DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pengamat Politik Panji Suminar: Nasaruddin Umar Pilihan Cerdas PDIP untuk Dipasangkan dengan Ganjar Pranowo

image
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

ORBITINDONESIA.COM – Pengamat politik Universitas Bengkulu Dr. Panji Suminar menyebutkan, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar bisa menjadi pilihan cerdas PDI Perjuangan (PDIP) untuk dipasangkan dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Alasanya, kata Panji Suminar di Bengkulu, Rabu 17 Mei 2023, Nasaruddin Umar bisa menutupi kekurangan Ganjar dari sisi karakter religius. Juga menutup blunder Ganjar waktu bincang-bincang di Podcast Deddy Corbuzier, yang pernyataannya negatif dilihat dari kaca mata religius.

Baca Juga: Pasca Lebaran 2024, Sejumlah Agen AMDK di Jakarta dan Depok Kehabisan Stok

Keuntungan lainnya, kata Panji, Nasaruddin memiliki daya tarik cukup besar untuk ceruk pemilih Islam moderat, khususnya dari Nahdlatul Ulama kultural.

Baca Juga: Ada di Manado, Ganjar Pranowo: Bu Mega Berpesan agar Mampir ke PPP

"NU memang sudah menyatakan tidak terlibat dalam ranah politik praktis, dan KH Nasaruddin Umar bukan perwakilan NU secara lembaga. Tapi dia sosok ulama NU, yang tentu menarik bagi pemilih warga NU atau NU kultural," tutur Panji Suminar.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Bagus M. Adam: Buku Digital Bukan Pengganti Buku Cetak, Tetapi Keduanya Saling Melengkapi

Panji Suminar menambahkan, PDIP juga memiliki keuntungan dalam membangun koalisi dengan partai politik lain.

Sama dengan Pemilu 2019 yang memasangkan Jokowi-Ma'ruf Amin, menurut Panji tentu memasangkan Ganjar-Nasaruddin dapat meminimalkan perlakuan berbeda kepada parpol koalisi.

Kalau PDIP memilih calon wakil presiden yang disodorkan oleh salah satu partai politik, menurutnya, partai politik lainnya yang ikut berkoalisi dengan PDIP akan merasa dinomorduakan atau dinomortigakan.

Baca Juga: 14 Klub Sepak Bola Papan Atas di Asia Tenggara Siap Bertanding di Kualifikasi ASEAN Club Championship Juli

"Dengan 'golden ticket' PDIP tidak perlu berkoalisi untuk mengusung pasangan capres, hal itu lebih leluasa lagi bagi PDIP memilih cawapres, partai lain pun menjadi pengikut, tidak punya posisi tawar memaksakan calon mereka," ujar Panji.

PDIP mendapat dukungan dari warga Nahdlatul Ulama dengan mengusung Nasaruddin Umar sebagai cawapres dan juga tetap mendapat dukungan penuh dari parpol lain yang ingin berkoalisi dengan PDIP.

PDIP menjadi aman dari penolakan dan perbedaan pendapat ataupun kepentingan parpol lain dalam pencapresan.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Anthony Leong: Ahok Punya Energi dan Modal Sosial Besar untuk Bertarung

"Dan yang terpenting adalah Nasaruddin Umar tidak menjadi batu sandungan PDIP pada Pemilu 2029. Sama dengan posisi Wapres Ma'ruf Amin sekarang, tidak mencalonkan diri lagi. Berbeda kalau mengusung politikus lain atau sosok berkarakter seperti Mahfud MD, tentu akan menjadi batu sandungan untuk Puan atau Ganjar di 2029,” ujarnya. ***

Berita Terkait