DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Rusia dan Ukraina Dipastikan Hadiri KTT G20 di Bali

image
Retno Marsudi pastikan tidak ada repson negative dari seluruh negara anggota G20 termasuk Rusia maupun negara undangan seperti Ukraina untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

ORBITINDONESIA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pastikan tidak ada repson negative dari seluruh negara anggota G20 termasuk Rusia maupun negara undangan seperti Ukraina untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Artinya sejauh ini belum ada negara yang menyatakak bahwa presiden ataupun pemimpinnya tidak akan hadir di KTT G20.

“Sejauh ini, kita tidak menerima respon negtaif. Ktia tidak menerima respon negative dari semua negara G20 sejauh in mengenai kehadiran leadersnya,”kata Retno Marsudi dalam konferensi pers.

Baca Juga: Keren, Batik Lasem Jadi Tanda Mata TWG G20

Retno juga mengatakan, pihaknya terus melakukan kooridnasi dengan perwakilan negara anggota G20. Negara-negara undangan juga terus mempersiapkan partisipasi pemimpin negaranya masing-masing.

Sementara itu, Staff Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas, Dian Triasnyah Djani mengungkapkan, hingga saaat ini tidak ada satu negara yang menyatakan tidak akan hadir di KTT G20

“Sampai saat ini tidak ada yang bilang tidak akan hadir. Dan kembali lagi mengenai siapa yang akan hadir, seperti halnya setiap KTT, pasti sampai last minute konfirmasinya,”kata Triansyah.

Baca Juga: KTT G20 di Bali Menandai Transisi Indonesia dari Kendaraan BBM Menuju Kendaraan Listrik

Sebagai informasi, kehadiran negara-negara dalam KTT G20 kerap menjadi sorotan lantaran situasi geopolitik yang memanas antar negara anggota pasca pecahnya perang antara Rusia dan Ukraian

Namun pada bulan lalu, Presiden Joko Widodo menyebutkan Presiden Rusia Vladimri Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinpig bakan hadiri KTT G20.

Kehadiran XI Jinping dan Putin pada KTT G20 memungkinkan akan memicu pertikaian dengan Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin demokratis lainnya.

Jika benar terjadi, mereka akan bertemu secara langsung untuk pertama kali pasca invasi Rusia ke Ukraina.***

 

Berita Terkait