Panggung Politik Tingkat Tinggi Jokowi di Tengah Tekanan AS dan China

- Jumat, 27 Januari 2023 | 14:32 WIB
Presiden Jokowi Dalam agenda kerja meninjau Proyek sodetan kali ciliwung  (setneg.go.id)
Presiden Jokowi Dalam agenda kerja meninjau Proyek sodetan kali ciliwung (setneg.go.id)

OrbitIndonesia - Ketika awal OrbitIndonesia.com/tag/Jokowi">Jokowi berkuasa, yang paling berbahaya secara OrbitIndonesia.com/tag/politik">politik adalah sikap OrbitIndonesia.com/tag/Jokowi">Jokowi yang ingin memaksa Freeport mengakhiri Kontrak Kerja dan patuh kepada UU Minerba.

Karena ini menyangkut kepentingan AS yang Lima Presiden sebelumnya tidak mampu menghadapi. Apalagi OrbitIndonesia.com/tag/Jokowi">Jokowi bukan presiden yang pemimpin Partai, yang tentu tidak punya kekuatan terorganisir di akar rumput menahan gejolak serangan OrbitIndonesia.com/tag/politik">politik dalam negeri.

Benarlah. Tahun 2015, OrbitIndonesia.com/tag/Jokowi">Jokowi menghadapi suhu OrbitIndonesia.com/tag/politik">politik yang memanas dengan munculnya skandal “Papa minta saham” yang berkaitan dengan Dirut PT. Freeport Indonesia dan Setya Novanto bersama Murez.

Baca Juga: Jadwal Tayang Film Mangkujiwo 2 di Bioskop XXI Jakarta, 27 Januari 2023

Isi rekaman itu menyeret nama nama mantan presiden sebelumnya yang terlibat dalam konspirasi tingkat tinggi. Setya Novanto lolos dari kasus ini karena dia tidak mau bersaksi atas isi rekaman itu.

Secara tidak langsung Novanto menyelamatkan muka para presiden sebelumnya. Tanpa operasi intelijen asing tidak mungkin rekaman yang sudah setahun lebih muncul lagi ke publik dan membuat gemetar elite OrbitIndonesia.com/tag/politik">politik.

Ini seakan sinyal kepada OrbitIndonesia.com/tag/Jokowi">Jokowi bahwa jangan main main dengan Freeport. Apakah itu cukup? Belum!

Pada bulan Februari 2016, Kapal selam AS berkekuatan nuklir mendekati perairan Indonesia.
Ini provokasi yang berbahaya.

Baca Juga: RENUNGAN: Antara ke Masjid dan ke Bar, Kebaikan Tetap Harus Disampaikan Dengan Baik

OrbitIndonesia.com/tag/Jokowi">Jokowi telah memerintahkan TNI AL harus tanpa ragu menjaga teritori Indonesia. Makanya Tim reaksi cepat Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL dipiloti Kapten Laut (P) S Hayat dan Lettu Laut (P) Asgar Serli bergerak cepat menuju wilayah perairan Nongsa, Batam.

Pusat Penerbangan TNI AL yang bermarkas di Tanjungpinang harus melaksanakan prosedur tetap dalam Standar operasi tempur untuk menjaga teritory Indonesia. Berita ini tidak begitu di perhatikan oleh Publik.

Padahal saat itu prajurit TNI berhadapan dengan Angkatan laut AS yang menggunakan Kapal selam modern untuk mendekati perairan Indonesia.

Saya yakin apalah arti kekuatan Helikopter Helikopter BO 105 nomor lambung NV-408, di bandingkan dengan kekuatan angkatan laut AS.

Baca Juga: Azmi Abubakar: Diskriminasi Terhadap Tionghoa Berasal dari Informasi Sesat Warisan Orde Baru

Tapi prajurit TNI tanpa sedikitpun ragu terus me shadow kapal selam itu untuk segera menjauh dari perairan Indonesia. Selesai? Belum!

Masih ada lagi… Di penghujung tahun 2016 atau bulan november terjadi aksi massa umat islam yang dikenal dengan gerakan GNPF MUI untuk memenjarakan Ahok yang dituduh menistakan agama.

Halaman:

Editor: Satrio Arismunandar

Sumber: Media sosial Whatsapp

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X