DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Skandal Politik Meksiko Akibat Penggunaan Perangkat Spionase Pegasus yang Buatan Israel

image
Ilustrasi perangkat spyware Pegasus buatan Israel yang digunakaan militer Meksiko.

ORBITINDONESIA.COM - Perangkat lunak mata-mata Pegasus bikin heboh lagi. Otoritas Meksiko menghadapi skandal yang melibatkan dugaan penggunaan spyware Pegasus, kali ini untuk menargetkan Alejandro Encinas, Wakil Menteri Negara untuk Hak Asasi Manusia.

Bulan ini, investigasi New York Times mengungkapkan, telepon pejabat senior itu diretas --kemungkinan menggunakan Pegasus-- dalam suatu tindakan yang kemungkinan besar diperintahkan oleh militer Meksiko, yang sedang diselidiki oleh Encinas saat itu.

Militer Meksiko dikatakan sebagai satu-satunya entitas di negara itu, yang memiliki akses ke Pegasus dan memiliki sejarah menargetkan lebih banyak ponsel dengan spyware daripada negara lain di dunia.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Akhir Kisah Ferry Irawan Lakukan KDRT ke Venna Melinda, Hanya Divonis Hukuman Satu Tahun Penjara

Meskipun Meksiko adalah negara pertama yang membuat kesepakatan dengan NSO Group, perusahaan Israel yang membuat perangkat lunak Pegasus, Meksiko bukan satu-satunya negara yang menggunakannya.

Hongaria, Polandia, dan Spanyol semuanya menggunakan Pegasus untuk memantau dan mengendalikan politisi dan aktivis.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengalami "momen Pintu Air" ketika muncul laporan bahwa pemerintah menggunakan Pegasus untuk mengawasi jurnalis.

Baca Juga: Bantuan Pesawat Tempur AS Buat Ukraina Tak Akan Mengubah Permainan untuk Pasukan di Darat

Kementerian Pertahanan Israel harus melisensikan penjualan Pegasus kepada pemerintah asing dengan ketentuan bahwa teknologi tersebut hanya dapat digunakan untuk memerangi kejahatan berat dan terorisme.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Sejak muncul tuduhan bahwa Pegasus digunakan untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia, pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden memasukkan NSO Group ke dalam daftar hitam.***

Berita Terkait