Puisi Mengenang 1.000 Hari Kepergian Ibu Sudjiatmi Notomiharjo, Ibunda Presiden Joko Widodo
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 19 Desember 2022 10:10 WIB
ORBITINDONESIA - Anakku...
Siapa kini yang akan menjagamu...?
Baca Juga: New Year Gaza 24 B
Ibu harus pergi...
Waktuku telah tiba.
Siapa lagi yang akan menguatkanmu saat kau dicerca dihina dgn keji?
Ibu takkan lupa fitnah yang sungguh brutal kepada keluarga kita...
Sangat menyakitkan!!
Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda
Alhamdulillah, Gusti Allah menjaga kita anakku...
Jangan pikirkan ibumu ini.
Kuhabiskan usiaku dalam kemiskinan dan kulahirkan engkau dalam kesederhanaan.
Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma
Ibu kuat...Nak.
Tak pernah kubermimpi kau akan menjadi Presiden...
Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan
Tak cukup langit dan bumi bagiku untuk menyatakan kesyukuranku untuk itu.
Ibu bahkan tak paham apa pekerjaan seorang Presiden itu.
Pasti berat ya nak?
Begitu banyak orang yang harus kau urusi.
Tak usah kau pedulikan Ibu ini anakku.
Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota
Cukup sudah kebahagiaanku melihatmu tak berubah menjadi manusia sombong.
Mungkin kamu tahu begitu banyak orang datang padaku dengan maksud menjadikanku Ibu yang bisa mengaturmu untuk kepentingannya.
Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju
Ibu memohon maaf sebab Ibu tetap menerima mereka.
Tak mungkin Ibu tolak mereka yang sudah bersusah payah datang ke Solo dari berbagai tempat yang jauh. Itu bukan karakter keluarga kita!
Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima
Tapi tak pernah kusampaikan kepadamu keinginan mereka itu sebab Ibu paham itu sangat tak layak.
Ibu tak mau mengganggumu. Lagi pula Ibu tak paham maksud mereka.
Bagi Ibu, kamu sehat dan bisa menjadi Presiden yang baik saja sudah lebih dari cukup.
Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah
Jaga dirimu anakku.
Masih tersisa waktu tiga tahun bagimu untuk menyelesaikan masa tugasmu. Masih lama!!
Itu kesedihan Ibu.
Ibu tak bisa menemanimu lagi anakku.
Gusti Allah telah memanggilku...
Tapi Ibu telah memohon kepada Gusti Allah untuk menjagamu lebih baik dari Ibu.
Percayalah Anakku!!
Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di PT Platinum Ceramics Industry
Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus
Gusti Allah tahu bagaimana keluarga kita menjaga hati kita.
Kutuliskan kesederhanaan dengan baik dalam hatimu, jantungmu.
Kuminumkan air susu terbaik kepadamu selama kau kusapih.
Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat
Air susu dari seorang Ibu yang tak meminta banyak kepada Gusti Allah kecuali kebaikan alam kepadamu, keluarga kita.
Anakku, menunduklah ke bumi ketika kau dihina.
Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan
Lalu menengadahlah. Tak ada lagi Ibumu yang mencium keningmu kini.
Tapi Ibu ada disitu memegang pundakmu,
mengusap kepalamu.
Ibu yakin kau bersedih sebab kamu mencintai Ibumu.
Kamu harus tahu betapa Ibu merasa terhormat dipilih oleh Gusti Allah melahirkanmu dan merawatmu.
Baca Juga: Taman Mini Indonesia Indah Gelar Konser Musik untuk Natal dan Tahun Baru
Melihatmu menjadi Presiden hanya pelengkap bagiku. Sungguh.
Terkadang ingin kutarik kau dalam dekapan Ibu saat kamu dihinakan...
Ibu tak peduli mereka menuding sekasar apapun kepada Ibu.
Baca Juga: Dinas Kesehatan: Pengidap COVID 19 di Jakarta Mencapai 200 Kasus per Hari
Keselamatanmu yang utama bagi Ibu.
Gusti Allah telah memberiku demikian banyak kebaikan, pada keluarga kita.
Dan kamu, Joko Widodo, adalah bentuk kebaikan itu.
Baca Juga: Relawan Santri Muda Garut Dukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD
Ibu pamit anakku...
Jaga dirimu dan rakyatmu...
.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikut Kirab Budaya Nitilaku UGM Yogyakarta
(Sudjiatmi Notomiharjo).
(Dikutip dari FB Buya Rumra I)***