DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hartamu dan Jabatanmu Bukan Bukti Allah Mencintaimu

image
(Ilustrasi Harta) Bolehkah Pembagian Harta Warisan Ditunda-tunda? Ini Penjelasan Buya Yahya

ORBITINDONESIA - Kadang-kadang orang menganggap bahwa harta dan jabatan adalah bukti cinta Allah kepada seorang hamba.

Bila ia kaya, bila jabatannya tinggi maka itu semua adalah tanda cinta Allah kepadanya.

Padalah Allah menyebutkan dalam firman-Nya,
????????????? ???????? ??????????? ???? ???? ????? ????????? – ????????? ?????? ??? ???????????? ? ???? ??? ???????????

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (Qs. Al Mu’minun: 55)

Baca Juga: Enam Tahun Pacaran, Park Sung Hoon dan Ryu Hyun Kyung Dikabarkan Putus

Tidak! Tolok ukur kecintaan Allah bukanlah harta, Allah pun memberikan harta yang berlimpah kepada Qarun. Padahal Allah tidak mencintai Qarun.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Allah berikan kekuasaan pada Fir’aun, namun Allah tidak mencintai Fir’aun.

Lalu bagaimana menganalisis apakah Allah mencintai kita?

Bukti Allah mencintai kita adalah ketika harta yang kita miliki semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Baca Juga: S. Indro Tjahyono: Jangan Ulangi Tragedi Memalukan 2014 dan 2019

Bukti cinta Allah adalah ketika jabatan yang kita miliki mampu menjadi jembatan untuk meraih kerelaan-Nya.

Segala sesuatu yang kita miliki bila tidak menjadikan kita lebih dekat kepada Allah dan tidak menjadi bekal kita untuk menghadap kepada-Nya, maka semua itu bukanlah bukti kecintaan Allah kepada kita.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Bahkan itu adalah cobaan besar bagi diri kita. Kenikmatan dan cinta Allah adalah ketika kita diberi hidayah, petunjuk dan taufik untuk senang beribadah dan suka berbuat baik.

Siapa yang berkata, “jika aku kaya maka aku akan mulia dan jika aku miskin maka aku hina.” Anggapan ini telah dijawab oleh Allah dalam Surat Hujurat, bahwa kemuliaan dan kehinaan tidak ada sangkut pautnya dengan harta kita.

Baca Juga: Profil dan Biodata Ratu Felisha, Pemain Pengabdi Setan 2 Communion, Lengkap dengan Nama Instagram dan Twitter

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Kemuliaanmu adalah ketika engkau mendekat kepada Dzat yang paling mulia.

Kemuliaanmu adalah ketika engkau berlomba dalam kebaikan untuk menjadi yang paling dicintai-Nya.

Dan selain itu adalah kehinaan demi kehinaan yang akan berakhir dengan siksa.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Karena itu seringkali Allah sebut siksaan itu dengan sebutan “siksaan yang menghinakan.” ???????? ???????? “Azab yang menghinakan.” (Qs. An'-Nisa’: 37). ***

 

Berita Terkait