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google (2023), yang berlangsung di Perpustakaan Soeman HS Provinsi Riau, Jalan Jenderal Sudirman No. 462, Kota Pekan Baru, pada Selasa 20 Juni 2023.

Baca Juga: Pilkada Solo: Kaesang Pangarep Bikin Target Menangkan Calon yang Diusung PSI

Satu bab buku itu diekspresikan melalui aksi teater. Konsep Tiga Berlian Biru dari Denny JA dipentaskan dengan tarian, mikro-drama, dan puisi.

Dua orang penari dari Line Dance Studio meliuk-liukkan tubuhnya, menggambarkan gelombang laut.  Gerakan tari itu memperlihatkan kedalaman samudera. Itulah tempat harta karun spiritual berada.

Baca Juga: LSI Denny JA: Ada Pergerseran Pendukung Jokowi dari Ganjar ke Prabowo?

Baca Juga: Liga 1: Pertandingan Bali United Melawan Persib Bandung Dipindah ke Training Center Tanpa Penonton

Tiga orang lainnya masuk ke dalam formasi. Masing-masing memainkan lakon dari konsep Tiga Berlian Biru yang muncul dari samudera soiritualitas yaitu virtue, power of giving, dan the oneness.  Selama tarian berlangsung, seorang narator membacakan puisi berjudul Tiga Berlian Biru karya R. Hariyani Susanti.

Selain itu, acara diskusi buku ini juga dimeriahkan oleh Tarian Melayu dari tiga mahasiswi UIN Suska, Riau, dan penampilan lagu dengan iringan gitar akustik oleh dua orang peserta

Jembatan Antaragama

Baca Juga: Di World Water Forum di Bali, Sandiaga Uno: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Siapkan Indonesia Pavilion

Diskusi yang dihadiri para pegiat literasi, mahasiswa, dan pengunjung perpustakaan ini menampilkan narasumber Ahmad Gaus selaku penulis buku dan R. Hariyani Susanti. M.Hum., dosen Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim, Riau.

Diwarnai beragam tanggapan, diskusi itu  mengerucut pada kesimpulan bahwa era Google ditandai dengan informasi yang melimpah. Sumber-sumber pengetahuan dapat dilacak dengan mudah. Begitu juga hasil-hasil riset terbaru. Semua tersuguh di hadapan kita.

Denny JA menawarkan gagasan spiritualitas baru yang digali dari nilai-nilai universal setiap agama dan kepercayaan. Sumbangan terpentingnya ialah menjembatani berbagai agama sehingga berrtemu di satu titik. Yakni, spirituality of happiness, yang di tangan dia sepenuhnya menjadi narasi ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Yang Tercecer Di Era Kemerdekaan (7): Wahidin dan Rel Kereta Api Kematian

Reformasi Keagamaan Model Baru

Hariyani membahas bab mengenai samudera spiritualitas. Ia juga secara khusus menulis puisi berjudul Tiga Berlian Biru, yang diambil dari rumusan Denny JA mengenai spiritualitas baru abad 21.

Tiga Berlian Biru terdiri dari berlian biru kebajikan (virtue), berlian biru kekuatan derma (power of giving), dan berlian biru kesatuan manusia dengan manusia lain, lingkungan hidup dan misteri alam semesta (the oneness).

Baca Juga: Liga Conference Europa: Olympiakos Lolos ke Final Melawan Fiorentina

Menurut Hariyani, riset-riset ilmu pengetahuan mutakhir telah membuktikan bahwa kebajikan berhubungan erat dengan kebahagiaan dan hidup bermakna. Begitu pula power of giving, hidup yang bersedekah, berderma, membuat hidup lebih bahagia dan bermakna.

Riset juga membuktikan bahwa perasaan bersatu (the oneness) dengan lingkungan juga membuat hidup bahagia dan bermakna. Apapun agama dan keyakinan yang dipeluk oleh seseorang, lanjut Hariyani, selama ia mampu menemukan dan mempraktikkan “tiga berlian biru” di atas maka ia akan menemukan makna hidupnya dan mencapai kebahagiaan.

Selama ribuan tahun manusia memeluk agama berbeda-beda, dan satu sama lain saling terpisah. Bahkan masing-masing membangun tembok yang tinggi sehingga tidak saling bertemu.

Baca Juga: Liga Eropa: Bayer Leverkusen Lolos ke Final Melawan Atalanta

“Pemikiran spiritualitas baru Denny JA meruntuhkan tembok-tembok pemisah tersebut. Ia menjembatani berbagai agama untuk bertemu di satu titik. Yakni, spirituality of happiness, seperti konsep tiga berlian biru, yang terdapat di semua agama,” ujar Hariyani. Itulah menurutnya yang tersirat dari buku Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google (2023).

Gagasan ini, katanya, hadir di saat yang tepat. Ini adalah reformasi keagamaan model baru yang didasarkan pada sains dan riset kuantitatif.

Riset Empirik, Kunci Spiritualitas Baru

Baca Juga: Presiden FIFA Gianni Infantino Berpesan kepada Indonesia: Banggalah dengan Timnas

Dalam nada yang sama, Ahmad Gaus sebagai penulis buku menyambut baik gagasan Denny JA mengenai perlunya manusia modern (homo sapiens) menemukan makna hidup dan kebahagiaan sejati dengan bantuan sains.

Gaus menjelaskan gagasan spiritualitas baru abad 21 yang ditawarkan oleh Denny JA sebagai kesimpulan dari berbagai riset kuantitatif.

“Riset empirik menjadi kata kunci spiritualitas baru ini. Disebut juga spiritualitas gelombang ketiga.

Baca Juga: Sepak Bola Indonesia Gagal Tembus Olimpiade Paris

Spiritualitas gelombang pertama ialah narasi mitologi. Spiritualitas gelombang kedua ialah narasi wahyu. Dan spiritualitas gelombang ketiga ini sepenuhnya narasi sains. Itulah yang dikembangkan oleh Denny JA,” kata Gaus.

Gaus menjelaskan formula 3P + 2S yang menjadi rumusan spiitualitas baru Denny JA, yaitu Personal Relationship, Positivity, dan  Passion.  Sedangkan 2 S itu adalah Small Winning dan Spirituality.

Rumusan ini melengkapi konsep Tiga Berlian Biru yang dijelaskan oleh pembicara sebelumnya.

Baca Juga: Media Irlandia: Sejumlah Negara Uni Eropa Pertimbangkan Akui Negara Palestina pada 21 Mei 2024

Di bagian akhir Gaus menegaskan bahwa gagasan spiritualitas baru Denny JA berbeda dengan spiritualitas gerakan New Age yang berkembang pesat dalam 30 tahun terakhir ini, termasuk di Indonesia.

Ciri khas spiritualitas gerakan New Age ialah skeptis terhadap sains dan agama. Sedangkan konsep spiritualitas baru Denny JA mengakomodasi agama.

“Dengan konsep spiritualitas yang berbasis pada riset keilmuan, Denny JA meletakkan agama pada posisi yang sangat terhormat. Bahkan spiritualitas baru yang digagasnya dapat memperkuat agama,” kata Gaus.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Akui Bom AS Digunakan Israel untuk Bunuh Warga Sipil di Gaza Palestina

Berikut adalah puisi karya R. Hariyani Susanti yang dibacakan di acara tersebut:

 

TIGA BERLIAN BIRU

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Era Digital Tak Cuma Hadirkan Tantangan, Tetapi Juga Peluang Baru Bagi Dunia Perbukuan

 

Harta karun tidak terlihat oleh mata

Sebab ia tersimpan di bawah tanah

Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Buku di Era Digital, Dengan Pembicara Bagus M. Adam dan Jonminofri

Atau tersembunyi di dasar samudera

 

Mutiara tidak mengambang di atas air

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (6): Samin Terkapar di Anyer Sampai Panarukan

Ia berada di dasar laut

Tertutup rapat di dalam kerang

 

Baca Juga: Melawan Guinea, Pelatih Shin Tae Yong Cemaskan Pertahanan Indonesia

Semua yang mahal dan berharga

Tidak pernah menampakkan diri

Tapi selalu tersembunyi

Baca Juga: Liga Champions: Real Madrid Melaju ke Final Melawan Borussia Dortmund

 

Begitu juga semua yang bernilai dalam dirimu

Tidak ada di atas permukaan

Baca Juga: Pemerintah Kamboja Belajar Pencegahan Perkawinan Anak ke Sukabumi, Jawa Barat

Melainkan di bawahnya

Ketahuilah bahwa dalam dirimu ada samudera

Yang sangat dalam dan luas

Baca Juga: TNI AU Bertemu Perwakilan Angkatan Udara Seluruh Dunia Dalam Konferensi Kekuatan Udara di Australia

Maka menyelamlah jauh ke dasarnya

Sampai engkau menemukan harta karun di sana

 

Baca Juga: Air Minum Jernih Belum Tentu Bersih, Nadine Chandrawinata Pilih AMDK yang 100 Persen Murni

Itulah pangkal kebahagiaan hidupmu

Itulah kebenaran universal yang diajarkan oleh semua agama dan keyakinan

Itulah the virtue atau kebajikan, the power of giving atau kekuatan memberi, dan the oneness atau rasa bersatu dengan semesta

Baca Juga: Didiet Maulana: Pengajuan Kebaya Sebagai Warisan Budaya ke UNESCO Dapat Menjadi Bentuk Kebanggaan

 

Kebajikan adalah the golden rule yang abadi

Lakukan pada orang lain apa yang engkau ingin orang lain melakukannya kepadamu

Baca Juga: Liga Champions: Disiarkan Langsung SCTV Kamis Dini Hari WIB, Real Madrid Melawan Bayern Muenchen

Jangan lakukan pada orang lain apa yang engkau tidak ingin orang lain melakukannya kepadamu.

 

Memberi punya efek yang besar dalam kehidupan

Baca Juga: Presiden Jokowi Tanggapi Santai Fotonya Hilang di Kantor DPD PDIP Sumatra Utara

Karena memberi memberdayakan yang lemah, membamgkitkan yang layu

Engkau hidup dari apa yang engkau dapat

Tapi engkau bahagia dari apa yang engkau beri.

Baca Juga: Imigrasi Jakarta Barat Amankan 2 Warga Negara Asing Asal Nigeria dan Kamerun

 

The oneness atau perasaan menyatu dengan semesta memberimu kekuatan

Juga kepedulian untuk menjaga lingkungan

Baca Juga: China Minta Israel Hentikan Serang Rafah

Apapun keyakinan yang engkau anut

Jika engkau menghayati Yang Maha Kasih

Maka engkau akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih.

Baca Juga: Piala Asia Putri U17: Jepang Menang Telak Melawan Thailand

 

Sembilan Pemikiran Denny JA

Buku “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google., diterbitkan oleh Cerah Budaya Indonesia (CBI), Maret 2023.  Di dalamnya terdapat sembilan bab yang masing-masing membahas mengenai aspek-aspek pemikiran Denny JA seputar femomena agama mutakhir dan spiritualitas, yakni: Bab 1, Iman Berbasis Riset.  Bab 2, Manusia: Dengan atau Tanpa Agama. Bab 3, Kitab Suci di Abad 21.  Bab 4, Moderasi Beragama dan Kesetaraan Warga. Bab 5, Hijrah Menuju Demokrasi. Bab 6, Perebutan Tafsir Agama. Bab 7, Menggandeng Sains dan Jalaluddin Rumi.  Bab 8, Spiritualitas Baru Abad 21, dan Bab 9, Agama: Warisan Kultural Milik Bersama Umat Manusia.

Baca Juga: Liga Champions: Mats Hummels Bawa Borussia Dortmund ke Final

Gaus juga meringkas pemikiran Denny JA seputar agama di era Google dalam sembilan butir sbb:

  1. Pentingnya pendekatan kuantitatif untuk membuat perbandingan soal peran agama  di masyarakat.
  2. Para arkeolog berjasa mengkonstruksi ulang kisah agama.
  3. Setelah Nabi tiada, tiada pula tafsir tunggal agama. Yang tersisa adalah perebutan tafsir. Penting kita memilih tafsir yang sesuai dengan prinsip HAM.
  4. Muslim Eropa memgembangkan tafsir Islamnya sendiri yang sesuai dengan kultur Eropa. Kita pun di Indonesia tak perlu terikat dengan tafsir kultur Timur Tengah.
  5. Bagi yang tak meyakini agama, agama dapat dinikmati sebagai sastra. Apa yang terjadi pada kitab suci La Galigo dapat juga terjadi pada agama lain.
  6. Pentingnya mencari intisari semua agama berdasarkan the science of happiness dan neuro science. Denny JA mengembangkan spirituality of happiness.
  7. Mendekati agama sebagai kekayaan kultural milik bersama. Merayakan hari besar agama lain sebagai social gathering lintas agama.
  8. LGBT sebagai isu HAM masa kini. Pentingnya mengembangkan tafsir agama yang tidak mendiskriminasi kaum LGBT.
  9. Perlunya menggandeng Science dan Jalaluddin Rumi.

Itulah ringkasan sembilan pemikiran Denny JA dari sembilan esai dalam buku yang ditulis oleh Ahmad Gaus. Di antara pemikiran Denny JA yang terpenting dan sangat dibutuhkan saat ini, ujar Gaus, ialah pandangannya bahwa agama perlu didekati sebagai kekayaan kultural milik bersama umat manusia. Pandangan semacam ini menjadi modal sosial dan modal kultural untuk membangun masyarakat yang damai dan toleran. ***

(Ahmad Gaus)

Baca Juga: PM Banglades Sheikh Hasina Minta Organisasi Pengungsi IOM Cari Sumber Dana Baru untuk Warga Rohingya

-000-

(Buku karya Ahmad Gaus tentang Pemikiran Denny JA soal Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Bersama, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Monica JR, yang dapat diklik di sini:????

https://www.facebook.com/groups/970024043185698/permalink/2217833391738084/?mibextid=S66gvF

Berita Terkait