DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hasto Kristiyanto Kenalkan Geopolitik Soekarno di Universitas Paramadina, Musa Alkadzim: Harus Didukung

image
Hasto Kristiyanto Mengenalkan Pemikiran Geopolitik Soekarno di Universitas Paramadina, Jakarta.

ORBITINDONESIA.COM - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto Selasa 21 Maret 2023 menjadi pembicara di Universitas Paramadina Jakarta untuk mengenalkan pemikiran geopolitik Soekarno.

Dalam forum Diskursus Pemikiran Politik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara itu, hadir tokoh-tokoh seperti Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J Rachbini; Pakar Geopolitik, Dr. Dina Sulaeman; Pakar Politik Internasional, Musa Alkadzim M.I.P; Dosen Universitas Paramadina, Dr. A. Khoirul Umam, serta Zulfan Lindan, politikus senior yang bertindak selaku moderator.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Kehadiran Hasto Kristiyanto pun memperoleh pujian peserta diskursus, karena ia tidak membawa politik praktis.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri Bertemu di Istana 3 Jam, Hasto Kristiyanto: Membahas Pemilu 2024

“Ini harus didukung. Apa yang dijalankan Bung Hasto ini menarik (ke kampus-kampus),” kata pakar politik internasional, Musa Alkadzim.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Hasto membenarkan bahwa kehadirannya adalah untuk membangun politik intelektual, untuk membangun kepemimpinan intelektual.

“Mempelajari pemikiran geopolitik Soekarno harus disertai pemikiran negarawan yang sangat kuat. Kita tak bisa berpikir partisan,” kata Hasto.

Hasto meminta mahasiswa rajin membaca buku, sebagaimana pendiri bangsa, termasuk Soekarno.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Dia mengatakan, pemikiran geopolitik Soekarno itu didasarkan pada suatu pemikiran terhadap kemerdekaan Indonesia untuk persaudaraan dunia yang didasarkan pada Pancasila.

“Bertujuan membangun tata dunia baru, yang bebas dari imprealisme dan kolonialisme.”

“Berbeda dengan cara pandang Amerika Serikat dan Barat yang melihat dunia akan damai apabila negara negara di dunia menerapkan sistem demokrasi ala mereka.” ***

Berita Terkait