DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Contoh Naskah Pidato Panjang Hari Santri Nasional 2022, Gratis dan Bisa Diedit Lagi

image
Ilustrasi, contoh naskah pidato Hari Santri Nasional 2022.

ORBITINDONESIA - Berikut ini adalah contoh naskah pidato Hari Santri Nasional 2022.

Contoh naskah pidato Hari Santri Nasional 2022 ini dapat langsung dipakai dan dibacakan di saat acara-acara bertema HSN 2022.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Selain itu, contoh naskah pidato Hari Santri Nasional 2022 ini juga dapat diedit lagi atau disempurnakan sesuai dengan kebutuhan tema acara.

Baca Juga: Kumpulan Puisi Hari Santri Nasional Terbaik, Cocok untuk Lomba di Sekolah

Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh!

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Bismillahirrohmanirrohim alhamdulillahi raobbil alamin wassholatu wasslamu ala sayyidil mursalin waala alihi washohbihi ajmain. Amma ba’du.

?????? ????? ????? ???? ???????

.??? ???? ?????? ?????? ????? ??? ?? ???????? ??????? ??????? ??? ??? ???????? ???? ??? ????? ??????? ??? ???

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wataala. Karena berkat rahmatNya-lah kita bisa berkumpul dalam tempat yang penuh dengan barokah ini. Betul?

Baca Juga: Formula E, FIA Rilis Kalender Balap Musim 2022-2023, Indonesia Awal Juni

Kedua kalinya, sholawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam. Karena berkat Rasulullah, kita bisa menikmati iman dan islam. Alhamdulillah!

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Allahumma sholli ala Muhammad!

Santriwan dan santriwati, serta hadirin Rahimkumullah.

Sekarang sudah zaman akhir bukan zaman now lagi. Nah di zaman akhir ini tidak sedikit pemuda-pemudi khususnya kaum santri dan santriwati lebih khusus lagi santri yang mempopulerkan dirinya dengan sebutan SANTRI ZAMAN NOW yang tidak memiliki “Akhlaqul Karimah” yakni prilaku terpuji.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Santri zaman sekarang sudah lumrah berani kepada ustaz dan kedua orang tuanya, kurang memuliakan kitabnya, sudah tidak peduli dengan bacaan qurannya. Mereka mulai terbuai oleh permainan medsos seperti Whatsapp, Facebook, dan Twitter.

Baca Juga: Tempo Scan Pastikan Produknya Bebas dari Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

Sehingga karena realitas inilah banyak santri yang kurang berkah ilmunya, tidak bahagia hidupnya hingga rasa putus asa pun menghampirinya. Padahal seandainya santri mau mengikuti wejangan kitab Taklim Mutaallim yang sudah lumrah diajarkan di pesantren mana pun pada saat awal masuk pesantren, niscaya santri zaman sekarang akan mendapati ilmu yang berkah, hidupnya bahagia dan tidak mudah putus asa.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Hadirin teman-temanku sekalian serta hadirin rahimakumullah

Dalam kitab karangan Syeikh Zarnuji itu disebutkan bahwa syarat orang mencari ilmu itu ada enam (6) perkara.

Pertama adalah “Cerdas (zakaa’in)”, sebagai salah satu syarat pelajar adalah harus cerdas. Dalam hal ini santri now masih memenuhi syarat. Karena jika tidak, berarti santri itu akal pikirannya di bawah normal alias gila (majnun), sehingga tidak layak menjadi santri.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Baca Juga: Penyebab Gagal Ginjal Akut yang Perlu Diwaspadai

Kedua yaitu “Tidak gampang puas (hirshin)”, seorang pencari ilmu tidak boleh gampang puas dengan apa yang sudah diperoleh. Karena dengan begitu ia akan terus belajar dan mutholaah. Santri yang mudah puas, hasilnya akan biasa-biasa saja. Namun bagi mereka yang kehausan ilmu akan jadi generasi santri yang benar-benar milenial.

Hadirin rahimakumullah

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Selanjutnya yang ketiga adalah “Sabar (ishthibaarin)”, nah di poin ini banyak santri zaman sekarang yang gagal. Tidak sedikit zaman sekarang santri yang tidak bisa bersabar. Mereka inginnya cepat pulang. Kalau ngaji ingin cepat pulang, ketika ro’an yang penting selesai, saat antri makan ingin cepat dapat bagian, saat antri mandi bawaannya ingin segera mandi.

Bukan hanya itu, saat mereka wiridan bakda sholat yang lima waktu mereka terburu-buru sehingga cendrung tidak khusyuk. Padahal bacaan sesudah sholat itu sangat-sangat penting terutama untuk melatih kesabaran.

Sekali lagi santri zaman sekarang kurang bisa SABAR.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Baca Juga: Saiful Mujani: Ideologi, Bukan Identitas Agama, yang Berdampak dalam Pemilu

Syarat yang keempat yaitu “Punya bekal atau biaya (bulghatin)”, rata-rata santri sekarang tidak ada yang tidak mampu. Para santri biasanya dibekali dengan uang yang cukup, kebutuhan lainnya juga sudah terpenuhi. Tidak ada santri kelaparan di zaman now.

Malah sebaliknya, santri zaman sekarang cenderung berlomba-lomba dalam balapan makan. Kalau mereka dibesuk atau dikirim bapak ibunya sering kali dibawakan makanan yang enak-enak, seperti sate, ayam panggang dan makanan siapa saji. Maka tidak heran jika santri sekarang itu rata-rata gemuk-gemuk.

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Saat beru jadi santri ditimbang berat badannya masih kisaran 45 kg, tapi berselang beberapa tahun kemudian ditimbang lagi bobotnya sudah bertambah 2 kg rata-rata.

Para hadirin yang dimuliakan Allah

Syarat selanjutnya yakni yang kelima adalah “Mengikuti petunjuk ustaz atau guru (irsyadi ustazin)”. Ini juga banyak santri yang tidak lolos dari syarat ini. Banyak santri sekarang yang berani kepada gurunya tidak mau diarahkan, dibimbing kurang menghiraukan. Ketika disuruh belajar malah cerita-cerita kesana-kemari.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Baca Juga: Happy Asmara Bawa Budaya Lokal Jawa Sambil Nyanyi Dangdut

Disuruh tidur, mala begadang. Pada saat jam pelajaran tiba malah tidur atau ngantuk. Sekali lagi, santri sekarang banyak yang kurang memperhatikan arahan dari ustaz dan ustazah.

Yang terakhir adalah “Waktu yang panjang (thuuli zamani). Artinya tidak cukup seorang santri itu hanya mondok satu bulan dua bulan, tapi minimal 3 tahun sampai 6 tahun.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Kalua ada sekarang istilah pondok kilat atau nyantri sebentar itu hanya sebagai hiburan saja. Karena ilmu yang diperoleh dalam waktu yang singkat itu kurang sempurna alias hanya tahu atau paham luarnya saja.

Santriwan dan santriwati serta para undangan yang dirahmati Allah

Baca Juga: Inilah Contoh Naskah Pidato Hari Santri Nasional 2022 dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Kesimpulan dari ceramah ini adalah:

Yang pertama santri kurang bisa sabar dalam menjalani proses demi proses saat mencari ilmu.

Kedua santri kurang memiliki rasa khormat kepada para ustaz dan ustazahnya.

Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat

Ketiga kurang belajar dengan sungguh-sungguh.

Sebab itulah penulis berharap kepada segenap santri yang hiudup di zaman sekarang agar dapat menjalankan apa yang sudah diajarkan di kitab taklim mutaallim itu. Karena dengan begitu, ilmu yang nantinya diperoleh para santri akan lebih bermanfaat dan tentunya barokah.

Baca Juga: Nathalie Holscher Somasi Asisten Rumah Tangga, Ini Alasannya

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan

Sekian tulisan ini mudah-mudahan bisa manfaat kepada para pembaca dimana pun berada.

Akhiron, manakala ada kata yang kurang tepat dan ketikan yang kurang lengkap, kami sebagai manusia biasa mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wallahul Muwafiq Ila Aqwaamitthoriq

Baca Juga: Syafrin Liputo: DKI Jakarta Bebas Kendaraan Bermotor Malam Natal dan Tahun Baru di Jalan Sudirman-MH Thamrin

Tsummassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Itulah contoh naskah pidato Hari Santri Nasional 2022. Selamat Hari Santri!***

Berita Terkait