DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

BMKG Imbau Warga Bali Tetap Waspada, Diprediksi Ada Fenomena La Nina

image
La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino.

ORBITINDONESIA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina di Bali.

La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

Baca Juga: Liga Inggris: Sheffield United Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Baca Juga: Ikan Cupang Ternyata Pernah Jadi Suvenir di Pernikahan, Ini Jenisnya

La Nina masih akan terus berlangsung. Bahkan fenomena ini diprediksi akan berlangsung hingga Februari 2023.

Baca Juga: Liga 1: Persib Bandung Pastikan Masuk ke Championship Series

"BMKG memperkirakan La Nina masih akan berlangsung hingga Desember sampai Februari 2023," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya dalam diskusi di Kota Denpasar

Meski telah memprediksi fenomena La Nina akan berlangsung hingga awal 2023, Wiryajaya menegaskan pihaknya masih terus memantau perkembangan selanjutnya. Pemantauan terus dilakukan karena dinamika atmosfer yang sangat dinamis.

Baca Juga: Pasca Kebakaran, Begini Aktifitas di Masjid Jakarta Islamic Centre

Baca Juga: Megawati Sampaikan Surat Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan ke Mahkamah Konstitusi: Semoga MK Bukan Ketok Palu Godam

"Nanti kami lihat perkembangannya apakah akan seperti apa, kita lihat. Dinamika atmosfer sangat dinamis perkembangannya, tapi kami akan pantau terus sebagai bahan membuat prakiraan ke depannya," katanya.

Wiryajaya mengungkapkan fenomena tersebut bukan hanya diprediksi terjadi di Indonesia. Beberapa negara lain juga memprediksi hal yang sama, termasuk Japan Meteorological Agency (JMA).

"Semuanya menyebutkan ada potensi La Nina untuk tahun ini, bahkan mereka menyebut itu sampai Februari 2023 masih berpengaruh fenomena La Nina tersebut walaupun dalam kategori lemah," kata Wiryajaya.

Berita Terkait