DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bangga, Pidato Ir Soekarno di Sidang Umum PBB 1960 Ditetapkan Sebagai Memori Dunia 2023

image
UNESCO menetapkan pidato Soekarno pada Sidang PBB 1960 sebagai Memori Dunia 2023

 

ORBITINDONESIA.COM – Badan PBB bidang keilmuan dan pendidikan,UNESCO tetapkan arsip pidato Soekarno di PBB tahun 1960 sebagai Memory of The World atau Memori dunia.

Kepastian ini berdasarkan sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10 hingga 24 Mei 2023 sebagaimana disampaikan Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO, Rieke Diah Pitaloka dalam keterangan tertulisnya.

Rieke Diah Pitaloka merinci yang ditetapkan UNESCO adalah arsip pidato Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang berjudul To Build The World Anew yang disampaikannya di SIdang Umum PBB 1960.

Baca Juga: Piala Dunia U20 2023: Brasil Pesta Gol, Italia dan Jepang Keok

Rieke Diah Pitaloka pun menceritakan bahwa sekitar tahun 2013, dirinya berdiskusi dengan Megawati Soekarnoputri dengan pembahasan tentang arsip-arsip bangsa yang berkontribusi pada perjalanan peradaban dunia.

"Arsip-arsip yang penting menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia. Dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang," katanya.

Duta ANRI ini mengatakan bahwa mereka menilai ada tiga arsip penting, dimana ketiga arsip itu disebut mereka sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20.

Baca Juga: Aksi Turun Gunung CEO Blue Bird, Sigit Priawan Djokosoetono Temui Para Sopir Taksi Tuai Pujian Netizen

"Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955; arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd, 1961. Ada juga arsip Pidato Presiden ke-1 RI, Ir Soekarno di Sidang PBB, New York, 1960," kata Rieke.

Ketiga arsip tersebut dinilai sebagai kapital simbolis Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik sekarang dan masa depan.

Ketiganya juga pengingat bagi setiap bangsa untuk ada dalam prinsip politik pada pendiri bangsa,

Baca Juga: FIFA Matchday: PSSI Unggah Jadwal Pertandingan Melawan Argentina, Nicolas Tagliafico Beri Komentar

"Bebas aktif dan divensif aktif, sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia," katanya.

Melalui Arsip Nasional Republik Indonesia, tambah Rieke Diah Pitaloka mengatakan bhawa tiga Tinta Emas Abad 20 tersebut diajukan kembali sebagai Memory of The Word UNESCO.

"Berkat dukungan Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi beserta jajarannya, arsip KAA ditetapkan sebagai MoW UNESCO tahun 2015," ujarnya.

Baca Juga: Tampil Cantik dengan Kebaya, Begini Gaya Pakaian Raline Shah Ketika Menghadiri Cannes Film Festival 2023

Rieke pun berterima kasih kepada Megawati, Presiden Jokowi, dan Menlu Retno beserta jajarannya, serta Kepala ANRI.

"Terima kasih Duta Besar RI untuk Perancis, Duta Besar RI untuk UNESCO Prof Ismunandar," ucapnya

Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News

Berita Terkait