DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Datang ke Jember, Moeldoko Sebut Ancaman Krisis Air Semakin Nyata, Petani Harus Tetap Rukun

image
Datang ke Jember, Moeldoko Sebut Ancaman Krisis Air Semakin Nyata, Petani Harus Tetap Rukun

ORBITINDONESIA.COM-Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap agar petani di Kabupaten Jember bisa tetap menjaga kerukunan.

Apalagi, gesekan antar petani bisa saja terjadi seiring ancaman krisis air.

Moeldoko menyebut, krisis air akan menjadi tantangan petani di Indonesia, bahkan juga dirasakan dunia.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Hindari Kepadatan Saat Mudik, Budi Karya Sumadi Minta Pengusaha Cairkan THR Sebelum 18 April 2023

Hal ini disampaikan Moeldoko ketika menghadiri panen raya padi di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Jumat 24 Maret 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko menghimbau agar para petani selalu bersiap menghadapi situasi apapun, termasuk krisis air.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

"Kita ini menghadapi ancaman krisis air. Dunia juga akan menghadapinya," katanya.

Baca Juga: Muhammad Tito Karnavian: Kepala Daerah agar Tiadakan Buka Puasa Bersama Selama Ramadhan Ini

"Untuk itu sumber air ditata dan kelola dengan baik, para petani juga tetap guyub rukun bersiap menghadapi krisis apapun," kata Moeldoko.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Kepala Staf Kepresidenan yang juga merupakan ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini hadir pada acara panen di Kabupaten Jember untuk melihat langsung keberhasilan panen melalui teknologi intensifikasi pertanian.

Sejak setahun terakhir, ladang pertanian seluas 500 hektare di Desa Lojejer ditanami bibit padi super M70D.

Baca Juga: Inilah Cuti Bersama Lebaran, 19 Sampai 25 April 2023

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Masyarakat desa pun telah membuktikan hasil panen bibit M70D mencapai 9 ton per hektar. Angka ini jauh diatas rata-rata hasil panen padi di Indonesia yang menghasilkan 5,7 ton per hektar.

Tidak hanya itu, menurut Sugeng Widodo, direktur M-Tani yang menghasilkan bibit M70D, bibit ini juga sudah bisa dipanen di usia 75 hari.

Padahal usia padi rata-rata di Indonesia masih diatas 90 hari.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Baca Juga: Selama Ramadhan 2023, Jam Belajar Mengajar di Sekolah Dikurangi, Catat Waktu, Hari Libur dan Cuti Bersama

Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Jember Erief Djahjono mengatakan bahwa Kabupaten Jember merupakan wilayah dengan hamparan lahan pertanian terluas nomor 3 di Indonesia dengan total 86,000 hektar.

Namun, produktivitas pertanian di Kab. Jember masih kalah jika dibandingkan Kab. Ngawi yang sama-sama ada di Jawa Timur. Padahal luasan lahan di Kab. Ngawi tidak sebesar di Kab. Jember.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

"Pelan-pelan beralih pakai pupuk organik. Nanti tanahnya akan gembur seperti yang ada di Ngawi. Jadi jangan hanya mengandalkan pupuk anorganik," pesan Moeldoko.***


Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News.

 

Berita Terkait