DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Harga Bensin di AS Turun, Dampak Permintaan Bahan Bakar Global Turun

image
Ilustrasi, harga bensin di AS turun.

ORBITINDONESIA - Setelah melebihi $ 5 (sekitar Rp75.000) per galon (sekitar 4,5 liter) untuk pertama kalinya dalam sejarah, harga bensin Amerika Serikat (AS) akhirnya turun.

Turunnya harga bensin tersebut memberikan sedikit kelegaan kepada konsumen di pengguna bahan bakar terbesar di dunia.

Baca Juga: Palyoff Olimpiade 2024: Indonesia Sudah Tiba di Paris

Dilansir dari Reuters, Kamis, 14 Juli 2022, data dari American Automobile Association, setelah harga bensin turun eceran rata-rata untuk harga bensin nasional masih $4,631, turun dari rekor $5,014 sebulan lalu tapi masih $1,485 lebih tinggi dari tahun lalu.

Baca Juga: Berapa Uang yang Diterima dalam BPNT Periode Juli 2022? Simak Jawaban dan Cara Daftarnya di Sini

Harga bensin berada pada kisaran untuk terus mengalami penurunan, setidaknya dalam beberapa minggu ke depan. Permintaan bahan bakar global telah menurun karena harga tinggi dan dolar AS yang kuat membuat minyak lebih mahal di tempat lain. Pasokan tetap ketat, jadi setelah itu, tidak pasti apakah harga akan terus turun.

Baca Juga: Hamid Awaludin: Hamas Minta Mantan Wapres RI Jusuf Kalla Memediasi Upaya Akhiri Konflik di Palestina

Harga bensin AS telah mengikuti penurunan di pasar berjangka untuk minyak mentah dan bensin. Pasar tersebut turun karena investor khawatir kenaikan suku bunga akan memperlambat ekonomi karena bank sentral menjadi agresif dalam memerangi inflasi.

Energy Information Administration melaporkan, permintaan AS untuk bensin, bahan bakar jet dan diesel turun lebih dari 10% dibandingkan dengan 2019, sebelum pandemi dimulai. SPBU merespons dengan menurunkan harga.

Baca Juga: PSIS Semarang Melawan RANS Nusantara FC Jadi Pertandingan Pembuka Liga 1 2022/2023

Baca Juga: KAMPUZ, Komite Aliansi Mahasiswa Anti Amerika dan Israel Ajak Semua Civitas Academica Dukung Palestina

Dolar juga berpengaruh. Minyak umumnya dihargai dalam dolar AS, sehingga greenback yang lebih kuat membuat komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Awal pekan ini, indeks dolar, yang melacak mata uang terhadap sekeranjang enam mitra, naik ke 108,56, level tertinggi sejak Oktober 2002.

Di seluruh Amerika Serikat, 46 negara bagian dan Columbia mengalami penurunan harga.

Midwest telah melihat beberapa penurunan paling tajam, dengan harga turun selama bulan lalu di Indiana sebesar 52 sen dan di Ohio sebesar 51 sen.

Baca Juga: PBB Kecam Pelanggaran Kebebasan Pers oleh Israel Terkait Penutupan Kantor Lokal Al Jazeera di Yerusalem

Baca Juga: AKBP Brotoseno Dipecat dengan Tidak Hormat oleh Komisi PK

Sebaliknya, selama bulan lalu harga sebenarnya telah meningkat di beberapa negara bagian Pegunungan Rocky dan Hawaii.***

Berita Terkait