DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Tidak Aman di Rumah Sendiri: Israel Tebarkan Teror kepada Warga Sipil di Perbukitan Hebron Selatan

image
Penduduk sipil bersenjata Israel menggusur komunitas gembala di Khirbet Zanuta, Tepi Barat

ORBITINDONESIA.COM - Perang antara Israel dan Hamas masih terus berlanjut dan dampak dari perang ini sudah semakin terasa bagi seluruh penduduk di Tepi Barat, Palestina.

Menurut laporan dari warga sipil Palestina, sejak tanggal 7 Oktober 2023, ada banyak sekali warga sipil Israel yang mengenakan seragam tentara dan menebarkan teror di Tepi Barat.

Penduduk Israel tersebut juga melakukan serangkaian serangan dengan kekerasan kepada penduduk Palestina di Tepi Barat, dan memaksa mereka untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Baca Juga: Israel Serang Ambulan di Perbatasan Rafah sebabkan 15 Orang Meninggal dan 60 Orang Terluka

Pada minggu ini, sebuah desa komunitas pengembala, al-Hadhrat, yang berada di Khirbet Zanuta, telah bergabung dengan desa baduy Palestina karena penggusuran ini.

Salah satu warga desa, Amin Hamed al-Hadhrat, meratapi nasib rumahnya yang sudah dirobohkan sambil menangis. Dirinya terlihat sangat tidak rela meninggalkan rumah keluarganya tersebut.

"Saya tahu dalam satu atau dua hari saya akan tinggal di tempat lain, tapi saya masih belum bisa membayangkan hal itu (penggusuran) terjadi," kata Amin dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 4 Oktober 2023.

Baca Juga: Bahas Perang di Gaza, Menlu Negara Arab dan Amerika Serikat Bertemu

"Yang saya tahu hanyalah tinggal di sini. Yang ayahku tahu hanyalah tinggal di sini. Saya tidak tahu bagaimana rasanya tinggal di tempat lain," katanya.

Khirbet Zanuta merupakan sebuah wilayah yang terletak di Perbukitan Hebron Selatan, Distrik C, Tepi Barat. Wilayah tersebut saat ini masih dibawah kendali penuh militer Israel.

Pada tahun 2021, Israel mendirikan sebuah pos terdepan yang diberi nama Peternakan Meitarim, dan Israel melakukan serangkaian kekerasan kepada warga sipil di wilayah tersebut.

Baca Juga: Butuh Rp 18 Triliun untuk Penuhi Segala Kebutuhan Warga Gaza

Sejak tanggal 7 Oktober 2023, Israel telah meningkatkan serangan dan insiden kekerasan kepada warga sipil Palestina, kata warga desa, aktivis Israel, dan organisasi internasional.

Menurut laporan dari PBB, insiden kekerasan yang dilakukan kepada penduduk Tepi Barat meningkat lebih dari dua kali lipat, dari sebelumnya tiga menjadi rata-rata tujuh kali dalam sehari.

Meskipun sampai saat ini wilayah Gaza yang terdampak paling parah dalam perang ini, namun jumlah penduduk yang meninggal dunia akibat kekerasan Israel di Tepi Barat sudah lebih dari 130 orang sejak tanggal 7 Oktober.

Baca Juga: Ribuan pekerja Palestina di Israel Dipulangkan ke Jalur Gaza, Uang dan Ponsel Dirampas

Penduduk sipil bersenjata Israel biasanya datang ke Khirbet Zanuta pada malam hari dan melakukan serangkaian kerusakan seperti menghancurkan tangki air, pipa, sistem kelistrikan, memecahkan kaca mobil dan jendela rumah.

Yang paling membuat penduduk khawatir adalah ketika warga sipil bersenjata tersebut mulai memasuki rumah-rumah dan melakukan kekerasan kepada para warga Palestina.

Pada tanggal 24 Oktober 2023, warga sipil bersenjata Israel juga mengancam bahwa jika penduduk Palestina tidak meninggalkan Khirbet Zanuta dalam waktu 24 jam, maka mereka semua akan dibunuh.

Baca Juga: Media Asing Soroti Dinasti Politik Indonesia, Gibran Rakabuming dan Kepanjangan Tangan Kekuasaan Jokowi

"Ada perbedaan antara merasa tidak aman saat pergi merumput dan merasa tidak aman bahkan di rumah anda sendiri," kata Amen dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 4 November 2023.

Karena kekerasan semakin meningkat, ancaman pembunuhan, dan khawatir akan keselamatan anak-anak mereka, maka penduduk Khirbet Zanuta memutuskan untuk pergi dari wilayah tersebut.

Dalam seminggu terakhir, penduduk Palestina mulai merobohkan rumah-rumah mereka yang terbuat dari timah, dan mengemas barang-barang mereka ke dalam truk pick up.

Baca Juga: Evakuasi 7 Warga Negara Indonesia dari Gaza: Kendala Keamanan Memperlambat Proses Penyelamatan

Saat orang tua mereka sedang mengemas jerami, batang besi, memilah tepung dan pakan ternak, anak-anak mereka terlihat sangat sedih karena harus meninggalkan tanah kelahiran mereka.

Sementara itu, penduduk sipil bersenjata Israel terus menerus meluncurkan bom dan dentuman mortir di atas desa, seakan sedang mengawasi pembongkaran rumah tersebut.

Seorang warga sipil Palestina, Sameh, yang juga terdampak penggusuran memutuskan untuk membawa keluarga kecilnya keluar dari tempat tersebut karena alasan keamanan.

Baca Juga: Israel Langgar HAM dengan Lakukan Serangkaian Penyiksaan dan Pelecehan Kepada Tahanan Palestina

"Kami akan berjalan (berjalan kaki) selama satu atau dua jam melintasi pegunungan untuk menghindari serangan penduduk (Israel) di jalan," kata Sameh dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 4 Oktober 2023.

Sameh merasa sangat sedih dan takut untuk pergi dari desanya. Dirinya mengaku tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur menjelang keberangkatannya untuk pergi dari desa.

Seluruh penduduk Khirbet Zanuta akan mencari perlindungan di tempat yang berbeda dan cara hidup dengan mengembala kemungkinan besar tidak akan mereka lanjutkan.

Baca Juga: Daftar Drakor dan Film yang Pernah Dibintangi Nam Goong Min Selain My Dearest, Perankan Banyak Karakter Unik

Amin mengaku sangat sedih karena harus berpisah dengan seluruh tetangga desanya, maka dari itu dirinya memutuskan untuk menghabiskan malam terakhirnya dengan menikmati bintang di atas bukit bersama teman-temannya.

"Sulit untuk membayangkan bagaimana kami tetap berhubungan. Mungkin kita akan bertemu di pasar atau tempat lain. Sulit untuk berpikir bahwa komunitas ini akan terpecah belah. Saya rasa kita tidak akan bisa tetap berhubungan dengan cara yang berarti," katanya.

Khirbet Zanuta merupakan desa baduy terbaru, dan bukan yang terakhir, yang terhapus dari lanskap Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Penduduk desa A'Nizan di ujung jalan juga terlihat sudah mulai membongkar rumah mereka.

Baca Juga: Hadiri Kegiatan Santri di Gresik Jawa Timur, Pipi Mahfud MD Dicium Pendukungnya

Penduduk A'Nizan juga mendapatkan serangan ketika mereka sedang merumput, namun mereka belum mendapatkan serangan seperti warga Khirbet Zanuta.

Tetapi, kepergian Amin dan penduduk lain menjadi tanda bahwa A'Nizan adalah sasaran selanjutnya.

Menurut laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), setidaknya ada 864 orang warga Palestina, termasuk anak-anak, yang terpaksa mengungsi akibat serangan penduduk sipil bersenjata Israel.

Baca Juga: Connie Rahakundini Bakrie Sudah Berbaju Merah, Muncul Bersama Hasto Kristiyanto PDI Perjuangan

11 komunitas diungsikan secara paksa dan 11 komunitas lain dipindahkan secara berkala. 186 insiden kekerasan terjadi saat proses pengusiran warga dan beberapa diantaranya menyebabkan korban jiwa yang melibatkan militer Israel.

Warga Khirbet Zanuta sebenarnya sangat sulit untuk dipindahkan dari rumahnya, karena mereka memiliki tanah atas nama pribadi.

Selain itu, tentara Israel di Tepi Barat juga sudah dipindahkan ke Gaza dan digantikan oleh penduduk sipil Israel yang bersenjata dan berseragam tentara Israel.

Baca Juga: Fakta Unik Ymir Fritz Pemilik Kekuatan Founding Titan sebelum Eren Yeager di Attack on Titan Final Season

Mantan Komandan Militer Israel, Yehuda Shaul, yang berbeda pendapat dengan Otoritas Israel mengatakan bahwa penduduk ini berasal dari Unit Pertahanan Regional Lokal.

"Ada penduduk yang setengah tahun lalu datang dan memukuli (warga Palestina) sebagai warga sipil," kata Shaul dikutip Orbitindonesia.com dari Al Jazeera 4 November 2023.

"Dan sekarang mereka berseragam (militer) dengan senjata, dan mereka datang untuk memukuli anda (warga Palestina)."

Baca Juga: Bursa Transfer Pegadaian Liga 2: Lepas Dua Pemain Asingnya, Malut United Gaet Jose Wilkson

"Sementara anda tidak tahu, apakah ini tugas dari militer mereka? atau mereka hanya melakukannya untuk mengisi waktu luang?" katanya.

Kejadian ini menimbulkan tanda tanya besar, bagaimana bisa warga sipil Israel bisa mendapatkan akses untuk menggunakan seragam dan senjata seperti pasukan militer.

Apalagi atribut militer tersebut digunakan untuk mengusir warga sipil Palestina dari tanah atas nama mereka sendiri, dan juga melakukan serangkaian kekerasan dan kerusakan disana.

Baca Juga: Inilah Titan Terkuat dan Terlemah di Anime Attack on Titan Final Season, Eren Yeager Hingga Annie Leonhart

Penggusuran komunitas gembala Palestina di Khirbet Zanuta, Tepi Barat, oleh warga sipil bersenjata Israel adalah kejahatan lain yang dilakukan oleh militer dan pemerintah Israel.***

Berita Terkait