DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Syaefudin Simon: Dr. (HC) M Habib Chirzin, Sang Midas

image
Habib Chirzin, sang Midas

ORBITINDONESIA - Ajaib! Benda apa pun yang disentuh Midas, tokoh legenda Yunani Kuno, ia akan jadi emas. Dan orang pun berbondong-bondong datang untuk mengikuti petunjuk Midas. Agar mendapat hadiah emas.

Habib Chirzin jelas bukan Midas. Habib adalah filsuf alumnus Fakultas Filsafat UGM.

Tapi Habib Chirzin seperti Midas dalam filsafat. Apa pun benda yang disentuh Habib, ia akan menjadi filsafat. Bahkan sosok Habib sendiri bukan sekadar filsuf. Habib adalah filsafat itu sendiri. Living philosophy.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Asal Mula Hari Tani Nasional Sekaligus Memperingati Jasa Petani

Habib adalah filsuf yang piawai menjelaskan eksistensi setiap benda secara filosofis. Masjid Syuhada Yogyakarta sebagai monumen perjuangan rakyat, misalnya, dikatakan Habib sebagai ruh perjuangan penegakan NKRI.

Syuhada adalah bukan sekadar masjid monumen kemerdekaan Indonesia dan perjuangan menegakkan NKRI, tapi juga masjid monumen perdamaian dunia.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Letak masjid Syuhada yang sangat dekat dengan gereja Katolik terbesar dan tertua di Kotabaru Yogya, dan abadinya hubungan baik kedua tempat suci itu, menjadi simbol perdamaian dunia.

Di depan persis masjid Syuhada, jelas Habib, ada perumahan kumuh kaum marginal yang mayoritas muslim -- tapi kemudian perumahan Pinggir Kali Code itu ditata sedemikian rupa oleh arsitek kenamaan yang juga Pastor Katolik -- menjadikan kampung girli itu mendapat penghargaan Agak Khan Award bidang arsitektur.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Virus Khosta 2, Ilmuan Fokus Ciptakan Vaksin dengan Daya Tangkal Ganda

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Menurut Habib "Aga Khan Award untuk kampung Girli Code itu mempunyai banyak makna. Mayoritas penduduk Girli adalah muslim.

Yang menatanya hingga menjadi sorotan dunia arsitektur adalah Pastor Katolik Romo Mangunwijaya. Dan pemberi awardnya adalah lembaga global yg didirikan Muslim Asia Selatan.

Arti dari semua itu, Masjid Syuhada mempunyai link dengan network internasional, baik secara sosial, agama, maupun budaya.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Bangunan Masjid Syuhada adalah masjid pertama di Indonesia yang menggunakan arsitektur modern khas Islam, tidak mengikuti arsitektur masjid Jawa meski ia berada di pusat kebudayaan Jawa, tambah Habib.

Baca Juga: 24 September dan Perkembangan Hari Tani Nasional Masa Orde Baru

Ini artinya, masjid Syuhada menjadi simbol perdamaian kultural umat beragama yang kreatif dan inovatif. Masih banyak cerita filosofis keberadaan Masjid Syuhada yang dijelaskan Habib dengan pendekatan filosofis dan sosiologis.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Habib juga bisa menjelaskan secara filosofis kenapa rumahnya sekarang berada di dekat Candi Borobudur. Candi Borobudur bukan sekadar tempat wisata, tapi pusat etika dan spiritual masyarakat Jawa.

Melihat jalan-jalan menuju Borobudur seperti melihat jalan-jalan menuju Roma, yang kelak menjadi garis-garis kultural yang mengerek kemajuan bangsa-bangsa Eropa, cetus Habib.

Habib bisa menjelaskan, kenapa dua putranya tak pernah membeli baju baru. Demi kelestarian lingkungan, anak-anakku tak pernah tertarik membeli baju baru yang proses pembuatannya merusak lingkungan -- kata Habib.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: 24 September, Sejarah Hari Tani Nasional, Apresiasi Perjuangan Tani Indonesia

Lalu, kenapa Habib memelihara ayam kate di rumahnya, ia menjelaskan, ingin merawat warisan budaya dan satwa nenek moyang yang kini terlupakan.

Habib bisa melihat jauh ke depan dari setiap peristiwa yang dilihat atau setiap benda yang disentuhnya. Ia 'berfilsafat" untuk setiap tindakannya.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Bagi Habib, kesadaran filsafat untuk setiap "aksi" seharusnya menjadi pegangan umat beragama. Karena tak ada gerak apa pun -- termasuk daun yang yang jatuh dari tangkainya -- tanpa kehendak Allah.

Itulah pentingnya ngaji filsafat. Allah adalah Yang Maha Filsuf, ujarnya.

Baca Juga: Jadi Ancaman Baru, Ilmuwan Sebut Virus Khosta 2 Semakin Ganas Jika...

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Aku mengagumi Habib pertama kali sejak mendengar ceramahnya di " Ramadhan in Campus" Gelanggang UGM tahun 1980 ketika masih kos di rumah Pak AR Fachrudin, ketum PP Muhammadiyah saat itu, di Jln. Cikditiro 19 A Yogya.

Tempat kostku sangat dekat dengan Gelanggang Mahasiswa UGM, sehingga hampir tiap malam aku terawih di Gelanggang.

Saat mendengar ceramah Habib, yang terbersit di pikiranku, dia pastilah orang pinter yang luar biasa.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Penguasaan bahasa Arab dan Inggrisnya luar biasa sehingga aku menduga saat itu, Habib akan menjadi Sekjen PBB, atau setidaknya menjadi diplomat internasional yang mengembangkan etika global.

Baca Juga: Ini Sebab Kode Promo Gojek Tidak Bisa Digunakan atau Gagal Saat Bertansaksi, Pastikan Ikuti Aturannya

Dugaanku benar. Meski Habib tidak menjadi Sekjen PBB, kegiatan Habib di tahun-tahun 1980-1990 - an akhir adalah wira-wiri antara London, Paris, New York, Bangkok, Manila, Jakarta, dan kota-kota besar dunia yang lain.

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Habib pun menjadi public speaker untuk etika global dan perdamaian dunia. Beberapa kali Habib diundang PBB sebagai pembicara untuk etika global dan perdamaian dunia di kota New York.

Ketika Habib menjadi Ketua Pusat Pemuda Muhammadiyah, organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan pun terangkat.

Sampai-sampai Pak AR sempat mencari rumahnya di Jakarta dan bersilaturahmi ke Habib.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Baca Juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Jepang, Marquez Pole Position

"Mas Simon. Aku malu sekali ketika Pak AR datang ke rumahku di Jalan Proklamasi Jakarta. Saat itu Pak AR menjadi Wantimpres RI. Pak AR yang sudah sepuh datang ke rumah, dengan tujuan silaturahmi ke kader Muhammadiyah," cerita Habib.

Habib merasa malu karena sebagai kader muda Muhammadiyah seharusnya dia yang nyambangi Pak AR. Yang terjadi sebaliknya. Pak AR yang menyambangi Habib.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Pak AR memang tokoh muslim yang luar biasa dalam membangun silaturahim, puji Habib. Bukan hanya kepada kader Muhammadiyah, kepada rakyat kecil pun Pak AR suka bersilaturahim.

Sejak itu, kata Habib, aku sering datang silturahim ke rumah Pak AR. Dan Pak AR selalu berpesan kepadaku, ujar Habib, agar kader Muhammadiyah merawat organisasi Islam yang egaliter ini.

Baca Juga: Ditemukan Virus Khosta 2, Lebih Mudah Menular ke Manusia dan Resisten pada Vaksin

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Habib pun mengaku, selalu ingat kata-kata Kyai Dahlan yang sering dulang-ulang Pak AR. Hidup-hidupkan Muhammadiyah. Jangan menumpang hidup di Muhammadiyah.

Habib adalah tokoh Muhammadiyah yang sering rantang-runtung dengan Gus Dur. Bukan hanya itu. Habib yang putra Kyai Chirzin, tokoh Muhammadiyah Kota Gede Yogya ini, lebih akrab dengan kyai-kyai NU ketimbang dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah.

Alumnus Ponpes Gontor yang ikut membangun Ponpes Pabelan, Magelang bersama KH Hamam Ja'far itu - karena kedekatannya dengan NU -- kemudian menjadi tali penghubung antara Muhammadiyah dan NU.

Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat

Dalam buku karyaku, Pak AR Sang Penyejuk, Habib Chirzin kumasukkan dalam kategori Muhammadinu. Orang Muhammadiyah yang "melebur" dalam NU.

Baca Juga: Misi Gibran Rakabuming Raka Datangi Rocky Gerung adalah Satukan Kubu Cebong dan Kampret

Berbalikan dengan Prof. Dr. Abdul Mu'ti yang Sekjen Muhammadiyah -- dia adalah orang NU yang "melebur' dalam Muhammadiyah. Yang terakhir ini adalah Nuhammadiyah.

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan

Dengan aktivitas dan relasi internasionalnya yang seabreg itulah kemudian Fakultas Filsafat UGM menyurati Habib untuk menyelesaikan kesarjanaan filsafatnya. Habib tak peduli.

Bagi Habib seperti pernah dikatakan padaku, ijasah paling berharga di dunia adalah sarjana muda. Kalau di dunia militer pangkat paling berharga adalah kolonel.

Habib menyatakan, tokoh-tokoh revolusioner dunia mayoritas adalah sarjana muda dan kolonel. Dia mememberi contoh Kolonel Muammar Gadafi dan Kolonel Fidel Castro.

Baca Juga: Syafrin Liputo: DKI Jakarta Bebas Kendaraan Bermotor Malam Natal dan Tahun Baru di Jalan Sudirman-MH Thamrin

Baca Juga: Analisis: Puan Maharani dan Dewan Kolonel Justru Akan Menenggelamkan PDIP di Pemilu 2024

Untuk Indonesia, Zamroni dan Sukron Makmun. Karena itu, Habib, ingin tetap berada dalam kesarjanamudaannya. M Habib Chirzin, BA.

Tapi kondisi itu berubah. Fakultas Filsafat, cerita Habib, memberi surat. Isinya, mohon Habib menyelesaikan sarjana filsafatnya agar Fakultas bangga mewisuda Habib sebagai sarjana filsafat. Pak Darmarjati Supajar, dosen senior Filsafat, bahkan menemui Habib.

Baca Juga: Taman Mini Indonesia Indah Gelar Konser Musik untuk Natal dan Tahun Baru

"Mas Habib tolonglah diwisuda sebagai sarjana Fakultas Filsafat. Ini bukan untuk kepentingan Habib. Tapi untuk kepentingan dan marwah Fakultas Filsafat.

Fakultas Filsafat akan terangkat derajatnya di Indonesia, bahkan dunia internasional, jika mempunyai alumnus seperti Habib. Tolonglah buat satu atau dua lembar karya tulis sebagai persyaratan skripsi.

Baca Juga: Kode Promo Gojek, GoRide, GoCar, GoFood Terbaru, Buruan Klaim Bisa untuk Tiket Pesawat, Kereta Api, dan Hotel

Baca Juga: Dinas Kesehatan: Pengidap COVID 19 di Jakarta Mencapai 200 Kasus per Hari

Jika Habib tidak punya waktu untuk menuliskannya, relakan Fakultas menulis catatan aktivitas dan kutipan pidato Habib di dunia. Itu cukup sebagai skripsi kesarjanaan filsafat Habib," pinta Pak Damar.

Habib terdiam. Tak sanggup menolak permintaan Pak Damar. Akhirnya Habib pun diwisuda sebagai sarjana Filsafat UGM.

Celakanya, kata Habib, gelar Drs itu oleh koleganya di luar negeri dikira Dr. Jadilah Habib kemudian bergelar "Doktor" di luar negeri.

Baca Juga: Relawan Santri Muda Garut Dukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD

Jika kemudian UIN Yogya menganugerahi gelar Dr. HC, rasanya itu sudah terlambat. Tapi Habib yang ramah dan mengalah demi orang lain, tampaknya tak sanggup untuk menolak penganugerahan tersebut.

Baca Juga: MotoGP Jepang 2022, Cuaca Tidak Bersahabat, Latihan Bebas Ketiga Dibatalkan, Kualifkasi Mundur

Walhasil, secara formal Habib kini sah bergelar Doktor. Dunia niscaya memahami kenapa Habib mendapat gelar Doktor HC seperti halnya ketika almarhum Soedjatmoko, mantan Rektor Universitas PBB, mendapat gelar Doktor HC.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikut Kirab Budaya Nitilaku UGM  Yogyakarta

Kualitas kedua tokoh ini sangat mumpuni dalam keilmuannya, terutama filsafat humanisme. Bahkan melibihi doktor-doktor yang dilahirkan secara formal akademis.

Selamat Mas Habib atas anugrah Doktor HC-nya di UIN Suka Yogya (21/9/022). Aku bangga dan tetap mengagumimu Dari muridmu, Syaefudin Simon.

Ditulis oleh: Syaefudin Simon. ***

Berita Terkait