DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Profil PSHT yang Bentrok di Malang, Sejarah Didirikan sampai Falsafah Khas Jawa

image
Mengenal PSHT, sejarah dan falsafah Jawa.

ORBITINDONESIA - Pada Minggu, 7 Agustus 2022 viral video yang memperlihatkan bentrok antara organisasi yang diduga PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) dengan warga Malang.

Lokasi bentrokan di Jalan Sudanco Supriadi Kecamatan Sukun itu menarik perhatian pengurus organisasi PSHT.

Hendro Haryoko sebagai anggota dewan cabang PSHT Kota Malang mengeluarkan pernyataan dan imbauan setelah viralnya video bentrokan.

“Atas nama segenap pengurus cabangPSHT Malang Kota, mengimbau kepada adik-adik semua untuk tidak melakukan konvoi di setiap kegiatan peringatan satu abad PSHT dan pengesahan warga baru PSHT Tahun 2022. Marilah kita menaati dan mengikuti imbauan Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Kangmas R. Moerdjoko HW agar turut menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas di daerah masing-masing,” sebutnya dalam video.

Baca Juga: Komnas HAM Ingin Irjen Ferdy Sambo Diperiksa di Kantor Komnas HAM, Ketua: Kami sedang Negosiasi

PSHT sendiri didirikan 1992 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo dan berganti nama pada saat kongres pertamanya menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT di Madiun pada tahun 1948.

PSHT diyakini memiliki anggota sekitar 7 juta orang di 236 kabupaten di Indonesia, bahkan mereka juga memiliki cabang di luar negeri seperti Hongkong, Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke Prancis.

PSHT juga sempat beberapa kali berganti ketua dari masa ke masa, setelah Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggal posisi ketua diisi oleh Soetomo Mangkoedjojo.

Baca Juga: Kamis Nanti, Komnas HAM Periksa Irjen Ferdy Sambo

Pada tahun 1960-an ketua dijabat oleh Mas Irsjad, namun jabatan ketua kembali dipindahtangankan pada Mas Santoso Kartoatmodjo.

Di tahun 1965 ketua kembali diduduki oleh Soetomo Mangkoedjojo sampai tahun 1974, di periode kedua ini PSHT mulai menjalankan cabangnya di beberapa kota seperti Magetan, Mojokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Solo.

PSHT juga memiliki falsafah khas Jawa yang diajarkan secara turun temurun pada murid-muridnya, seperti:

Baca Juga: Simak Jadwal Kepulangan Jemaah Haji Indonesia 9 Agustus 2022, Ada 7 Kloter yang Pulang

1. Sepira Gedhening Sengsara Yen Tinampa Amung Dadi Coba, yang berarti "seberapa pun besarnya kesengsaraan jika mampu menerimanya hanya akan jadi cobaan semata".

2. Ala Tanpa Rupa Yen Tumandhang Amung Sedhela, yang berarti "setiap rasa kesusahan, keburukan, serta masalah-masalah apabila dijalani dengan berlapang dada maka kemudian terasa sebentar saja".

3. Tega Larane, Ora Tego Patine, yang secara harfiah berarti "tega melihat sakitnya, tidak tega melihat matinya". Yang mana maksudnya adalah warga PSHT berani menyakiti seseorang dalam rangka memperbaiki bukan merusak (membunuh).

Baca Juga: Viral Video Turis di Bali Beri 5 Juta kepada Seorang Ibu Berawal dari Beri Pertolongan

4. Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti, yang berarti "segala kesempurnaan hidup dapat diluluhkan dengan budi pekerti luhur".

5. Satria Ingkang Pilih Tanding, yang secara harfiah berarti "seorang kesatria mampu memilih lawan".

Maksudnya seseorang berjiwa kesatria hanya mau melawan orang yang mampu menghadapinya, bukan orang yang lemah daripadanya".***

Berita Terkait