DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

5 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Menyambut Isra Miraj 2023, Makan Bersama hingga Kirab Budaya

image
5 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Menyambut Isra Miraj, Makan Bersama hingga Kirab Budaya

ORBITINDONESIA- Indonesia memang kaya dengan tradisi dan budaya.Terbukti, dari salah satu momentum perayaan Isra Miraj 2023, di Indonesia terdapat berbagai tradisi unik masyarakat ketika menyambut Isra Miraj 2023.

Perayaan Isra Miraj di Indonesia, diwarnai dengan kemeriahan acara selamatan, pengajian, hingga tradisi makan bersama.

Tidak hanya itu, perayaan Isra Miraj juga digelar sesuai kearifan lokal, salah satunya menggelar kirab budaya.

Baca Juga: Kemenhub: Bus Pariwisata Pembawa Siswa SMK yang Kecelakaan di Ciater Subang Tercatat Tak Miliki Izin Angkutan

Baca Juga: Mengenal Tradisi Bajamba, Kuliner yang Dibalut Kain Bersulam Benang Emas Ketika Perayaan Isra Miraj

Berikut 5 tradisi unik masyarakat Indonesia saat perayaan Isra Miraj.


1. Tradisi Nganggung, Bangka Belitung

Baca Juga: Kapolda Jawa Barat: Korban Meninggal Dalam Kecelakaan Bus Pariwisata di Ciater Subang Berjumlah 11 Orang

Di Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung punya tradisi untuk menyambut hari Isra Miraj. Nama tradisi itu adalah Tradisi Nanggung.

Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ikut Bangga Ketika Banyak Orang India Datang ke Bali untuk Menikah!

Baca Juga: Bus Rombongan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan di Ciater, Subang, 9 Tewas Puluhan Luka-luka

Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.

Tradisi nganggung pada Isra Miraj biasanya tak hanya dilaksanakan warga Kampung Bukit, tetapi juga warga desa lain di Bangka Selatan.

2. Tradisi Rejeban Peksi Buraq Yogyakarta

Baca Juga: Pilkada Depok 2024: Sudah Resmi, Supian Suri Jadi Calon Wali Kota yang Diusung PDI Perjuangan


Yogyakarta juga punya tradisi Jawa yang telah ratusan tahun dilakukan di Kraton Yogyakarta. Nama tradisi tersebut adalah Rejeban Peksi Buraq.

Baca Juga: Jaring Potensi Atlet Karate, TNI AL Gelar Turnamen Karate se Sumatra Tahun 2023

Dua Burung Buraq sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.

Baca Juga: Pilkada Jawa Tengah: Partai Golkar Godok Raffi Ahmad, Pengamat Teguh Yuwono Bilang Menarik

Burung Buraq itu bertengger di atas susunan gunungan buah yang terdiri dari beberapa macam buah seperti manggis, rambutan dan juga tebu.

Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jamaah masjid usai pengajian.

Baca Juga: Inilah Arti Lampung Kuning yang Dinyalakan Sopir Truk Ketika akan Disalip Kendaraan di Belakangnya

Baca Juga: Kabar Duka, Jaksa Agung Muda Pidana Umum Fadil Zumhana Meninggal


3. Tradisi Nyadran Desa, Siwarak Semarang


Dari gambar di atas, terlihat ratusan warga di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati yaitu di RW 2 Kampung Siwarak mengikuti tradisi Nyadran Desa atau Haul Umum untuk memperingati Isra Mi’raj.

Dalam Nyadaran itu juga diadakan kirab budaya seperti mengarak replika hewan badak Siwarak, gunungan berisi buah dan sayuran dari hasil bumi pertanian penduduk, alat musik lesung, permainan tradisional thek thek dan pawai drumband serta kelompok tani.

Baca Juga: Pilkada Kota Semarang: Hevearita Gunaryanti Rahayu Diperintah Megawati Maju Bertarung

Sepanjang rute pawai, berbagai atraksi peserta tersebut menjadi tontonan warga yang sudah menunggu di depan rumahnya masing-masing.

Musik drumband dan alunan lagu dari grup kempling dengan memukul rebana seakan memecah keheningan pagi di desa tersebut.

Setelah kirab, peserta menampilkan keterampilan seperti pencak silat dan tarian di tengah lingkaran. Kemudian peserta membawakan cerita awal mula daerah itu diberinama kampung Siwarak.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Didik J Rachbini: Gagasan Pasangkan Anies Baswedan dan Ahok adalah Eksperimen Berani

 

4. Perayaan Isra Miraj di Karo, Sumatera Utara


Di Karo masyarakat merayakan Isra’ Mi’raj dengan cara mempraktikkan sebuah tradisi yang disebut Kerja Tahun. Ini adalah semacam pesta panen yang dilakukan orang desa sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan. Kerja Tahun ini beda-beda waktu penyelenggaraannya, tergantung dari tiap desa. Sebagian desa merayakannya menjelang Isra Miraj.

Baca Juga: Pilkada Depok: PKS dan Golkar Sepakat Gotong Royong Usung Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq

Itu semua tadi adalah tradisi peringatan isra’ mi’raj yang ada di Indonesia. Bagaimana dengan yang di luar sana? Alangkah baiknya kita simak pembahasan tradisi perayaan isra’ mi’raj di luar negeri di bawah ini.


5. Tradisi Rajaban, Cirebon

Cirebon yang menjadi salah satu tempat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa sarat akan tradisi.

Baca Juga: InJourney Airports Siapkan 13 Bandara untuk Embarkasi dan Debarkasi Layani Angkutan Haji 2024

Masyarakat Cirebon punya tradisi Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah, yaitu Rajaban.

Biasanya masyarakat Cirebon berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat dua makam penyebar ajaran agama Islam yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.

Selain itu, tradisi Rajaban juga biasa digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon. Keraton Kasepuhan biasanya menggelar pengajian untuk umum dan melakukan tradisi membagikan nasi bogana kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Magersari.

Baca Juga: Bagus Ahmad Rizaldi: Klub Presiden untuk Wujudkan Angan Seabad Negeri, Belajar dari Tradisi Politik di AS

Nasi bogana itu terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.***

Berita Terkait