DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Iyyas Subiakto: Koalisi, Koar Koar Tanpa Isi

image
Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto usai pertemuan bahas koalisi inti.

ORBITINDONESIA.COM - Belum lama ini headline Jawa Pos, Golkar dan PKB membentuk koalisi inti. Yang dibahas bahwa Golkar akan membentuk koalisi besar (Golkar - KIB). Dan PKB akan membuat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Rakyat ini selalu disuguhi simbol-simbol kosong. Koalisi apa saja yang disebut, pertama ya isinya partai dan orang-orang yang sama. Kedua, apa manfaatnya kepada rakyat, tidak jelas.

Jadi pas saja kalau kita sebut koalisi itu "Koar-Koar Tanpa Isi," alias mbisingi.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Simak Tema, Jadwal, Link Download Logo, dan Sejarah Hari Keluarga Internasional yang Harus Anda Ketahui

Pada kabinet Jokowi yang sekarang, ada koalisi di dalam. Koalisi senyap tapi bekerja, yaitu: Sri Mulyani, Retno Marsudi, Basuki, Budi Karya Sumadi, dan Gunadi.

Harus diakui bahwa dari 34 menteri yang ada di kabinet, kan tidak semuanya bisa kerja karena sebagian adalah menteri balas jasa. Tapi ya itulah risiko politik.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Buat kita, rakyat yang selalu jadi korban sirkus politik ini, yang penting fokus mana partai yang membawa manfaat. Artinya, ada partai yang punya integritas, bisa saja partai baru seperti PSI. Walau tak menjamin 100 persen akan baik.

Kalau partai tua kan isinya muter. Tampang muter, bacot muter, jabatan muter, otaknya tak muter, sekali muter tiba-tiba di OTT (operasi tangkap tangan KPK). Terus yang terakhir, ada oknum PPP yang muter dari penjara nongol ikut ke istana. Ini bagaimana ceritanya.

Baca Juga: Bahasa Tubuh untuk Mengobati Dirinya Sendiri, Anda Harus Tahu

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Rakyat dipaksa menerima manusia bermoral serigala. Mereka tertawa, kita yang gila.

Jadi buat kita tak mengurus koalisi, mau apa judulnya biarkan saja. Toh tak ada manfaatnya yang langsung dirasakan buat kita. Ujung-ujungnya hanya bargaining cawapres. Mau mengusung capres, ya tak ada sosok yang fresh. Tak laku dijual.

Yang sudah ready jelas Ganjar Pranowo, tinggal menunggu cawapres. Prabowo Subianto tinggal menunggu cawapres atau malah jadi cawapres Ganjar.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Yang lain Airlangga, Cak Imin, Anies, ini gradenya tak masuk untuk level presiden. Kalau memaksa, ya buat pelengkap peserta saja.

Baca Juga: Siang Ini, Sebuah Mobil Ringsek Tertimpa Pohon di Gumitir, Satu Orang Asal Jember Dilaporkan Meninggal

Hanya saja, memang biaya cetak kertas suara jadi nambah. Karena harus nambah warna dan raut wajah peserta.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Biarkan mereka sibuk berkoalisi, yang penting rakyat konsolidasi.

Fokus Ganjar, Indonesia cetar! Ini bukan soal koalisi, tapi penerus Jokowi yang diterima rakyat Indonesia dengan rating tinggi.

(Oleh: Iyyas Subiakto)

Berita Terkait