DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Menteri yang Diborgol, Persaingan Pilpres pun Menajam dan Mengeras

image
Johnny G. Plate, Sekjen Partai Nasdem dengan tangan diborgol digiring ke mobil tahanan.

Oleh Denny JA

ORBITINDONESIA.COM  - Seorang menteri yang diborgol karena disangkakan korupsi, Johnny G Plate, ia bukan hanya seorang menteri.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Johnny juga sekjen sebuah partai: Nasdem. Ini satu- satunya partai koalisi pemerintahan, pendukung Jokowi sejak periode pertama sampai kedua, yang gagah berani berseberangan dengan Jokowi tentang Capres.

Johnny juga bagian dari koalisi partai yang mendukung Anies Baswedan. Koalisi partai ini juga dengan gagah berani mengambil platform perubahan, antitesis dari Jokowi.

Bisa dipastikan, ditahannya bahkan diborgol tangan sang menteri, dan dipertujukkan di hadapan media dan publik luas tak hanya menjadi peristiwa pemberatasan korupsi. Ia juga menjadi penanda babak baru yang lebih panas tentang persaingan pilpres 2024.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Surya Paloh, selaku Ketum Nasdem, sudah bicara yang banyak dikutip media. Ujarnya; “Terlalu mahal seorang menteri dan sekjen partai (dipermalukan) dengan tanggannya diborgol. Ada azas praduga tak bersalah. “Terlalu mahal,” ujar Surya Paloh dengan suara yang dalam, sekali lagi. (1)

Ketika Johnny dengan rompi tahanan dan tangan diborgol diperlihatkan kepada awak media, kita mendengar suara orang berteriak padanya. “Pak, pak, katanya bapak dapat setoran. Dapat berapa pak?”

Luas pula diberitakan, sejak Surya Paloh menjadi sponsor utama pendukung Capres Anies Baswedan, berbagai bisnis besarnya diganggu. Tergoyang bisnisnya, dari katering di Free Port hingga iklan BUMN di bisnis media.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Imajinasi kita pun menjadi liar. Apa yang terjadi jika akhirnya Surya Paloh, dengan Anies Baswedan menang pilpres 2024 dan menjadi penguasa. Akankah mereka membalas dengan sikap keras yang sama terhadap yang sekarang berkuasa?

Lembaga Jaksa Agung yang sama, tentu sudah diganti personelnya dengan orang Surya Paloh- Anies Baswedan. Akankah jaksa agung  juga menjadikan target berbagai tokoh  yang mereka anggap berperan, untuk juga dicari- cari kesalahannya jika Surya Paloh dan Anies menang?

Sebaliknya, yang kini berada dalam kekuasaan mengetahui kemungkinan itu. Mereka semakin keras lagi berupaya agar Surya Paloh dan Anies Baswedan tidak menang dalam pilpres 2024.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Bahkan diupayakan jika bisa, Anies Baswedan batal mendapat tiket pilpres 2024 karena satu dan dua hal. Sehingga itu menutup kemungkinan mereka berbalik  dijadikan target jika Surya Paloh dan Anies Baswedan yang berkuasa.

Inilah respon pertama yang saya renungkan ketika melihat Menteri Kominfo, Johnny G Plate, mengenakan rompi tahanan dengan tangan diborgol.

Bagus dan buruk kah hal ini bagi perkembangan demokrasi?

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

-000-

Jawabannya bisa bagus bisa buruk.

Ini menjadi bagus jika memang kasus Johnny G Plate itu murni korupsi. Ini menjadi bagus jika terganggunya bisnis Surya Paloh itu memang murni perhitungan bisnis biasa.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Bagaimanapun korupsi harus diberantas, di manapun, oleh siapapun. Bahkan ketika langit runtuh, pemberantasan korupsi harus tetap ditegakkan.

Ini menjadi buruk  jika itu bagian dari kasus tebang pilih. Menteri lain, atau mantan menteri misalnya, yang memiliki tindakan korupsi yang sama, bahkan lebih merusak, tak dijadikan target karena mereka dekat dengan kekuasaan.

Kasus tebang pilih ini adalah ibu bagi lahirnya rasa ketidakadilan dan kemarahan.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Ini menjadi bagus jika melahirkan kompetisi politik yang lebih dinamis dan sehat. Tak ada pilihan lain bagi Surya Paloh dan Anies Baswedan, agar mereka tak lagi menjadi target, mereka harus menang.

Maka koalisi perubahan akan semakin terdorong mencari program politik dan agenda kampanye yang jauh lebih massif dan strategis, untuk merebut the heart and the mind of the people.

Pertarungan pilpres menjadi lebih tajam dan lebih keras soal program “melanjutkan yang sekarang” atau “perubahan kepada yang lebih baik.” Publik semakin diberi pilihan dengan informasi yang lebih banyak.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Negative campaign akan semakin keras. Negative campaign dibolehkan dalam demokrasi sejauh semuanya serba faktual dan ada datanya.

Menjadi buruk, jika yang berkembang adalah pertarungan black campaign. Berbeda dengan negative campaign, black campaign itu fitnah semata, hoaks, dan informasi yang menyesatkan. Ini buruk bagi demokrasi.

-000-

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Praktik demokrasi di Indonesia masih berusia remaja. Yaitu demokrasi di masa puber. Di era puber, seorang remaja sering over acting, salah tingkah untuk menarik perhatian, dan lebai kata anak gaul.

Apakah dipertontonkannya seorang menteri, sekjen sebuah partai pengusung capres alternatif, tangannya diborgol, itu bagian dari prosedur yang normal, atau bagian dari politik yang lebai (berlebihan)? Biarlah publik yang menilai.

Yess and Yess. Pilpres 2024 memang akan semakin ramai.***

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

18 Mei 2024.

CATATAN:

(1) Surya Paloh: Terlalu mahal seorang menteri dan sekjen partai tangannya diborgol.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

https://www.viva.co.id/amp/berita/politik/1601271-surya-paloh-terlalu-mahal-tangan-johnny-plate-diborgol

Berita Terkait