DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Rachmad Bahari: Sister City, Sister Company, dan Sister Party

image
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Kokok Dirgantoro. PSI jadi Sister Party Golkar.

ORBITINDONESIA.COM - Sebagai seorang tua yang belajar ilmu politik sepanjang hayat, saya jadi bingung  dengan istilah sister party yang dimunculkan saat pengumuman kerjasama antara Partai Golkar dan PSI.

Mungkin yang dimaksud PSI dengan sister party adalah sister (political) party bagi Partai Golkar, sebutan malu-malu sebagai sulih koalisi, setelah Ketum PDI Perjuangan menggunakan kata kerjasama ketimbang koalisi.

Koalisi-koalisi yang bersifat longgar (loose coalition) dibentuk untuk jangka pendek dan sekadar meraih electoral gain, lainnya tidak. Koalisi longgar apapun penamaannya, terlihat mulai goyah ketika Megawati Soekarnoputri  selaku Ketum PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung partainya pada 21 April 2023.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Mudah Diingat, Teks Amanat Pembina Upacara Bendera Hari Senin Tema Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri

Ini bersamaan dengan Hari Kartini, sehari menjelang lebaran, dan Idul Fitri 1444 Hijriah warga Muhammadiyah. Pengumuman secara daring itu juga dihadiri Presiden Joko Widodo.

Ketika orang ramai sedang sibuk menyambut lebaran, PDI Perjuangan ibarat menyalakan mercon besar, duarr! Semua terkaget-kaget. Magnitude politik besar terjadi berkat strategi komunikasi yang cerdas itu.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Koalisi-Koalisi longgar itu terlihat goyah dan para ketua umum, sekjen dan tokoh penting partai-partai pengusung koalisi-koalisi itu kesana-kemari beserta rombongan sirkusnya, yang lebih mirip gerombolan blantik di pasar hewan untuk menjajakan dagangan, atau menawar dagangan pihak lain.

Baca Juga: PSI Jalin Hubungan Sebagai Sister Party Golkar, Masyarakat Bertanya Maksudnya Apa

Tujuannya lebih mendapatkan untung, dan tidak mau rugi sedikitpun. Itulah kelakuan para saudagar politik, sedikit meningkatkan sebutan secara vertikal ketimbang blantik, walaupun aktivitasnya tetap sama koe handel politiek alias politik dagang sapi. Istilah yang konon diambil dari kelakuan para blantik sapi di  Belanda di masa silam.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Partai Golkar adalah partai politik paling senior di antara partai-partai lainnya. Berangkat dari konfederasi berbagai ormas yang diinisiasi tokoh-tokoh militer yang tergabung dalam Sekber Golkar sejak 20 Oktober 1964.

Di masa Orba Golkar yang tidak mau disebut partai, tapi ikut pemilu dan selalu menjadi pemenang dengan perolehan suara mayoritas tunggal pada 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Golkar adalah mesin politik Orba. Setelah reformasi Golkar berubah menjadi partai politik supaya dapat mengikuti Pemilu 1999.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

 Baca Juga: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, atau Airlangga Hartarto yang Bakal Didukung Jokowi

Sedang PSI atau Partai Solidaritas Indonesia adalah partai baru yang ikut Pemilu 2019 dan tidak lolos threshold. Terus terang saya lebih kenal dengan PSI lama atau Partai Sosialis Indonesia yang menurut AD ART-nya tidak boleh disingkat itu.

PSI adalah partainya ayahanda Prabowo Subianto, Sumitro Djojohadikusumo -yang sempat menjadi pelarian politik di luar negeri, karena keterlibatannya dalam pemberontakan PRRI pada 1957.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Sumitro Djojohadilusumo direbilitasi rezim Orba dan bersama para muridnya yang dikenal sebagai Mafia Berkeley itu menjadi arsitek perekonomian Orba.

Prabowo Subianto juga memiliki masa lalu yang kelam terkait dengan penculikan dan penghilangan paksa oleh Tim Mawar, Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II. Dan jangan lupa Prabowo Subianto diberhentikan dari dinas militer melalui sidang Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

Baca Juga: Daftar Playlist Musik yang Diputar di Film Guardians of the Galaxy Vol 3, termasuk Lagu Favorit Peter Quill

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang terinspirasi dari Parindra (Partai Indonesia Raya) yang berdiri pada 1935 di Surakarta.

Parindra didirikan para tokoh Boedi Oetomo, salah satu di antaranya Margono Djojohadikusumo, yang juga menjadi pendiri BNI pada 1946 di Yogyakarta. Pada Pemilu 1955, eksponen Parindra terpecah menjadi PIR Wongsonegoro dan PIR Hazairin.

Kembali pada PSI kekinian yang menjadi sister party bagi Partai Golkar saya menjadi terbingung-bingung untuk menerjemahkannya. Perlu riset mendalam guna mendapatkan terminologi yang tepat bagi definisi sister party itu.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Saya lebih paham tentang dua kota yang menjalin kerjasama sosial ekonomi, dan budaya. Sister city bisa antara dua kota dalam satu negara (domestik), bisa dengan kota di negara sahabat.

Baca Juga: SEA Games 2023: Waduh, Kamar Atlet Putri Bulutangkis Indonesia Bocor Akibat Hujan Deras

Sedangkan sister company adalah dua perusahaan atau lebih yang berkedudukan setara secara horisontal dan dimiliki oleh pemegang saham yang sama. Sister company adalah para anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan induk (holding company) yang sama.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Tentang sister party saya jadi bingung. Jika mengikuti logika sister city tentu saja njomplang, wong Partai Golkar itu senior dan big size, sementara PSI kekinian itu partai balita berskala gurem, tapi genit. 

Jadi logika sister city tidak bisa diterapkan karena tidak apple to apple, walaupun memiliki kedudukan setara sebagai sesama partai yang eligible pada Pemilu 2024.

Jika mengikuti logika sister company lebih tidak masuk lagi, karena partai tidak boleh memiliki anak perusahaan partai yang lain. Kalau koalisi tentu Partai Golkar akan risih bila disetarakan dengan partai gurem PSI kekinian itu. Mungkin yang dimaksud sister party adalah partai satelit bagi Partai Golkar.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Baca Juga: SEA Games 2023: Peluang Lolos Malaysia Dihancurkan oleh Vietnam, Thailand Menang Besar

PSI kekinian terkenal suka genit dan lancang mencampuri dapur partai lain yang jauh lebih senior. Tanpa kulanuwun kepada yang empunya ujug-ujug mengumumkan pasangan Ganjar Pranowo -Yenny Wahid sebagai bacapres dan bacawapres yang mereka usung.

Tidak heran jika PDI Perjuangan kesal dengan ulah PSI kekinian itu. Bahkan ketika Ganjar Pranowo sudah resmi dicalonkan, PSI kekinian itu tidak juga menjalin komunikasi secara langsung dengan PDI Perjuangan, yang ada malah sowan ke Partai Golkar.

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Dari dokumen yang dapat dengan mudah didapati,  PSI merancang koalisi besar partai-partai pendukung pemerintah tanpa PDI Perjuangan. Apa tumon, kelas kuman mau menggeser banteng.

Hal ini mengingatkan kejadian menjelang penetapan cawapres pasangan Joko Widodo pada Pilpres 2019. PSI kekinian menjerumuskan Mahfud MD sebagai cawapres usungannya ke restoran Te Sate di seberang rumah makan Plataran Menteng, tempat berlangsungnya rapat penentuan cawapres.

Baca Juga: SEA Games 2023: Kalahkan Kamboja, Indonesia Hattrick Emas Bola Voli Putra

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Ketika Ma'ruf Amin diumumkan sebagai pasangan Joko Widodo, PSI kekinian jelas mempermalukan Mahfud MD. Kejadian itu dicoba diulang kembali dengan mencalonkan Ganjar Pranowo secara prematur tanpa seizin dan sepengatuan pemiliknya.

Ketika kemudian PSI kekinian dilepeh dan tidak diacuhkan oleh PDI Perjuangan, Ade Armando tak usah gusar dengan mengatai partai arogan. Wong dirinya yang arogan tidak menerapkam tatakrama atau fatsoen politik.

Saya berharap PSI kekinian berhenti bermain politik infantile  sok genit selayaknya balita.  Dan benar little sister akan berhenti menangis bila diberi gula-gula. Akan lebih baik bagi PSI kekinian melakukan konsolidasi internal supaya lolos threshold Pemilu 2024, ketimbang sok-sokan mengampuni urusan dapur partai liyan.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Sebagai senior citizen saya menambahkan kata kekinian bagi PSI untuk membedakan dengan almarhum PSI.

Rachmad Bahari

Soloensis ***

Berita Terkait