DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Menyoroti Hari Skizofrenia Sedunia: Menggugah Kesadaran dan Menanggapi Tantangan yang Dihadapi Penyintas

image
Hari Skizofrenia Sedunia jadi diperingati setiap 24 Mei.

ORBITINDONESIA.COM – Mungkin kamu belum mengetahui bahwa kini setiap tahunnya, orang-orang pada tanggal 24 Mei selalu diperingati sebagai Hari Skizofrenia Sedunia.

Hari Skizofrenia Sedunia menjadi momen penting untuk meningkatkan rasa kepedulian dan menggugah kesadaran publik.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Hari Skizofrenia Sedunia juga bisa digunakan untuk merespon tantangan yang dihadapi oleh individu sebagai penyintas Skizofrenia.

Baca Juga: Karina Aespa Tak Lagi Blonde, Rambut Hitamnya Banjir Pujian, Netizen: Black Hair Karina is Forever Superior

Skizofrenia sendiri adalah sebuah ganguan mental yang kompleks serta mempengaruhi persepsi, pikiran, emosi dan perilaku seseorang.

Dalam kondisi tersebut, penyintas Skizofrenia akan mengalami gejala halusinasi, delusi, gangguan pikiran, dan kesulitan memproses sebuah informasi dengan baik.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Penyintas Skizofrenia sering mendapati stigma dan perilaku kurang beruntung sehingga mereka merasa terdiskriminasi dan kurang mendapatkan dukungan atas kondisi mereka.

Baca Juga: Profil Lengkap Toko Buku Gunung Agung, Penerbit Swasta Pertama Pasca Kemerdekaan Indonesia

Setiap tahun pada tanggal 24 Mei 2023 inilah dunia memberikan perhatian dan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar tentang Skizofrenia.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Juga bagaimana cara menghilangkan stigma serta memberikan dukungan moral kepada individu yang hidup dengan Skizofrenia.

Individu dengan penderita skizofrenia sering menghadapi situasi yang menghambat dalam mencari perawatan dan dukungan yang diperlukan.

Baca Juga: Happy Ending: Mengaku Banyak Dinasihati, Gibran Tegak Lurus kepada Arahan Megawati

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Hari dimana diperingati sebagai Hari Skizofrenia Sedunia adalah untuk mengedukasi serta mempromosikan pemahaman yang tepat bagi masyarakat untuk mensupport kepada penyintas.

Hal ini juga demikian bagi pemerintah serta lembaga kesehatan terkait untuk merespon dan memberikan pelayanan terbaik bagi para penyintas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa individu dengan gangguan Skizofrenia juga memiliki potensi yang baik dan mampu berkontribusi di lingkungan masyarakat.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Baca Juga: Profil Lengkap Tjo Wie Tay, Anak Yatim yang Suka Mencuri, Kini Jadi Pendiri Toko Buku Gunung Agung

Berikut, beberapa langkah-langkah pencegahan dalam mengurangi dampak Skizofrenia:

1. Edukasi

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Masyarakat perlu memahami bahwa skizofrenia bukanlah identitas melainkan satu dari salah satu aspek kehidupan mereka.

2. Dukungan Psikososial

Dukungan semua pihak seperti keluarga, teman dan program rehabilitasi yang mampu membangun kembali kehidupan penyintas

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Baca Juga: Timnas Indonesia vs Timnas Argentina Masuk FIFA Matchday di Tur Asia 2023: Lokasi Stadion Masih Tanda Tanya!

3. Perawatan Medis

Mengkonsultasikan penyintas dengan tenaga media yang tepat dan kompeten dalam bidang kesehatan mental baik obatan-obatan yang diresepkan dan pengawasan yang teratur

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

4. Lingkungan yang Mendukung

Menciptkan lingkungan yang mendukungan bagi penyintas serta dapat mengurasi tekanan hidup mereka, seperti dukungan sosial, pekerjaan yang inklusif serta akses fasilitas kesehatan mental yang memadai.

Baca Juga: RESMI! Timnas Indonesia Bakal Adu Tanding Lawan Timnas Argentina Sang Juara Dunia 2022

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

5. Pendidikan Awal dan Deteksi Dini

Menjadi penting bagi setiap individeu untuk mengetahui tanda-tanda awal Skizofrenia agar dapat melakukan deteksi dini.

6.Peran Lembaga Pendidik dan Sekolah

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Guru dan lingkungan sekolah juga dapat memberikan perhatian ekstra kepada siswa yang menunjukan gejala serta dapat memberikan dukungan yang diperlukan.b 

7. Pentingnya Riset dan Inovasi

Riset serta informasi yang tepat untuk memahami penyebab, faktor risiko, dan pengobatan yang lebih efektif untuk penyintas Skizofrenia.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Jember Terus Cari 2 Orang Nelayan yang Tenggelam Usai Perahunya Melintas di Plawangan Puger

8. Keterlibatan Komunitas

Keterlibatan komunitas juga menjadi peran penting dalam menciptkan program-program inklusif, melibatkan penyintas dalam kegiatan sosial, dan lingkungan yang mendukung.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

9. Media dan Penyuluhan Publik

Media memegang peran vital dalam penyebaran informasi yang akurat dan kampanye tentang skizofrenia dan menghilangkan stigma.

Mari kita sebarkan informasi ini agar terjalin kerja sama dari berbagai pihak, sedikit perubahan positif dan membantu membangun masa depan bagi penyintas Skizofrenia.***

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait