DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Andi Salim: Pemerintah Harus Serius Mengembangkan Sektor Kelautan dan Perikanan

image
Kapal PELNI KFC Jetliner dan sektor kelautan RI.

Oleh: Andi Salim, pengamat kelautan dan perikanan.

ORBITINDONESIA - Tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada Jokowi, sebaiknya berbagai pihak mulai ikut melakukan sumbangsih pemikiran bagaimana menjadikan Resources Kelautan kita menjadi sumber pendapatan kongkrit.

Yakni, guna meningkatkan income pemerintah di bidang kelautan, khususnya hasil perikanan laut dan industri pengalengan untuk dipasarkan dan di eksport ke manca negara demi mengurangi defisit anggaran keuangan negara kita.

Bukankah hal ini pernah di wacanakan sebagai potensi kelautan Indonesia yang memiliki potensi sekitar Rp 350 Trilyun, sehingga APBN kita menjadi lebih kokoh.

Baca Juga: Jadi Runner Up Usai Tekuk Filipina, Timnas Indonesia Berpeluang Lawan Vietnam di SemiFinal Piala AFF 2022

Baru setelahnya kita memikirkan bagaimana meningkatkan Alutsista pertahanan yang diusulkan sebesar 1.700 Trilyun sebagaimana diusulkan menteri pertahanan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

Strategi agar BUMN kita lebih fokus pada sektor kelautan yang mapan dan terampil dalam penanganan ikan, baik di atas kapal maupun proses pengolahan pasca tangkap, dan teknik pengkemasan yang berbasis peralatan modern tentu diharapkan berdampak pada sumber pendapatan baru.

Di samping upaya melakukan teknik analisis organoleptik, fisik, kimia, dan mikrobiologi dalam pengujian dan pengembangan mutu hasil perikanan.

Lalu seterusnya menciptakan produk olahan yang inovatif dan berdaya saing untuk mampu menerapkan teknologi pengolahan hasil laut dalam peningkatan mutu yang pada akhirnya menunjang kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Profil Tao Tsuchiya, Pemeran Usagi di Alice in Borderland Season 2 Baru saja Menikah dengan Ryota Katayose

Apalagi didapati fakta jika nelayan asing selalu sibuk mencuri ikan di laut Indonesia yang sering tertangkap tangan, di mana pelakunya merupakan nelayan asing yang masuk tanpa ijin di perairan Indonesia.

Tentu saja mereka menilai bahwa industri kelautan kita dirasakan masih sangat rendah dalam upaya mengolah hasil laut ini. Sehingga tidak optimalnya hal itu dimanfaatkan oleh pihak asing untuk mengambil alih sektor ini sejak puluhan tahun silam.

Bukankah semestinya UMKM kita semestinya lebih banyak bisa bermain pada sektor ini yang sekaligus menguasai sektor maritim dan kepulauan diberbagai wilayah.

Walau dimana-mana banyak masyarakat kita yang berprofesi sebagai nelayan, namun  kurangnya peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan menyebabkan sektor ini belum mampu mensejahterakan masyarakatnya.

Baca Juga: TERLENGKAP! Profil dan Biodata Kento Yamazaki, Pemain Utama Serial Film Alice In Borderland Season 2 Netflix

Jika waktu lalu, kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan potensi ekonomi kelautan Indonesia bisa mencapai US$1.338 miliar per tahun atau sekitar Rp19,58 triliun per tahun.

Di mana perkiraan angka ini berasal dari sebelas sektor, mulai dari perikanan tangkap yang bisa mencapai US$20 miliar, perikanan budi daya sebesar US$210 miliar, industri pengolahan US$100 miliar, dan industri bioteknologi sebesar US$180 miliar.

Akan tetapi hal ini harus ditindaklanjuti melalui penanganan dan program yang serius oleh pemerintah, sehingga tidak semata-mata berpijak pada wacana dan gagasan untuk menghibur masyarakat nelayan Indonesia.

Pembuktian serius dari apa yang disampaikan pemerintah harus sedapat mungkin direalisasikan di tingkat bawah demi mempercepat arus perdagangan sekaligus mendatangkan pendapatan baru dari peningkatan sektor incone kelautan yang saat ini minim prestasi.

Baca Juga: Mengenal Eiichiro Oda Pencipta One Piece yang Menjadi Manga Terlaris di Dunia, Pernah Garap Samurai X

Upaya Erick Thohir dalam melakukan merger dari BUMN perikanan adalah langkah yang tepat sebagai solusi memperkuat arus penyerapan anggaran yang terarah.

Serta perlunya penerapan restrukturisasi organisasi dari orang-orag yang tidak memiliki kompetensi pada bidang yang satu ini.

Sebab jangan sampai sektor ini malah dijadikan bancakan kepentingan elit politik semata.

Kontribusi sektor kelautan dan perikanan Indonesia terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini baru sebesar 3,7 persen. Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat sektor ini punya potensi sangat besar, 1,3 kali dari PDB alias 130 persen.

Baca Juga: Nightbird, Robot Perempuan Ninja di Transformers Rise of the Beasts, Khianati Autobots dan Gabung Decepticons

Padahal Luas lautan Indonesia mencapai 6,4 juta kilometer persegi. Dengan luas laut tersebut, total potensi ekonominya mencapai US$ 1,3 triliun per tahun atau 5 kali lipat dari APBN 2019 yang sebesar US$ 190 miliar.

Begitu besarnya angka-angka itu tentu tidak datang begitu saja, kecuali pemerintah bersungguh-sungguh mengentaskan potensi ini sebagai pijakan pendapatan nasional di masa yang akan datang.

Kepedulian akan sumber income baru ini sangat menjanjikan, alangkah mustahilnya jika para nelayan asing yang mencuri diperairan Indonesia tanpa adanya keuntungan yang besar di balik resiko penangkapan oleh aparat negara kita yang siap menenggelamkan kapal-kapal mereka.

Semoga kesadaran membangun bangsa ini dan kesediaan membangun Indonesia menuju pencapaian yang lebih baik bagi eksistensi bangsa ini dimata dunia internasional.

Baca Juga: Kenalan Yuk Sama Chromia, Robot Perempuan Ahli Sabotase di Film Transformers Rise of the Beasts

Kepentingan seluruh anak bangsa yang berharap sejahtera dan berkemajuan tentu merupakan sasaran pemerintah.

Maka sepatutnya pemerintah bekerja keras dalam mewujudkannya, khususnya menjadikan sektor ini sebagai sumber kemakmuran bagi masyarakatnya.***

Berita Terkait