DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Prof Agus Budiyono: Sutami, Sri Mulyani dan Jokowi

image
Sosok semacam Ir. Sutami bersama Sri Mulyani dan Jokowi akan majukan Indonesia

Oleh Prof Agus Budiyono, lulusan MIT(Institute of technology massscussets)

ORBITINDONESIA - Saya dididik dan dibesarkan di sebuah lingkungan khusus di Amerika yang membuat saya tidak mudah gumunan. Di kelas saya setiap orang praktis adalah pelajar terbaik di negaranya.

Di department saya ada pelajar terbaiknya Imperial College-London, juaranya Tokyo Tech, nomor satunya Seoul National University dsb.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Rata-rata IQ di kisaran 150 dan bila orang asing, TOEFL di sekitar 648 (sekitar betul semua), dan pada ujian tertentu sebagian besar adalah pemegang patent di bidangnya.

Baca Juga: Saat Berkunjung ke Destinasi Wisata Kawah Ijen Jawa Timur, Kamu Wajib Tahu 5 Hal Penting Ini!

Lab mereka pada zamannya mengembangkan teknologi yang meresponse serangan Jepang di Pearl Harbor yang membantu memenangkan Amerika di Perang Dunia.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Rombongan yang datang sebelumnya adalah kelompok kunci yang menjawab tantangan Soviet yang meluncurkan Sputnik dan menempatkan manusia pertama di ruang angkasa.

Selang beberapa tahun kemudian Amerika mampu mendaratkan manusia di Bulan. Kelompok seangkatan saya adalah yang mampu melahirkan perusahaan sekelas Google dan Amazon.

Yang menjadi motor utama industri di Route 95 (pantai timur) dan Silicon Valley (pantai barat). Capaian semua ini saya anggap wajar dan biasa saja, pas dan sesuai dengan arus, latar belakang dan milleunya.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Baca Juga: Trailer Perdana Film Para Betina Pengikut Iblis telah Rilis Garapan Falcon Black

Namun demikian dalam setting di tanah air, saya justru menemukan beberapa fenomena yang membuat saya kagum. Bisa Gumun kali ini. Bilamana pencapaian orang-orang MIT itu saya anggap luar biasa, maka apa yang saya kagumi di Indonesia justru bahkan lebih dari luar biasa.

Different league. Different level. Saya ingin mengkristalisasi rasa kagum dan hormat ini dengan tiga figur yang saya jadikan judul di atas.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Hanya kebetulan saja, sekali lagi, ketiganya sama-sama dari Jawa dengan latar belakang budaya dan filosofi yang saya pahami. Ketiganya orang-orang hebat yang menggunakan filosofi: nglurug tanpa bala, sugih tanpa banda dan menang tanpa ngasorake.

Saya jauh mengagumi beliau-beliau ini dibandingkan apa yang saya lihat dan alami sendiri di almamater saya. Kenapa?

Baca Juga: Cerita Inspiratif Hari Valentine 2023, Seorang Mantan Tentara menunggu Pujaan Hatinya kembali Tiap 4 Februari

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Orang-orang MIT itu hebat dan lingkungannya memahami mereka dan oleh karena itu mereka bisa mengapresiasinya. Oleh karena itu wajar dan malah expected.

Sementara itu ketiga figur yang saya kagumi berada di lingkungan dimana orang-orang yang justru dibantu dimakmurkan ekonominya, yang menggunakan kemudahan yang mereka ciptakan dan menikmati suasana kondusif (ipoleksosbud hankam) yang mereka perjuangkan, banyak yang tidak paham.

Boro-boro menghormati. Namun demikian, ini yang saya kagum dan perlu banyak belajar, mereka semua tidak bergeming. Diremehkan juga tenang saja. Dicaci maki juga tidak gusar. Difitnah sana sini, juga tetap sabar.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Pendeknya ketiganya mewakili, saya sebut dengan bangga dan haru, kualitas penduduk nusantara yang unggul dan mumpuni. Kewl dan kewreeen. Pantas untuk menjadi pemimpin dan memimpin bangsa sebesar Indonesia dengan semua kompleksitasnya.

Baca Juga: Satrio Damardjati: Siapakah Kader Banteng yang Ditunjuk Sebagai Penerus Jokowi

Masing-masing berkontribusi pada bidang keahlian yang berbeda. Juga mempunyai jalur karir yang sama sekali beda. Namun ada kesamaan benang merah dari ketiganya. Kesamaan yang distinct and unmistakeable.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Dalam pengamatan saya, ketiga figur adalah orang-orang yang lurus. Orang yang lempang hatinya. Figur yang hatinya tidak terbeli dengan kekuasaan dan kekayaan. Figur yang bisa menjadi panutan dan teladan dalam hiruk pikuk perubahan global yang serba cepat.

Dunia berubah. China dan Amerika berubah. Eropa berubah. Di masa yang tidak terlalu jauh, China akan menjadi ekonomi no 1, menggeser Amerika yang turun jadi no 2. China tidak akan menjadi negara berpenduduk terbanyak, posisinya diganti India.

Indonesia dalam konstelasi tersebut, diprediksi akan menjadi ekonomi no 5. Negara makmur, tidak ada penduduk yang berkategori miskin. Bangsa Indonesia perlu pegangan dalam lingkungan yang serba berubah cepat ini.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: Nikmati 5 Spot View Terbaik di Kawah Ijen Jawa Timur, Destinasi Wisata Dengan Pemandangan Layaknya Surga

Saya merasa sosok Sutami, SMI dan Jokowi adalah mercusuar di tengah ketidakpastian gelombang laut dalam langit yang kelam. Bisa diandalkan untuk menjadi pegangan dalam menentukan arah.

Ketiga figur tersebut, nilai-nilai hidupnya selayaknya dicontoh, diteladani dan diambil pelajarannya untuk generasi sekarang dan utamanya generasi millenials, Y dan Z. Figur yang berprestasi tinggi, dengan pengakuan dunia, tapi tetap tawadu’ dan rendah hati.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Figur yang tidak serakah, tidak tamak dengan kekuasaan, tidak menyodor-nyodorkan anak-anaknya, istri atau suaminya, saudara-saudaranya, untuk ikut memanfaatkan kemudahan-kemudahan, privilege atau keistimewaan dari jabatan atau pun bahkan pengaruh yang mereka punya.

Siapa orang Indonesia tidak kenal dengan Menteri Sutami, menteri termasyhur dalam sejarah NKRI? Sutami, berkat reputasinya, adalah satu2nya menteri era Soekarno yang tetap dipilih oleh Soeharto di kabinetnya.

Baca Juga: Komite Persahabatan Rakyat Indonesia-Rusia: Saatnya Indonesia Ikut Menyusun Dunia Multipolar

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Hidupnya lurus lempang tidak ada cacat. Empat belas (14) tahun menjadi menteri tapi tidak mempunyai rumah sendiri. Pernah listriknya diputus karena terjadi tunggakan.

Pak Jokowi juga menjadi presiden pertama RI yang mendapatkan recognisi dan strong opinion tentang komitmennya menciptakan pemerintahan yang bersih. Hal ini karena beliau benar-benar walk the talk. Bukan lamis-lamis lambe.

Bukan NATO. Menerapkan dalam kesehariannya. PM Mahathir menyebutnya secara khusus standar Jokowi “reaching the unprecendented level” dalam sejarah Indonesia. Penting ini karena datang dari tetangga sebelah yang tahu rumah tangga kita.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Pemimpin bisnis terdepan China, Jack Ma, juga memberikan pujian kepada Jokowi tentang resiliencenya dalam menghadapi badai fitnah. Begitu juga dengan pemimpin-pemimpin dari Korea yang langsung saya dengar sendiri.

Baca Juga: VIRAL! Seorang Pria asal Klaten Kembali Pulang Setelah 25 Tahun Takut Disunat

Mereka semua all in kepercayaannya kepada Jokowi. Mereka mengatakan bila Indonesia bisa dijaga untuk tetap bisa memunculkan pemimpin seperti Jokowi maka memang sudah keniscayaan Indonesia akan menjadi salah satu dari 4 adidaya dunia.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Beberapa pemipin Korea, saya tahu peris karena langsung membantu, sudah menaruh uangnya di pasar investasi Indonesia. Orang Korea, bahkan dalam level pemimpin, saja percaya. Masak kita yang asli orang Indonesia tidak?

Saya tidak heran, bila selama perjalanan bisnis terakhir saya ke Seoul selama lima hari bertemu dengan pimpinan 16 perusahaan besar Korea. Mereka semua, semuanya, bertanya dan ingin memastikan pemerintah sekarang berlanjut ke perioda berikutnya.

Saya mengatakan dan mengafirmasi dari big data saya, jawabannya YA.

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Baca Juga: KISAH HIKMAH: Rumah Berbau Melati

Saya mahfum dari pengamatan saya mengajar dan mendirikan bisnis di sana selama 8 tahun, bahwa pemerintah yang bisa menciptakan iklim bisnis yang certain, yang pasti, sangat diharapkan untuk keberlanjutan bisnis dan investasi jangka panjang.

Prinsip ini sebenarnya yang menjadi sokoguru Keajaiban Ekonomi Korea (The Mirable of Han River). Dunia bisnis tidak menyukai kecenderungan kepada hal yang serba tidak pasti. Yang abu-abu dan tidak jelas juntrungnya.

Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat

Yang perlu maneuver pat pat gulipat. Pong pong garengpong. Ini semua dibersihkan ketika figur seperti Jokowi dan Sri Mulyani menjadi pimpinan. Tujuannya adalah menciptakan iklim bisnis dan investasi yang mempunyai kepastian.

Yang sehat dan saling memakmurkan dalam semangat kolaborasi dan bahu-membahu antar komponen bangsa bahkan antar bangsa.

Baca Juga: Profil dan Biodata Thalia Esther Mercylita Wenas Anggota Girlband MEP C yang akan segera Debut

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan

Saya kemaren menghadiri dan mengikuti dengan seksama paparan Kepala Bappenas, Professor Bambang S Brodjonegoro, di Fairmont Jakarta, berisi “Sosialisasi Visi Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur.

Banyak faktor disebut sebagai prerequisite agar Visi Indonesia 2045 bisa terwujud. Bagi saya yang paling penting adalah SDM yang perlu disiapkan untuk menjadi pemimpin Indonesia.

Haruslah sosok-sosok yang tidak hanya cerdas, tapi juga bermoral dan berakhlak yang baik. Yang bisa amanah bila diberi mandat dan kepercayaan.

Baca Juga: Syafrin Liputo: DKI Jakarta Bebas Kendaraan Bermotor Malam Natal dan Tahun Baru di Jalan Sudirman-MH Thamrin

Figur seperti Sutami, Sri Mulyani Indrawati dan Jokowi.

Baca Juga: Diduga Balas Dendam, Polisi Dalami Keterangan Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi, Dalang Perampokan Rudin

P.S.
Mohon bantu dishare dan disebarluaskan ke berbagai kalangan terutama generasi penerus. Kita bersama saling mengingatkan dalam kebaikan.

Baca Juga: Taman Mini Indonesia Indah Gelar Konser Musik untuk Natal dan Tahun Baru

Menjaga agar suasana Indonesia sehat dan kondusif. Akan baik bila ajakan ini bisa dibaca jutaan orang Indonesia sebagaiman tulisan saya sebelumnya. Demi pendidikan karakter bangsa. Terima kasih sebelumnya.***

Berita Terkait