DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Geledah Dinas PUPR Papua, KPK Sita Barang Bukti Berkait Perkara Lukas Enembe

image
Lukas Enembe diborgol.

 

ORBITINDONESIA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita barang bukti yang diduga berkait dugaan suap dan gratifikasi Lukas Enembe (LE) dari penggeledahan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Papua.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Resmi, Rizky Pellu CLBK dengan PSM Makassar

Demikian diungkap Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Jakarta, Rabu 8 Februari 2023.

Menurut Ali Fikri, selain menggeledah kantor PUP Papua, penyidik KPK juga menggeledah beberapa rumah pejabat daerah di Papua.

Baca Juga: KPK Cegah Istri Lukas Enembe ke Luar Negeri

Baca Juga: Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik

"Pada lokasi dimaksud, ditemukan dan diamankan bukti antara lain berbagai dokumen proyek termasuk alat elektronik berupa perangkat CCTV yang diduga memiliki kaitan dengan perbuatan tersangka LE," kata Ali Fikri.

Ali menerangkan penggeledahan tersebut dilaksanakan KPK Selasa dan barang bukti tersebut akan langsung diperiksa oleh penyidik.

"Analisis dan penyitaan segera dilaksanakan untuk melengkapi berkas perkara penyidikan," ujarnya.

Baca Juga: Kemenkumham DKI Gelar Diseminasi Penjaringan Calon Pemberi Bantuan Hukum, Ibnu Chuldun: Semangat Mengabdi

Penyidik KPK telah menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Provinsi Papua.

Baca Juga: Lukas Enembe Ditangkap KPK, Muhammad Ridwan Rumasukun Jadi Pelaksana Harian Gubernur Papua

Selain Lukas Enembe, KPK menetapkan Direktur PT Tabi Bangun Papua (TBP) Rijatono Lakka (RL) sebagai tersangka.

Baca Juga: Piala AFF U19: Kalahkan Filipina 5-1, Peluang Indonesia ke Semifinal Tetap Terbuka

Tersangka Rijatono Lakka diduga menyerahkan uang kepada Lukas Enembe sekitar Rp1 miliar setelah terpilih mengerjakan tiga proyek infrastruktur di Pemprov Papua, yakni proyek multiyears atau tahun jamak peningkatan Jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14,8 miliar, proyek tahun jamak rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi dengan nilai proyek Rp13,3 miliar, serta proyek tahun jamak penataan lingkungan venue menembak outdoor AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar.

KPK menduga Lukas Enembe telah menerima pemberian lain sebagai gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya di mana berdasarkan bukti permulaan sejauh ini berjumlah sekitar Rp10 miliar.

KPK telah memperpanjang penahanan Lukas Enembe selama 40 hari ke depan demi kepentingan penyidikan kasus dugaan suap dan gratifikasi proyek infrastruktur Papua.

Baca Juga: Piala Dunia U20: Uruguay dan Korea Selatan Amankan Tiket Semifinal

Baca Juga: Wow! KPK Temukan Emas Batangan dan Uang Tunai dari Rumah dan Apartemen Lukas Enembe di Jakarta

Perpanjangan masa penahanan untuk 40 hari ke depan, terhitung mulai 2 Februari 2023 sampai dengan 13 Maret 2023, penahanan akan dilakukan di Rutan KPK.

Penyidik mengungkapkan perpanjangan penahanan terhadap Lukas Enembe itu dilakukan demi kepentingan pengumpulan alat bukti untuk semakin memperkuat dugaan perbuatan tersangka Lukas Enembe. ***

Berita Terkait