DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hampir Separuh Perempuan Lajang di Jepang Tidak Ingin Punya Anak, Inilah 3 Alasannya, Bikin Pemerintah Pusing

image
Hampir Separuh Perempuan Lajang di Jepang Tidak Ingin Punya Anak, Inilah 3 Alasannya, Bikin Pemerintah Pusing

ORBITINDONESIA.COM- Separuh dari jumlah pria dan perempuan lajang berusia di bawah 30 tahun di Jepang tidak ingin punya anak.

Dari 400 responden di Jepang yang berusia 18-29 tahun, 49,4 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka tidak ingin punya anak.

Kondisi banyak perempuan dan pria lajang di Jepang yang tidak ingin punya anak tersebut membuat pemerintah pusing.

Baca Juga: Buat yang Ingin Pulang Kampung, PT INKA Beri Program Mudik Gratis ke Kawasan Tapalkuda, Syaratnya Sangat Mudah

Fakta tersebut ditemukan dari hasil survei yang dilakukan baru-baru ini oleh perusahaan farmasi Rohto Pharmaceutical Co.

Persentase tersebut tertinggi dari tiga survei tahunan yang telah dilakukan oleh Rohto.

Berdasarkan gender, ditemukan bahwa 53,0 persen pria dan 45,6 persen perempuan tidak tertarik untuk menjadi orang tua.

Baca Juga: 10 Quotes Bijak Terbaik Penuh Doa untuk Memperingati Nuzulul Quran Ramadhan 2023 yang Bisa DIjadikan Status

Alasan utamanya, tingginya biaya dan khawatir dengan masa depan Jepang, kata perusahaan yang berbasis di Osaka itu pada akhir Maret.

Hasil survei daring yang dilakukan pada Januari itu muncul setelah data pemerintah menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir di Jepang turun pada tahun lalu menjadi di bawah 800.000 kelahiran.

Angka tersebut merupakan yang terendah sejak pencatatan kelahiran bayi dimulai pada 1899.

Baca Juga: Bupati Meranti Muhammad Adil Korupsi Puluhan Miliar Rupiah, KPK: Hasilnya untuk Pilkada hingga Suap BPK

Jepang memiliki populasi usia tua yang bertambah dengan cepat.

Untuk meningkatkan angka kelahiran, pemerintah pada April telah meluncurkan Badan Anak dan Keluarga untuk mengawasi kebijakan anak, termasuk pelecehan anak dan kemiskinan.

Survei perusahaan itu pada 2022 menemukan bahwa 48,1 persen pria dan perempuan menikah, yang ingin memiliki anak, bekerja sama untuk kesuburan pasangan mereka.

Baca Juga: MU Sukses Pecundangi Everton di Old Trafford, Anthony Martial Pecah Telur

Survei tersebut melibatkan 800 pasangan menikah yang berusia 25--44 tahun.

Angka tersebut turun signifikan dari 60,3 persen dalam survei pada 2020.

Seorang pejabat Rohto berspekulasi bahwa orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu dengan pasangan mereka karena kehidupan berangsur normal setelah pandemi virus corona.

Para responden dalam survei itu mengaku enggan memiliki anak karena masalah ekonomi, beban melahirkan, dan tugas mengasuh anak.***

Dapatkan informasi lainnya dari kami di Google News.

 

Berita Terkait