DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kenali Beberapa Gejala Skizofrenia, Inilah Perjuangan yang Dirasakan oleh Penyintas Gangguan Kesehatan Mental

image
Inilah cara mengenali gejala skizofrenia yang termasuk gangguan kesehatan mental

ORBITINDONESIA.COM- Skizofrenia yang mana suatu kondisi kesehatan mental yang serius dan kompleks yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang.

Di balik tantangan kesehatan mental yang dihadapinya, ada kisah-kisah perjuangan tentang orang-orang yang berhasil bertahan dan mengatasi skizofrenia dalam perjalanan hidup mereka.

Menurut pakar Psikiatri Dr. John Doe dari Rumah Sakit Jiwa Nasional, skizofrenia adalah suatu gangguan yang melibatkan perubahan dalam persepsi, pikiran dan emosi diluar kendali seseorang.

Baca Juga: Perempuan Korban KDRT di Depok Jadi Tersangka, Polisi: Ini Jadi Pelajaran, Kasus Kita Tahan

American Psychiatric Association (APA) menjelaskan bahwa gejala skizofrenia dapat beragam, termasuk delusi  atau keyakinan yang tidak benar dan tidak dapat dibantah.

Halusinasi auditori  atau kita rasakan mendengar suara-suara yang tidak ada, gangguan pikiran yang terfragmentasi, serta gangguan perasaan dan perilaku yang tidak tepat.

Beberapa gejala Skizofrenia lainnya meliputi gangguan kognitif (kesulitan dalam memori, pemusatan perhatian, dan pemecahan masalah), penarikan diri sosial, dan gangguan perawatan diri.

Baca Juga: Kasus Perselingkuhan Wakapolres Binjai Kompol Agung Basuni dengan Istri Orang, Laporan Sempat Dicabut, Kenapa

Penyebab Skizofrenia

Penelitian belum mengidentifikasi satu penyebab tunggal dari skizofrenia. Dipercaya bahwa interaksi antara faktor genetik dan berbagai faktor lingkungan dapat menyebabkan skizofrenia.

Faktor-faktor psikososial juga dapat mempengaruhi timbulnya dan perkembangan skizofrenia.

Penggunaan ganja secara berlebihan dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena gangguan ini.

Baca Juga: Ibu 3 Anak Ini Jadi Korban KDRT Suami, Malah Ditetapkan Sebagai Tersangka Usai Tolak Pernyataan Damai

Gejala penyintas skizofrenia

Menurut WHO  berikut beberapa  gangguan yang signifikan dalam cara persepsi terhadap realitas dan perubahan perilaku yang dialami penyintas skizofrenia :

  • Delusi yang persisten: seseorang memiliki keyakinan yang tetap bahwa sesuatu adalah benar, meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
  • Halusinasi yang persisten: seseorang dapat mendengar, mencium, melihat, menyentuh, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
  • Pengalaman pengaruh, kontrol, atau pasivitas: pengalaman bahwa perasaan, dorongan, tindakan, atau pikiran seseorang tidak dihasilkan oleh dirinya sendiri, tapi ditempatkan di pikiran atau dihilangkan dari pikiran oleh orang lain, atau bahwa pikiran seseorang ditayangkan kepada orang lain.

Baca Juga: Bangga, Pidato Ir Soekarno di Sidang Umum PBB 1960 Ditetapkan Sebagai Memori Dunia 2023

  • Pikiran yang tidak teratur, sering terlihat sebagai ucapan yang kacau atau tidak relevan.
  • Perilaku yang sangat tidak teratur, seperti melakukan hal-hal yang terlihat aneh atau tanpa tujuan, atau respons emosional yang tidak terduga atau tidak pantas yang mengganggu kemampuan untuk mengorganisir perilaku.
  • "Gejala negatif" seperti ucapan yang sangat terbatas, pengalaman terbatas dan ekspresi emosi, ketidakmampuan untuk merasakan minat atau kesenangan, dan penarikan diri dari pergaulan sosial.
  • Kecemasan ekstrim atau melambatnya gerakan, mempertahankan posisi tubuh yang tidak biasa.

Baca Juga: Komentari FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Argentina, Erick Thohir: Ini Pertandingan Bersejarah

Skizofrenia mempengaruhi sekitar 24 juta orang atau 1 dari 300 orang (0,32%) di seluruh dunia.

Angka ini adalah 1 dari 222 orang (0,45%) di antara orang dewasa.

Orang dengan skizofrenia memiliki risiko kematian lebih tinggi, 2 hingga 3 kali lipat dibandingkan populasi umum.

Baca Juga: Tampil Cantik dengan Kebaya, Begini Gaya Pakaian Raline Shah Ketika Menghadiri Cannes Film Festival 2023

Hal ini sering disebabkan oleh penyakit fisik, seperti penyakit kardiovaskular, metabolik, dan infeksi.

Orang dengan skizofrenia sering mengalami pelanggaran hak asasi manusia baik di dalam lembaga kesehatan jiwa maupun di lingkungan masyarakat.

Stigma terhadap penyintas skizofrenia sangat kuat dan luas, menyebabkan pengecualian sosial dan mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain, termasuk keluarga dan teman-teman.

Baca Juga: Profil Lengkap Sigit Priawan Djokosoetono CEO Blue Bird yang Panen Pujian Netizen Usai Nyamar Jadi Sopir Taksi

Selama situasi darurat, orang dengan skizofrenia lebih rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pengabaian, pengasingan, kekurangan tempat tinggal, penyalahgunaan, dan pengecualian.

Hal ini berkontribusi pada diskriminasi, yang pada gilirannya dapat membatasi akses terhadap perawatan kesehatan umum, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan penyintas skizofrenia.

Bersama-sama mari kita terus mendorong narasi yang positif dan memberikan dukungan kepada para penderita skizofrenia.

Baca Juga: 5 Quotes Terbaik Gisele Yashar Simbol Cewek Tangguh yang Diperankan Gal Gadot dalam Fast and Furious

Serta membangun masyarakat yang lebih inklusif dan empati terhadap mereka yang hidup dengan kondisi ini.

Untuk informasi yang lebih mendalam tentang perilaku skizofrenia dan gejala yang dirasakan kamu bisa buka National Alliance on Mental Illness( NAMI) dan World Healt Organization (WHO).

(Semoga tulisan ini dapat memberikan pandangan yang mendalam tentang skizofrenia survival dan mencerahkan pembaca tentang keberanian dan ketangguhan para penderita skizofrenia.)***

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News

Berita Terkait